★. 32 [ back to school ]

1.2K 133 10
                                    

"Ready for school boy?" setelah sekian lama larut dalam keheningan akhirnya ayah Jeno bersuara.

Ayah Jeno fokus menyetir, Jeno sendiri fokus melihat handphonenya. Melihat beberapa tugas dan rangkuman dari temannya selama satu bulan.

"Yaa." jawab Jeno seadanya.

"Dengerin papa jen, jangan cerita apa apa ke orang lain. It's our secret. Bilang aja kemarin kamu kecelakaan waktu bawa motor atau apa." Jeno mendengus malas mendengar ucapan ayahnya.

"Ya."

"Good boy, belajar yang bener nanti lulus urus perusahaan papa. And be happy with a beautiful wife."

"Pa, i have boyfriend. I'm not into girls." mobil berhenti di depan sekolah Jeno.

"It's up to you jen, selagi pacar kamu ngasih manfaat ke papa dan ngga jadi benalu. Cukup kamu yang ngrepotin hidup papa."

"Papa jangan khawatir, bahkan sekarang pun Jeno bisa angkat kaki dari rumah dan hidup sama dia kalo papa mau."

"Wohoo, anak papa sudah besar ternyata. Berani kamu pergi dari rumah, papa bakal bikin kamu lebih parah dari kemarin."

"Gotcha, papa ga mabuk waktu itu. Lain kali jangan pake alesan klasik di pengadilan. Jeno muak dengernya." kekeh jeno, ia memakai earphone nya sebelum keluar dari mobil.

"Inget pesan papa." ucap papa Jeno yang berada di dalam mobil, Jeno hanya mengangguk lalu pergi.

Dalam perjalanan, Jeno mendapat banyak perhatian. Banyak sekali siswa atau siswi yang bisik bisik saat melihatnya.

Rambut silver dengan hoodie navy begitu mencolok. Membuat semua orang tau siapa dilihatnya.

Seseorang yang dikabarkan tidak masuk selama sebulan penuh kini sudah berangkat sekolah kembali. Topik panas di pagi hari.

Tidak belok ke kantin, tidak naik ke rooftop dan tidak pergi ke kelas lain. Hari ini Jeno langsung pergi ke kelasnya. Teman sekelas Jeno tentu terkejut dengan kedatangannya.

"UWIDIHHH BREDERR, gue kira lo kena hukuman sebulan ga sekolah." ucap salah satu temannya yang keras. Bahkan lagu di earphone jeno kalah kerasnya.

Jeno melepas earphone nya dan hanya tersenyum. "Yoi kemaren dapet masalah gue." canda Jeno.

"Masalah apa?bolos lo?"

"Halahh kalo bolos mah tiap hari, tapi otak lo kok encer encer aja sih jen??btw mana tiga puluh, sebulan penuh ga bayar kas lo." bendahara kesayangan kelas nimbrung di percakapan mereka.

Jeno mengeluarkan uang berwarna biru, "masukin aja semua di kas gue, males lo tagih tagih." bendahara cewe itu mengambil uang lima puluh ribu dan mencatat nama Jeno.

"Busettt braderr suka nih gue kalo nagih lo. Ga banyak cincong malah dilebihin, tuh liat contoh jeno!" ucap bendahara itu dengan wajah galak.

"Hemmm ga ikutan nih gue. Bubar bubar." Jeno terkekeh melihat interaksi itu.

Bendahara itu telah pergi, menagih yang lain. Jeno sadar, beberapa siswi di kelasnya curi curi pandang terhadap dirinya.

"Beneran dah bro, lo dapet masalah apa?" topik ini kembali di bicarakan.

"Masalah cinta, aduhh dada gue sakit." Jeno berpura pura memegang dadanya.

"Mulai mulai, alaynya mulai." beberapa temannya yang mendengar itu tertawa.

Mereka berbincang hingga jam pelajaran pertama dimulai, mungkin hari ini Jeno tidak akan membolos terlebih dahulu.

-☆-

For Real!? | JAEMJEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang