Sudah beberapa minggu terakhir ini Sekyung tidak bisa tidur nyenyak dan semua ini karena rasa bersalahnya kepada Song Yiheon, teman sekelasnya yang selalu dirudung dan disebut penguntit karena sudah beberapa kali terciduk tengah memperhatikannya.
Beberapa minggu yang lalu Yiheon datang menemuinya dan meminta bantuannya tetapi Sekyung yang tidak ingin terkena masalah malah mengabaikan Yiheon dan meninggalkannya sendirian di malam hari di depan rumahnya.
"Sekyung, kumohon hanya kau satu-satunya orang yang bisa membantuku." Pinta Yiheon dengan lirih sambil memegang kedua tangan Sekyung dengan kedua tangannya.
Sekyung menghempaskan tangan Yiheon, "Pergilah, aku tidak bisa membantumu." Ucap Sekyung lalu berbalik berniat meninggalkan Yiheon tetapi Yiheon menarik tangan Sekyung hingga menghadap ke arahnya.
"Sekyung aku mohon, bukankan kau anak seorang jaksa maka seharusnya kau membantu orang sepertiku." Yiheon terus memohon berharap Sekyung akan membantunya.
Sekyung yang mendengar permohonan Yiheon hanya menghela nafas kesal lalu menatap Yiheon dengan penuh kebencian, "Kau hanya seorang sampah yang telah menguntit diriku selama 2 tahun ini dan untuk apa aku membantu orang sepertimu." Ucap Sekyung lalu berbalik meninggalkan Yiheon dan masuk ke rumahnya.
"Kau tidak ingat hari itu!" Teriak Yiheon yang membuat Sekyung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Yiheon yang terlihat begitu putus asa.
Sekyung mengerutkan alisnya dan menatap Yiheon dengan bertanya-tanya, "Hari apa yang kau maksud?" Tanya Sekyung yang membuat Yiheon terdiam kaku karenanya.
Yiheon tersenyum lemah dan menatap Sekyung, "Sepertinya kamu tidak mengingatnya." Ucap Yiheon kepada Sekyung dengan senyuman lemah.
"Maaf telah mengganggumu, aku pergi." Ucap Yiheon berjalan pergi meninggalkan Sekyung yang hanya terdiam memikirkan ucapan Yiheon tentang sebuah hari yang tidak ia ketahui atau tidak ia ingat.
Sekyung menatap kepergian Yiheon dengan pandangan yang dipenuh dengan rasa bersalah, entah kenapa firasatnya tidak terlalu bagus dan ia harap firasat tersebut bukan untuk Song Yiheon.
"Sekyung, apa kau baik-baik saja?" Tanya teman Sekyung yang melihatnya melamun dan tidak menyentuh makan siangnya.
Sekyung yang tersadar dari lamunannya kini menatap temannya, "Em, aku baik- baik saja, Jae Hoon" Jawab Sekyung yang lalu mulai memakan makan siangnya.
Jae Hoon menatap Sekyung yang entah kenapa selama beberapa hari ini terlihat aneh, seperti sering melamun dan sering menghilang entah kemana.
Tidak lama kemudian bell berbunyi yang berarti waktu istirahat telah berakhir lalu Sekyung dan Jae Hoon pun pergi ke kelasnya masing-masing.
Di kelas Sekyung untuk pertama kalinya tidak mendengarkan apa yang guru tengah jelaskan di depan, yang ada di pikirannya saat ini hanya tentang Yiheon yang sudah tidak masuk kelas di minggu ini.
Sekyung diam-diam menatap ke belakang ke arah tempat duduk Yiheon, ia mengingat kembali kejadian di atap sekolah dan bagaimana ia meninggalkan Yiheon yang terluka.
'Apakah dia tidak masuk sekolah karena lukanya belum sembuh." Pikir Sekyung.
Sementara itu, Yichan saat ini tengah berada di Amerika karena bagaimana pun ia masih memiliki status sebagai pelajar di sana jadi ia harus berada di Amerika selama beberapa waktu.
Saat ini sekitar jam sepuluh malam di Amerika, Yichan sedang berkumpul dengan teman-temannya di salah satu cafe disana.
"Jadi, kau mengajukan izin ke sekolah?" Tanya Alex kepada Yichan.
Yichan mengangguk sebagai jawaban karena dirinya kebetulan sedang minum, "Emm, aku mengajukan izin untuk merawat Yiheon karena orang tua ku sibuk." Jawab Yichan yang membuat Alex menganggukan kepalanya.
"Dan kau mendapatkan izin?" Tanya Suhyeok teman Yichan yang juga dari Korea Selatan.
"Aku mendapatkan izin tetapi karena aku murid yang tidak terlalu pintar akademik mereka bilang apabila selama dua minggu nilaiku bagus aku bisa mengambil izin yang lebih lama." Jawab Yichan yang membuat Suhyeok mengangguk sebagai jawaban.
"Apabila membutuhkan bantuan kau bisa menghubungi kami dan kami akan terbang ke Korea saat itu juga." Ucap Billy teman Yichan yang membuat Yichan tersenyum mendengarnya.
"Aku juga bisa memerintahkan orang-orang ayahku yang ada di Korea untuk membantumu, Yichan." Sahut Suhyeok yang membuat Yichan tertawa karena Suhyeok bukan tipe orang yang akan terang-terangan memperlihatkan niat baiknya.
"Apakah ini benar-benar Suhyeok?" Ucap Alex yang berlagak syok melihat Suhyeok.
"Bukan, dia adalah alien dari planet kaos kaki bau." Sahut Billy sambil meledek Suhyeok membuatnya terkena pululan dari Suhyeok dengan sepatunya.
Sejak mendengar kabar tentang Yiheon yang terluka dan koma, Yichan tidak pernah bisa merasa bahagia karena rasa bersalahnya kepada Yiheon, tapi kali ini ia berhasil tertawa bahagia karena teman-temannya di Amerika yang menghiburnya dan menunjukan kepedulian mereka padanya membuatnya bahagia hingga tanpa sadar menangis.
Suhyeok menyadari bahwa Yichan saat ini diam-diam tengah menangis, biasanya Suhyeok akan menggoda teman-temannya apabila menangis seperti Yichan saat ini tetapi untuk sekarang Suhyeok akan mengabaikannya.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa Vote dan Follow yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge [High School Return Of A Gangster]
Fiksi PenggemarYichan, kembali ke Korea Selatan setelah dua tahun tinggal di Amerika. Kembalinya Yichan dipicu oleh kabar yang menggemparkan bahwa saudara kembarnya, YiHeon, mengalami kecelakaan dan kini terbaring koma di rumah sakit. Dengan tekad yang bulat, Yic...