Criminal Night - [21]

1.1K 127 20
                                    






— Criminal Night —







Dibanding dengan rasa sakit, Kein lebih merasakan bahwa semuanya adalah penghinaan dari Shian. Harga dirinya yang ia junjung tinggi layaknya sebuah santapan lezat di lahap langsung oleh monster seperti Shian. Kalimat yang akan terus tertancap dalam benaknya adalah ia ingin sekali membunuh Shian.

Tapi bagaimana mungkin? Malam ini adalah puncak bagi Shian, puncak di mana Shian siap mempermainkan Kein berkali kali lipat dari sebelumnya. Bahkan sosok tinggi itu menatap kagum pada setiap luka yang ia lukis di tubuh Kein.

Kein tidak sanggup menangis, dia tidak bisa menjadi lebih buruk lagi daripada saat ini. Hidupnya menyedihkan, di tangan Shian.

Shian berjongkok di depan Kein, dirinya menekan kaki kiri Kein yang terus mengeluarkan darah. Keringat dingin mengucur deras dari pelipis Kein, menahan rasa sakit dan rasa panas yang terus menjalar dari tubuhnya.

"Terima aku di dalam kehidupanmu, dan aku akan menyembuhkan mu."

Tidak sudi, Kein tidak sudi menerima Shian dengan segala obsesinya.

"Ck... " Yang lebih tua berdecak, meremehkan yang lebih muda. "Sampai kapanpun tidak akan pernah."

"Oh ayolah, tidak seru kalau kamu mati sebelum melihat pertunjukan besar."

Pertunjukan apa? Apalagi yang di rancakan oleh Shian? Kein yakin bahkan itu mungkin sesuatu yang buruk.

"Kamu penasaran, kan?" Shian menjeda ucapannya, mendekatkan wajahnya ke sisi kanan Kein. "Kak, kamu satu - satunya pengkhianat yang tidak akan kubiarkan mati, bahkan jika kamu harus terus tersiksa bersamaku."

"Bajingan."

"Tidak apa - apa, lebih baik menggunakan mulutmu dengan lebih baik lagi sebelum aku mengacaukan kamu dengan mulutku." Seringai tipis terbit dari wajah Shian.

Pandangan Kein menjadi gelap perlahan, dirinya tidak bisa merasakan apapun. Apakah ini yang di namakan mati rasa? Setelah perjuangan untuk menahan sakit karena makhluk brengsek itu, apakah Kein akhirnya hanya akan mati dengan sia - sia?

Jawabannya tidak. "Tidurlah yang nyenyak, ingat, aku tidak akan pernah membiarkanmu mati." Shian mengusak surai hitam Kein, membawa tubuh lemas itu ke dalam dekapannya, meremat dengan keras. Hanya itu yang dapat Kein tangkap sebelum akhirnya ia pingsan di pelukan Shian.






Criminal Night —



Saat Kein membuka kedua matanya untuk pertama kali, dia berharap bahwa dia sudah berada di suatu tempat yang di sebut akhirat, tapi ternyata harapannya sirna saat yang ia lihat adalah Shian. Manusia bajingan itu tersenyum manis menyambut kembalinya dia setelah tidur panjang.

"Haus?"

Ragu ingin mengangguk, tapi tengorokannya terasa sangat kering seperti tidak minum berhari - hari. Shian membantu Kein untuk duduk dengan menyender di kepala kasur, pemuda itu juga langsung membuat Kein meneguk segelas air minum.

Dengan pandangan yang lebih jelas lagi Kein dapat melihat kaki kirinya yang di perban, dan juga beberapa luka lainnya yang terlihat dalam proses pengobatan.

"Jangan harap kamu bisa fokus untuk proses pemulihan."

Kein tidak ingin bersuara banyak, tapi kalimat Shian barusan menimbulkan pertanyaan mendalam bagi Kein. "Karena aku akan memberikan kejutan malam ini."

Criminal Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang