Tes Penerimaan Mahasantari Baru

30 2 0
                                    

Assalamualaikum

.
.
.

Happy Reading

Hari ini adalah hari yang paling menenegangkan bagi Aiza, pagi ini dia sudah berada di pesantren Arafah. Pesantren tempat Dian belajar. Pesantren Arafah, menyediakan dari jenjang SMP/MTS hingga jenjang Perkuliahan. Dian sendiri merupakan siswa SMA/MA di Pesantren Arafah ini.

Mobil Om Guntur parkir tepat di area parkir mobil yang sangat luas, banyak orangtua yang juga mengantar anak nya untuk tes Penerimaan Mahasantari baru hari ini.

"Om tunggu sampai kamu selesai ya, nanti samperin Om di kantin aja," ucap Om Guntur seraya menutup pintu mobil.

"Oke Om, oh iya ini Aiza titip tas di mobil Om aman kan, Om?" tanya Aiza ikut menutup pintu mobil.

"Nggak mau di bawa aja tas nya?"

"Nggak, Om. Aiza bawa berkas-berkas nya aja?" jawab Aiza yang sudah memeluk berkas berkas itu di dadanya.

Om Guntur mengangguk. "Kamu semangat ya, tes nya. Fokus usahakan lolos. Harapan Ayahmu ada di sini."

Aiza tersenyum. "Bismillah, Om. Doain Aiza ya, Om."

🌼🌼🌼

Di ruang tunggu, kini Aiza tengah memperhatikan sekeliling nya. Dari luar ruangan banyak orangtua yang tengah mengintip dari jendela melihat anak nya yang juga sedang menunggu. Banyak orang yang sebaya dengan nya tengah melafalkan kalimat-kalimat yang Aiza sendiri tidak paham mereka melafalkan kalimat apa?

Berkas yang tadi ia peluk sudah di cek oleh panitia dan kini kembali ia peluk. Rasa tegang itu semakin memuncak saat beberapa anak sudah di panggil masuk untuk di tes.

"Hai, kenalin nama gua Raisa." Tiba-Tiba orang yang berada di samping kiri Aiza bersuara ia mengulurkan tangannya.

Aiza menoleh membalas uluran tangan itu. "Aiza.

"Lo gua perhatiin dari tadi, celingak celinguk mulu, nyari siapa sih?" tanya Raisa SKSD (sok kenal sok dekat)

Aiza tertawa sebentar. "Nyari cogan," Celetuk Aiza asal.

"Ebuseett, lo belum resmi jadi Santri di sini aja udah ngincer Gus Ziyad," ucap Raisa energik.

"Gus Ziyad?" Tiba-Tiba Aiza baru tersadar akan satu hal.

"Iya, anak nya Kiai di Pesantren ini."

"Oh, Gue tau."Aiza menjawab dengan santainya sedangkan Raisa membulatkan matanya terkejut.

"Lo kenal? Ih ko bisa? Udah berapa lama kenal nya? Deket sama lo? Udah ngobrol apa aja? Punya No Wa nya nggak?" tanya Raisa beruntut.

"Udah pernah ngasih obat pas dia luka." Mata Raisa semakin membulat, mulut nya menganga lebar.

"Ih cerita dong sama gua gimana awal bisa ken-"

"Aiza!"panggil salah satu panitia.

"Ya, Saya," sahut Aiza mengangkat tangannya.

Panitia itu menghampiri Aiza. "Wali kamu menuggu di luar, ada yang ingin di bicarakan katanya," ucap panitia itu.

"Oh ini saya boleh keluar?" mendadak otak nya lemot.

"Iya, boleh tapi berkas nya di taruh di bangku ya, saya kasih waktu 5 menit, karena sebentar lagi akan ada pergantian untuk masuk ke ruangan tes."

🌼🌼🌼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

17:32 | Hidayah AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang