3; Tsundere Boy

55 9 5
                                    

Sore ini adalah jadwal terakhir turnamen basket Yoongi, sebelum masa aktifnya dalam team akan diblokade oleh pihak sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore ini adalah jadwal terakhir turnamen basket Yoongi, sebelum masa aktifnya dalam team akan diblokade oleh pihak sekolah. Sama rata dengan ekstrakulikuler yang lain, kelas dua belas hanya diwajibkan fokus pada bidang akademik tuk menghadapi ujian nasional.

   
Dan tentu saja, Sejeong tidak akan melewatkan kesempatan terakhir ini untuk menyemangati Yoongi.
    

Meski keikutsertaannya tidak serta-merta disambut antusias oleh pemuda itu. Yoongi bukan enggan, bohong sekali jika dia mengatakan tidak senang atas kesaksian Sejeong —telak Yoongi selalu menggunakan moment ini untuk pamer skill di hadapan gadis itu. Hanya saja ..
     

"Jangan ribut saat disana. Lihat dan duduk tenang saja, jangan lagi menjadi cheerleader dadakan."

   
Daripada berujung dilarang, Sejeong menyetujui saja. Dan patuh bagaimana ia sungguh hening begitu Yoongi memasuki lapangan bersama team-nya. Meski perlu usaha keras tuk menahan diri agar tidak berteriak heboh, sebab biasanya Sejeong selalu begitu. Terlebih ketika Yoongi berkali-kali menjebolkan bola pada ring, dengan gaya angkuh penuh bangga. Tetapi yeah.. dia memang keren, siapapun tidak akan menampik.
      

Sejeong sendiri perlu mengakui, tampilan terbaik seorang Min Yoongi adalah ketika berkostum jersey basket dan bermandikan keringat. Pesonanya telak bertambah berkali-kali lipat.

   
Kian pertandingan beranjak memanas, skor diantara kedua team pun terus saling mengejar, perbandingannya tipis sekali —meski masih team Yoongi yang unggul. Teriakan-teriakan di seberang yang kian heboh dari menit ke menit, pada akhirnya menyulut Sejeong menyerah. Telak melupakan peringatan Yoongi.
     

Sejeong tidak bisa membiarkan, ia jelas tidak ingin kalah oleh supporter team lawan. Maka.. "MIN YOONGI!!"

   
Gelegar suara Sejeong telak menginterupsi seluruh penjuru lapangan. Satu melawan puluhan suara, bukan berarti kalah. Sejeong sendiri sudah cukup tuk menandingi para supporter team lawan.

    
"Min Yoongi! Min Yoongi!"

   
Semakin banyak suara Sejeong teraba rungu, semakin dalam Yoongi menunduk. Disela decak serta gelengan tak habis pikir, Yoongi malu. —Tapi suka. Mencipta kekehan gemas dari seluruh anggota Yoongi, bukan menjadi hal mudah bagi mereka melihat sang kapten tersipu malu. Dan jelas mereka menikmatinya.
    

Berujung pasrah melanjutkan fokus pada jalannya pertandingan. Yoongi tidak akan bisa, Sejeong itu sulit dikendalikan jika sudah terbakar semangat begitu.

   

Hingga nyaris di penghujung menit, lemparan team lawan tanpa sengaja meleset dari titik target oper. Dan sialnya..
    

Bughk!*

  
"Akh!"

"SEJEONG!"
   

Tidak sekuat hantaman bola futsal —yang mana hasil dari tendangan, tetapi faktanya Sejeong tetap berujung terjerembab usai kepalanya menjadi korban salah sasaran. Situasi cukup ricuh, banyak menarik pribadi mendekat tuk menolong. Tetapi gerak sigap Yoongi ingin memastikan, jauh lebih sigap cekalan di lengan yang menahannya.
    

"Pertandingan tersisa lima menit lagi, Yoon." Itu peringatan. Atas Yoongi —selaku kapten— tidak bisa sembarang meninggalkan lapangan, terlebih di menit-menit terakhir.
    

Yoongi mendecak kesal, tetapi tidak bisa membantah. Berujung hanya bisa memperhatikan bagaimana Sejeong dilarikan menuju tenda kesehatan, dalam gendongan seorang panitia —laki-laki.
   

  
Yeah.. mendadak hati Yoongi terbakar panas.
    

Yoongi menggebu menghabiskan waktu pertandingan yang tersisa. Dan begitu pertandingan menghasilkan team Seoul High School yang menjadi juara, Yoongi tidak peduli lagi perihal tanda kemenangan yang perlu diterima. Ia telak berlari meninggalkan lapangan dan seluruhnya, menuju tenda kesehatan.
   

"Seje, kau tak apa?"

   
Gadis itu mengerjap terkejut melihat kedatangan Yoongi yang mendadak, dan tergesa. Tetapi segera ia memahami sarat cemas itu. "Tak apa, Oppa. Hanya sedikit pusing."
    

      

   
"Oppa, yang sakit kepala, bukan kakiku." Sejeong menyergah, kala Yoongi menyerahkan punggungnya tuk mengambil gendongan —guna menuju parkiran, pulang.

    
"Masih pusing, 'kan?" Yoongi meraih kedua tangan Sejeong tuk lekas memenuhi lingkaran di lehernya, lalu ia menyempurnakan gendongan. Keluar dari tenda kesehatan, usai sedikit berbasa-basi dengan petugasnya.

     

"Oppa tidak ikut menerima pialanya?" Sejeong bertanya bertepatan dengan diri turun dari gendongan Yoongi, langsung pada jok motor.

    
"Ada anggotaku." Singkat berbalut datar, Yoongi lekas menaiki motor. Menyempurnakan keselamatan kepala masing-masing dengan helm, lalu melaju dengan kecepatan sedang.

   
  
"Oppa, mian.."

    
Tanpa persiapan, Yoongi disentak oleh uluran kedua tangan Sejeong —menjalin dekapan di perut, berikut dagu berlabuh di bahunya. Tetapi selanjutnya, diam-diam ada seulas senyum malu-malu timbul di balik kaca hitam helmnya.

    

"Aku mengacaukan kesan terakhir pertandinganmu." Sejeong sungguh merasa bersalah. "Seharusnya kau tidak meninggalkan penerimaan piala, hanya karena aku."

    

Sama sekali tidak penting, jika dibandingkan dengan keselamatan Sejeong. Barangkali begitu jika Yoongi perlu menjawab terang-terangan.

   
"Itu bukan masalah besar, aku sudah cukup dengan memberi kemenangan untuk team dan sekolah. Dan kau tidak perlu merasa bersalah, itu bukan salahmu."

   
Tidak tahu perlu menanggapi apa lagi. Sejeong hanya mampu mengeratkan dekapan sebagai cara pamungkas ungkapan maaf.
    

    

 
 
Dan Yoongi sama sekali tidak menyesal jika balasannya harus dekapan hangat dari Sejeong. Ia rela tidak menerima secara langsung piala penghargaan itu, meski berkali-kali. Asal selalu berakhir seperti ini.

 Asal selalu berakhir seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyengir lu, Yoon😂

Copyright©Aug19.

Seven Loves || Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang