ALZEL || BAB 6

141 77 45
                                    

Jangan lupa komen disetiap paragraf🌹

Vote dulu sebelum lanjut baca🐒


~~~

Di dunia ini, sahabat adalah harta yang paling berharga; mereka adalah pelipur lara dan teman dalam setiap langkah.”


HAPPY READING
ೋღ 🌺 ღೋ


Pemandangan langit malam yang dipenuhi bintang-bintang tampak begitu indah. Di atas, bulan bersinar cerah, menambah gemerlap suasana.

Seorang gadis cantik dengan rambut terurai turun dari tangga. Dia mengenakan baju tidur berwarna biru dongker polos, lengan pendek, dan celana panjang. Gadis itu berjalan menuju dapur, di mana Cheryl dan ibunya, Shinta, tengah sibuk memasak bersama beberapa maid.

"Harum banget masakannya, lagi masak apa nih?" tanya Zelva sambil melangkah ke meja pantry, menuangkan air putih ke dalam gelas, lalu meminumnya.

"Tante Shinta masak ayam goreng mentega, sup ayam, ayam panggang, sama capcay," sahut Cheryl, tangannya cekatan membantu Shinta.

"Kak Cheryl, jangan lupa kue boluku tadi," ujar Zelva sambil tersenyum. Cheryl mengacungkan jempolnya sebagai tanda setuju.

Shinta, yang melihat itu, menggeleng-geleng sambil tersenyum, "Kamu gak bosen, Zel, tiap hari makan bolu terus?"

Zelva tertawa kecil, "Gak ada yang namanya bosan buat kue bolu, Ma."

Shinta tertawa kecil, lalu mengalihkan pembicaraan, "Gimana luka kamu? Udah sembuh belum?"

"Udah kok, Ma. Ini cuma luka kecil, gak akan lama sembuhnya," jawab Zelva. Luka di keningnya memang sudah membaik, tapi masih harus diperban beberapa hari lagi.

"Luka kecil, tapi sampai bikin kamu demam," canda Shinta, membuat Zelva mengerutkan kening.

"Mama ngeledek, ya?" tanya Zelva, setengah kesal, sementara Cheryl dan Shinta tertawa.

Seorang maid datang dan menghampiri mereka, "Permisi, Nona, di luar ada teman Nona."

Zelva mengangguk, "Makasih, Bi," ucapnya, lalu melangkah keluar dari dapur. Dengan santai, dia berjalan ke arah pintu.

Sesampainya di pintu, Zelva langsung membukanya. Di hadapannya berdiri empat gadis cantik yang langsung menatapnya penuh perhatian.

"Kalian," gumam Zelva terkejut.

Salah satu dari mereka, Citra, langsung memeluknya erat. Zelva kaget, tapi segera membalas pelukan itu.

"Zel, lo gak apa-apa, kan? Gue kaget banget pas denger lo sakit," ujar Citra dengan nada khawatir, pelukannya semakin erat.

"Cit, l-lepas, lo mau bikin gue sesak napas?" sindir Zelva, dan Citra langsung melepaskan pelukannya dengan cengiran lebar.

"Sorry, refleks!" jawab Citra dengan gaya khasnya.

"Iya, iya, terserah lo."

ALZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang