Yichan tiba di sekolah yang ditempati oleh YiHeon, bisa ia ketahui bahwa para murid mulai menatapnya dengan pandangan jijik dan takut.
"Setelah satu Minggu tidak ke sekolah berani sekali sampah itu datang sekarang." Hardik seorang murid perempuan yang saat ini tengah menatap penuh kebencian kepadanya.
"Kenapa tidak mati saja sialan." Lanjut oleh seorang murid laki-laki yang bersama murid perempuan tadi.
Untuk saat ini Yichan akan mengabaikannya dahulu dan mencari tahu lebih banyak sebelum menghancurkan mereka semua.
Yichan terus berjalan dan akhirnya sampai di depan pintu kelasnya, sebelum masuk ia sempat memperhatikan bahwa di atas pintu ada sebuah ember kecil yang sengaja ditaruh dimana saat pintu terbuka ember tersebut akan jatuh dan air di dalamnya akan mengotorinya.
Ia juga bisa melihat beberapa murid laki-laki yang mulai merekam dengan ponsel mereka sambil tertawa.
"Apakah mereka?" Guman Yichan sambil menatap mereka semua diam-diam dari jendela kelas.
"Kau tidak akan masuk?" Tanya seseorang di belakangnya.
Yichan menoleh ke belakang, disana terlihat seorang siswa laki-laki yang menatapnya dengan cara yang berbeda dari anak-anak lain, buka tatapan benci tapi bukan tatapan suka hanya biasa-biasa saja.
"Ah tidak aku akan ke toilet dulu." Jawab Yichan lalu berjalan pergi dengan asal yang membuat murid laki-laki disana memiringkan kepalanya dan menatap Yichan dengan bingung.
"Itu bukan arah ke toilet." Gumannya sambil menatap Yichan yang mulai menghilang.
Murid laki-laki tersebut membuka pintu kelas tanpa tahu apa yang akan terjadi karena nya dan ember berisi air tersebut mengguyur murid laki-laki tadi yang kini tengah menutup matanya karena dingin.
Semua siswa sangat terkejut akan hal tersebut karena seharusnya YiHeon lah yang masuk bukan dia.
"Yak, Choi Sekyung sedang apa kau disana?" Teriak seorang murid laki-laki yang sedikit gemuk yang antara marah dan takut.
Choi Sekyung murid laki-laki tadi yang bersama Yichan kini menatap semua murid yang ada di kelasnya.
"Katakan kepada Guru bahwa aku sakit perut dan sedang ke toilet lalu bersihkan semua ini." Perintah Sekyung kepada mereka semua lalu pergi untuk berganti pakaian.
Setelah kepergian Sekyung, beberapa murid mulai membersihkan aing di lantai dan mengepel lantai di bagian luar.
"Bukannya kau bilang yang disana adalah si penguntit." Ucap seorang murid laki-laki dengan rambut berwarna dengan kesal kepada temannya yang agak gemuk.
"Maaf Jaemin tapi tadi aku benar-benar melihat si penguntit." Bela murid tersebut.
"Sialan!" Teriak Jaemin sambil menendang kursi di dekatnya dan keluar dari kelas diikuti antek-antek nya.
Yichan disisi lain tengah tersesat karena tidak tahu tentang tata letak ruangan di sekolah tersebut dan berakhir sampai di UKS.
Disana kosong tidak ada siapa pun dan Yichan memutuskan untuk duduk sebentar di salah satu tempat tidur di sana.
Yichan menyentuh rambut panjangnya yang kini ia terlihat sama persis seperti YiHeon, dengan pakaian yang begitu rapih dan tas hitam yang berisi buku-buku pelajaran.
Berbeda dengan dirinya di Amerika, disana ia berpakaian bebas dan tidak rapih, ia tidak membawa buku ke sekolah nya karena menyimpannya di loker.
Ia juga tidak terlalu suka belajar karena lebih menyukai bidang olahraga daripada harus pusing memikirkan berbagai angka yang ada di buku dan itulah yang menjadi salah satu hal yang membedakan dirinya dan YiHeon.
YiHeon itu tidak suka berolahraga dan lebih suka bersama buku-buku, memecahkan sebuah masalah dan semu hal yang tidak berhubungan dengan olahraga adalah hal yang disukai oleh YiHeon.
Oleh karena itu, menjadi YiHeon akan sangat susah karena itu berarti ia harus mempertahankan nilai YiHeon di sekolah di samping ia harus membalas mereka semua yang telah menyakiti YiHeon.
"Haruskah aku mencontek saja?" Tanya Yichan kepada dirinya sendiri.
Saat sedang melamun ia dikejutkan oleh suara pintu yang terbuka dan disana terlihat murid laki-laki yang bersamanya tadi yang tak lain adalah Sekyung datang dengan pakaian basah dan sebuah seragam baru ada di tangannya.
Sekyung berjalan mendekati Yichan yang tengah menatap Sekyung dengan kebingungan.
Sekyung menatapnya dengan begitu serius, ia menatap matanya yang sedikit tertutup oleh rambutnya dan mendekatkan wajahnya, begitu dekat hingga Yichan harus menahan nafasnya.
Yichan dengan gugup menatap Sekyung yang sepertinya tidak gugup sama sekali, dengan sedikit kuat ia mendorong Sekyung menjauh darinya dan Yichan pun berdiri dari duduknya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Yichan sambil menatap aneh Sekyung yang kini tengah menautkan kedua alisnya menatap Yichan.
"Kau Song Yiheon kan?" Tanya Sekyung yang membuat Yichan cukup terkejut tetapi sebisa mungkin untuk tetap terlihat normal.
"A-apa maksud mu tentu saja aku Song Yiheon." Jawab Yichan dengan sedikit tergagap berusaha berakting sebagai siswa yang penakut karena menjadi korban bully, begitulah yang ia lihat di film.
Bisa Yichan lihat bahwa Sekyung sepertinya tidak mempercayainya tetapi ia abaikan dan tetap pada aktingnya.
"Pakaian mu basah jadi aku akan keluar dan kau bisa berganti pakaian disini." Ucap Yichan lalu pergi meninggalkan Sekyung disana sendirian.
"Benarkah dia Song YiHeon?" Tanya Sekyung kepada dirinya sendiri saat melihat kepergian YiHeon.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan follow yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge [High School Return Of A Gangster]
Fiksi PenggemarYichan, kembali ke Korea Selatan setelah dua tahun tinggal di Amerika. Kembalinya Yichan dipicu oleh kabar yang menggemparkan bahwa saudara kembarnya, YiHeon, mengalami kecelakaan dan kini terbaring koma di rumah sakit. Dengan tekad yang bulat, Yic...