tringgg!
"Anjing, otak gua udah kaya untelan benang kusut"
"IYA WOI"
"WOI NYING GUA YANG NYONTEK AJA KAGA PEDE AMA HASILNYA NTAR"
"Lagian aneh, yang lalu tuh udah biarin aja jadi masa lalu malah diungkit-ungkit lagi pake sejarah"
Keributan terjadi di kelas IPS 2 setelah menyelesaikan ulangan. Sebenarnya jika lebih dipahami lagi soal yang diberikan oleh guru mereka tidak terlalu sulit, hanya saja ulangan mendadak dan tak ada persiapan itu yang membuat mereka urak urakan.
"Som, lu muntah kaga Som?" Tiba tiba Haechan bertanya sambil menggoyangkan lengan wanita itu.
"Hngg."
"Wah bener mau muntah nih anak" Haechan reflek menjauhkan buku bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.
PUK!
"ANY-"
"Gua mau balik duluan sama Junkyu gapapa?" Jihoon - sang pelaku pemukulan pundak - bertanya dengan santai dan menunjuk Junkyu yang masih sibuk membereskan mejanya.
"Yodah, balik tinggal balik. Aman inimah" Haechan menghela nafasnya sambil mengusap usap pundaknya yang sedikit nyeri akibat ulah pemuda Park itu "Btw sakit bro, lo ada dendam sama gua kah?" Lanjut pemuda tan itu.
Sementara, Jihoon hanya menyengir tak bersalah "Reflek" balasnya yang dapat acungan jari tengah.
"Som, gua balik Som" Pamit Jihoon lagi pada sahabat wanitanya itu dan dibalas dengan lemas dan kemudian Jihoon berlalu ke meja Junkyu.
"Jadi balik sama gua kan?"
Junkyu segera mengalihkan pandangannya ke arah Haechan dan Somi yang masih setia duduk dimeja mereka.
"Udah bilang?" Tanya Junkyu sambil memiringkan kepalanya yang mendapat anggukan pemuda bermata sipit itu.
"Yuk?" Jihoon segera menarik Junkyu untuk keluar sementara sang sahabat manis menahannya sebentar untuk berpamitan pada dua sahabat lainnya itu.
"HAECHAAAN! SOMII! DULUAN YA!"
"YOO, TIATI!"
(bad boy ; harukyu)
"Pake yang bener" Ucap Jihoon sambil menyerahkan helm nya pada Junkyu yang berdiri disamping motornya.
"Mau nunggu Haruto.." Bisik Junkyu pelan berharap sang sahabat tak mendengarnya. Namun sepertinya telinga sang sahabat masih cukup jelas mendengarnya.
"Ngga usah. Bunda lo nitipin lo sama gua bukan sama dia" Jihoon sedikit menekankan kata terakhirnya dengan wajah sedikit tak bersahabat.
Junkyu menelan salivanya takut, Jihoon dan wajah tak bersahabat adalah salah satu hal yang harus dia hindari. Akhirnya Junkyu tetap menerima helm pemberian sahabatnya itu dengan pasrah dan berwajah murung.
Tapi entah beruntung atau tidaknya, Junkyu malah melihat Haruto dan Zoa yang saling menggenggam tangan menuju parkiran.
Sakit? Tentu saja. Rasanya Junkyu ingin segera menarik sang kekasih menjauh dari wanita itu dan memakinya tapi ia tak punya keberanian lebih. Mau tidak mau ia segera naik ke motor Jihoon berharap bahwa sang sahabat tidak menyadari Haruto dan langsung keluar.
"Jihoon, ayo cepet."
(bad boy ; harukyu)
"Terus ini gimana..?"
"....."
"Masa numpang dulu? Bunda, aku ngga enak."
"....."
"Bentar! Ji, bunda nih!"
Jihoon yang daritadi mengamati Junkyu yang sedang menelepon sang bunda didepan pintu segera mendekat dan menerima telepon milik lelaki itu.
"Iya bund, Jihoon ini."
"....."
"Ohh gitu. Iya boleh, gapapa bund ada Jihoon sama mami juga."
"...."
"Iya, Jihoon matiin ya bund?"
"....."
"Iya bund."
Tut!
"Kok dimatiin?" Junkyu kembali menerima ponselnya sambil memasang wajah cemberut. Sementara pemuda Park itu hanya diam sambil naik kembali ke motornya dengan wajah sedikit mengejek.
"Bunda males ngomong sama bayi gugu gaga" Jihoon menjawab sambil memakai kembali helmnya lagi yang membuat Junkyu mengerang kesal sekaligus bingung.
"Park Jihoon serius!" Geram pemuda Kim itu kesal yang mendapat tawa gemas sang sahabat.
"Bunda nyuruh lo ngungsi ke rumah, dia bilang nanti maleman pulangnya makannya lo disuruh ngungsi. Mami juga tau kok" tambah pemuda Park itu lagi yang mendapat wajah tak enak.
"Bunda ngerepotin ya..? Aku nunggu disini aja ngga papa" Jawabnya yang justru dihadiahi delikan kesal.
"Ngga ada. lo sampe malem nunggu depan pintu serem" Jawab Jihoon lagi yang masih mendapatkan wajah tak enak hati. Namun, setelah debatan panjang akhirnya pemuda Kim itu mau dan akhirnya mereka segera pergi ke rumah Jihoon.
"Dua rumah doang, pake motor" cibir Junkyu yang mendapat tawa sang sahabat. Ngomong ngomong sebagai informasi, rumah Jihoon dan Junkyu berada di komplek yang sama dengan beda dua rumah antara rumahnya dan rumah Jihoon.
"Masuk duluan gih" Suruh Jihoon, sambil memasukkan kembali motor nya ke dalam bagasi yang masih kosong dan dijawab dengan anggukan kepala Junkyu.
Tok! Tok!
"JUNKYU! duh kok lama? Mami tungguin, sama Jihoon mana? Tadi bunda kamu nitipin kamu kesini dulu" Nyonya park tiba tiba langsung datang dan memeluk Junkyu erat yang hanya diibalas cengiran lucu.
"Duh lucu amat, perasaan baru kemarin kamu kesini sambil bawa dot deh" Nyonya Park kembali mengoceh sambil menggoyangkan badan Junkyu kekiri kekanan.
"Mi.." Jihoon juga tiba tiba langsung datang dan menyalimi sang ibu yang kini mendelik kearahnya.
"Kemana aja sih bang? Mami tungguin daritadi" Ucap nyonya park yang hanya dibalas senyum sang anak.
Menghela nafas Nyonya Park langsung melepaskan pelukannya dengan Junkyu dan menarik Jihoon serta menggiring mereka masuk kedalam.
"Mandi abistuh makan. Junkyu ngga boleh nolak! Baju kamu juga udah dititip-in sama bunda jadi ngga usah bingung. Jihoon mandi dikamar adek, Junkyu mandi di kamar Jihoon" Ujar Nyonya Park memberi perintah pada kedua lelaki itu.
"Duh! Iya Mi"
"Iya doang kalo ternyata bohong mami hajar pake gagang sapu ya?" Ancam nyonya Park yang mampu membuat keduanya ciut.
Akhirnya Jihoon & Junkyu buru buru menuruti perintah itu sebelum mereka benar benar dihajar oleh Nyonya Park.
"Giliran gitu aja cepet!"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
bad boy ; harukyu
De Todo✧. harukyu ‧₊˚ [ SLOW UPDATE ] "sekali-dua kali mungkin itu masih bisa dimaafin. tapi untuk seterusnya, itu namanya brengsek". ₊˚ warning : ຊ toxic relationship ຊ harshword ຊ bxb ຊ typo's