jangan lupa vote, komen sama follow
jangan lupa
ok
happy reading
•••
Mereka makan dengan tenang di meja makan. Heuningkai memesan bubur ayam untuk sarapan mereka. Tidak ada percakapan disela sela mereka makan. Keadaan hening, hanya terdengar suara sendok yang berdentingan dengan mangkuk.
Setelah selesai, Heuningkai mencuci mangkuk dan gelas bekas keduanya. Walaupun tidak jago dalam memasak, Heuningkai masih memiliki bakat di bidang kebersihan. Yah, walau saat awal-awal mencuci piring, ia memecahkan beberapa piring dan gelas sat keduanya masih berpacaran.Sambil menunggu Heuningkai mencuci piring, Heeseung duduk di sofa yang berada di ruang keluarga. Ia ingin pulang, namun Heuningkai melarangnya. Diluar sedang hujan deras. Angin bertiup kencang dengan petir dan guntur yang menyambar.
Heeseung hanya duduk diam di atas sofa dengan kaki yang menyilang. Ia tidak melakukan kegiatan apapun. Terlalu takut karena suara guntur dan petir yang terus menyambar. Takut-takut, jika ia menyalakan televisi atau bermain handphone akan tersambar. Dan itu adalah hal yang buruk jika benar terjadi.
Selesai mencuci piring, Heuningkai menghampiri Heeseung dan duduk disebelahnya.
Heeseung menggeser duduknya, menjauh dari Heuningkai tepat ketika Heuningkai mendaratkan bokongnya diatas sofa. Melihat itu, Heuningkai hanya mampu tersenyum pedih. Ia sadar, bahwa tidak secepat itu Heeseung memaafkannya. Jadi, Heuningkai kembali bangkit dari duduknya dan duduk di sofa yang berbeda dengan Heeseung.
"Kaka belum memaafkan ku?" Tanya Heuningkai sambil menatap Heeseung yang memalingkan wajahnya. Tidak mau menatap Heuningkai.
"Kau pikir saja sendiri." Jawab Heeseung ketus. Heuningkai menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Bodoh sekali, sudah tau masi marah kenapa malah bertanya? batin Heuningkai miris.
"Setelah hujan selesai, antar aku pulang." Ujar Heeseung. Nadanya masih saja ketus. Heuningkai hanya mengangguk sebagai jawaban. Mau bagaimana lagi? Heeseung masih marah padanya. Ia hanya bisa berdoa Heeseung akan memaafkannya.
•••
hujan telah selesai. Walau begitu, awan mendung masih terlihat. Membuat suasana menjadi gelap gulita. Angin pun berhembus dengan kencang. Membuat hawa dingin menusuk kulit hingga terasa hingga tulang bagi siapa saja yang berada di luar ruangan.
Kini Heuningkai dan Heeseung berada di dalam mobil. Heuningkai yang mengemudi. Sesuai apa yang dikatakan Heeseung, Heuningkai mengantarkannya pulang. Keadaan mobil hening. Tidak ada musik, tidak ada percakapan antara keduanya. Hanya terdengar suara dari pendingin mobil dan angin yang berhembus kencang diluar.
Setelah berkendara hampir 20 menit, keduanya sampai di depan gedung apartemen Heeseung. Mobil berhenti dan Heeseung keluar dibantu oleh Heuningkai. Kakinya masih lemas, begitupun dengan rasa perih dan sakit pada lubang anal nya membuatnya tidak bisa berdiri dengan benar. Heuningkai menuntunnya sampai depan unit apartemen Heeseung.
Awalnya ia ingin mengantarkan Heeseung sampai masuk kedalam, namun alpha itu menolak dengan tegas. Dan Heuningkai hanya mampu untuk mengangguk. Tidak bisa untuk membantah.
————————————
ternyata perbaikan buat paragraf yang ke hapus di chapter ini ga terlalu lama, jadi aku bisa update malem ini. semoga suka sama chapter kali ini yaa.
jangan lupa vote komen dan follow akun akuuu, see youu guysss.
10 - 06 - 2024
![](https://img.wattpad.com/cover/365041516-288-k907362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA FOR ENIGMA [KAISEUNG]
Fanfiction⚠️ OMEGAVERSE | MPREG | ENIGMA O R A N G B I J A K T I D A K P L A G I A T ! [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [O N G O I N G] HEUNINGKAI X HEESEUNG TXT X ENHYPEN Setelah hampir ribuan tahun, keberadaan Enigma mulai diketahui oleh dunia. Satu orang lak...