10; Fight [SeokJungYoon]

38 8 15
                                    

≈ S E V E N L O V E S ≈
~Among the seven loves, who is the winner?~


    

     

    
Yoongi sengaja mengunci Hoseok dan Jungkook —termasuk diri sendiri, di markas biasanya Seven Boy's berikut Sejeong berkumpul. Maksud hati tuk mencari titik lerai, Yoongi enggan pertemuan hari ini usai dengan sesuatu yang buruk. Tetapi kian lama waktu banyak termakan, Yoongi mulai jengah.

    
Hoseok dan Jungkook masih bersikeras bersama ego masing-masing, merasa yang paling benar. Sementara menjadi hal bodoh bagi Yoongi jika harus menjadi penengah. Perasaan Yoongi sendiri sedang tidak stabil, ia hanya perlu diam dan tenang ..agar tidak semakin memperkeruh masalah.

   
Mendadak Jungkook menghentak diri, bangun di posisi semula duduk. "Berikan kuncinya, Hyung. Aku ingin pulang." Kentara sekali enggan terhadap Yoongi, tetapi dia tetap mengulurkan tangan tuk sesuatu yang diinginkan.

   
Tetapi hening, dengan tangan terlipat di depan tubuh ..Yoongi bahkan tiada atensi tuk melirik. Jelas enggan memenuhi permintaan pemuda itu.

   
"Cepat, Hyung!" Jungkook menekan. "Malas sekali berlama-lama disini. Tidak ada gunanya menghadapi musuh dalam selimut."

    
Sindiran telak sontak menyeret lirikan tajam Hoseok, pun Yoongi. Jungkook lupa, disini Yoongi pun termasuk. Tetapi lain dengan Yoongi yang masih tenang, —

     
"Kau pikir ..aku ingin bersaing dengan bocah sepertimu, huh?!" Hoseok tidak bisa lagi menahan diri. Peringatan Yoongi —melalui tatapan tajam pun telak diabaikan.

    
Tidak selamanya yang termuda harus terus dimengerti, dan yang lebih tua harus selalu mengalah. Tidak ada salahnya memberi faham, jika sudah keterlaluan.

    
"Lagipula, bocah sepertimu ..mengerti apa tentang cinta?" Manusia dengan karakter secerah Hoseok, terkadang bisa mendadak gelap jika sudah keluar dari titik sabar.

     
"Memangnya sejauh apa, sih, usia kita?" Jungkook terkekeh, sarat akan sindiran ..selisih dua tahun tidak menjadikan mereka berbeda jauh. Lagipula — "Dewasa tidak ditentukan oleh berapa usianya."

   
Benar. Secara tidak sadar Hoseok, pun Yoongi membenarkan.

   
"Ada anak kecil yang pikirannya dewasa, ada juga yang mengaku sudah dewasa ..tapi tingkahnya kekanak-kanakan." Diam-diam ada seulas seringai yang mengembang. "Sepertimu."

    
Agaknya Jungkook memang sengaja menyulut pertengkaran, dan jelas Hoseok kembali terpancing. "Yang jelas, bocah sepertimu jauh lebih kekanakan."

   
"Sialan!"

    
Reaksi tak terduga, Jungkook menyasar Hoseok begitu saja ..menyentaknya dengan cengkraman kuat di kerah kaosnya. Jika Yoongi terkejut, maka Hoseok lebih daripada itu. Padahal Jungkook yang lebih dulu memancing, tetapi dia pula yang tersulut.

   
"Berhenti memanggilku bocah!" Jungkook menandas, tepat di depan muka. Kobaran emosi dari kilat matanya, serta seraut keras yang teraba menjadikannya terlihat berbeda.

   
Hoseok kehilangan eksistensi Jungkook-nya, yang lembut, manis dan penurut.

  
Tetapi tidak peduli bagaimana kekehan mengudara, sarat akan ejekan. "Bahkan tingkahmu saat ini menunjukkan jika kau memang kekanakan, Jeon Jungkook-ssi."

    
"Berhenti." Rendah memberat suaranya, menunjukkan Yoongi mulai berada di titik terpuncak kesalnya.
       

Tetapi diabaikan.

    
"Jangan pikir karena kau lebih tua dariku, aku tidak berani padamu."
    

"Hentikan omong kosong itu." Sekali lagi, Yoongi diabaikan.

    
"Kau melupakan semua kebaikanku padamu selama ini, hanya karena satu kesalahan ..yang bahkan sama-sama tidak kita sadari. Dan jangan pikir juga aku akan tetap diam, disaat kau mengibarkan bendera permusuhan seperti ini. Erghk.." Sergapan Jungkook terlalu kuat hingga mencekik leher, dorongannya bahkan terlalu keras menekan kepala Hoseok pada sofa headboard. Telak pertahanan Hoseok menjadi sia-sia.

      
"Yak!" Jungkook yang mulai kendali, memaksa Yoongi tuk turun tangan. "Ku bilang, hentikan!"

    

   
Buaghk!!*

    
Bukh!*

    
Kejadiannya terlalu cepat. Niat hati mencekal bahu Jungkook tuk menariknya menjauh dari Hoseok. Tetapi mengejutkan bagaimana pemuda itu melakukan penyerangan balik, tak terduga hingga Yoongi tiada memiliki sekon tuk menghindari hantaman kerasnya di sisi wajah. Luar biasa kuat hingga Yoongi berujung tersungkur.

    
"Aku hanya bermaksud menghentikan kebodohan kalian." Yoongi menggeram, disela goyah pertahanan beranjak bangkit —memegangi rahangnya yang keram. Tatapan tajam telak melayang, beradu dengan kobaran emosi Jungkook yang masih belum lerai.

     
"Kenapa aku yang jadi sasarannya, BAJINGAN!?"

    
Telak habis seluruh kesabaran Yoongi. Dia menyasar Jungkook tanpa ragu, mencekal kerah kemeja pemuda itu di kedua tangan ..lalu menghempaskannya dengan seluruh tenaga, telak sampai tubuh Jungkook terpelanting menghantam sofa.

    
Berujung Hoseok mengerjap beberapa kali, sedikitnya tak menduga apa yang baru saja terjadi. Mengingat seorang Min Yoongi itu tak pernah bisa bersikap kasar pada Jungkook, sebesar apapun si termuda itu membuatnya kesal bahkan marah.

    
Dan amarah Yoongi hari ini teramat membuktikan ..Jungkook sudah lebih daripada melewati batasannya.

     
"Pertengkaran sampah!" Pada akhirnya savage si pahit lidah itu terlepas. "Sekarang kalian sibuk mengasihani diri sendiri. Beradu argumentasi, menuduh yang lain dan merasa diri yang paling tersakiti. KALIAN MEREBUTKAN SESUATU YANG BAHKAN BELUM TENTU AKAN MENJADI MILIK KALIAN."

   

   
Skakmat. Hoseok dan Jungkook telak bungkam, agaknya mereka mulai menyadari kebodohan masing-masing.

     
"Kita bahkan tidak tahu bagaimana perasaan Sejeong saat ini. Siapa yang dia sukai diantara kita bertujuh? Atau bahkan tidak seorangpun."

     
100%. Hoseok dan Jungkook tidak bisa membantah argumentasi mutlak itu.

    

    
   

   

   
"PIKIR PAKAI OTAK! MASIH BERFUNGSI, KAN?"
      
   

   

   
S E V E N L O V E S ≈
~To be continued~

   
Uwihhh.. Nyelekit bang savage-nya🥵

Copyright©Aug26.

Seven Loves || Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang