ALZEL || BAB 11

25 5 3
                                    

Hallooo:)

Jangan lupa vote, ya. Beb🐣

~~~
“Dalam dinginnya pagi, aku bertanya-tanya, apa yang tersisa dari hubungan yang bahkan dia tak ingin dunia tahu?”

-Zelva

Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa aku baik-baik saja tanpamu, tapi kenyataannya aku hancur berantakan.”

-ALZEL


HAPPY READING
ೋღ 🌺 ღೋ


Zelva turun dari tangga dengan langkah pelan, sepatu ketsnya berdecit lembut di lantai kayu. Di bawah, Shinta sibuk menata makanan di meja makan, sementara pembantu rumah tangga membantu dengan cekatan. Cealvin duduk di kursi sambil memeriksa ponselnya dengan tatapan serius.

Saat Zelva sampai di meja makan, dia menyapa dengan nada tenang, "Selamat pagi, Ma, Pa." Shinta menoleh, tersenyum lembut.

"Selamat pagi, Sayang. Sarapan sudah siap. Ayo makan." Zelva mengangguk sambil menunjukkan seragam sekolahnya yang rapi.

"Iya, Ma," jawabnya sebelum duduk.

Cealvin meletakkan ponselnya dan mengalihkan perhatian ke Zelva. "Selamat pagi, Zel." Dengan senyum hangat, Cealvin mengelus rambut Zelva, memberikan semangat sebelum memulai hari.

"Zel, mau sarapan nasi goreng atau roti panggang?" tanya Shinta, sambil mempersiapkan piring.

Zelva menatap makanan di depannya. "Aku roti panggang aja, Ma. Dengan selai stroberi," jawabnya. Shinta segera mengolesi roti panggang dengan selai stroberi dan menaruhnya di piring Zelva.

"Makasih, Ma."

"Sama-sama, sayang," balas Shinta lembut.

Sarapan berlangsung tenang, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu serta aroma kopi dari cangkir Cealvin. Setelah makan, Cealvin memecah keheningan.

"Hari ini kamu berangkat bareng Alzhar, sesuai yang Papa bilang kemarin malam," ucap Cealvin. Zelva mengangguk sambil masih mengunyah sisa roti panggangnya.

Saat itu, pembantu menghampiri meja makan dengan sedikit membungkuk.

"Maaf, Non, di depan sudah ada Den Al," katanya, membuat Zelva berhenti sejenak.

"Iya, Bi. Makasih," balas Zelva. Pembantu itu kembali ke depan.

"Ma, Pa, aku berangkat dulu ya," kata Zelva sambil meneguk segelas susu.

"Iya, hati-hati di jalan," jawab Shinta dan Cealvin serentak. Zelva melambaikan tangan sebelum keluar dari ruang makan.

  -o0o-

Zelva melangkah keluar dari mansion, sepatu ketsnya menapak di jalan setapak yang tertata rapi. Saat mendekati gerbang, ia melihat Mang Nanang, satpam mansion, berdiri di posnya sambil memeriksa keamanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang