ALZEL || BAB 7

103 55 42
                                    

Jangan lupa Vote dan Komennya 🤍

~~~

"Dunia ini bisa sangat absurd, tetapi terkadang, kita hanya perlu tertawa bersama kekacauan yang ada."


HAPPY READING
ೋღ 🌺 ღೋ


Semua siswa-siswi SMA Galaxy IS sedang melaksanakan upacara bendera, rutinitas setiap hari Senin. Dengan teriknya cuaca, rasanya semua murid kepanasan. Kepala sekolah yang sedang berpidato tampak sangat santai, seolah tidak memperhatikan betapa menderitanya murid-muridnya di bawah sinar matahari. Di barisan paling belakang, Citra sudah menggerutu sejak tadi.

"Gila, panas banget! Ini kapan sih selesai? Dari tadi nggak selesai-selesai, kulit gue keburu gosong nih!" keluh Citra dengan kesal.

"Citra, bisa diem sedikit nggak? Kalau lo terus ngomong, upacaranya nggak bakal kelar-kelar," sahut Rina, yang juga kesal mendengar keluhan Citra tanpa henti.

"Heh Rin, lo nggak lihat gue kepanasan banget? Gue nggak mau kulit gue gosong!" Citra membalas sambil sibuk mengipasi wajahnya.

"Emangnya lo doang yang kepanasan? Kita semua juga ngerasain hal yang sama, Citrangok," ujar Rina dengan nada sinis.

"Enak aja lo ubah nama gue! Dasar Rinanyet," balas Citra dengan nada marah.

"Kalian berdua bisa diem nggak sih?" tegur Mora dengan nada penuh penekanan.

"Yang di belakang, harap diam!" suara Bu Tiwi terdengar sangat tegas. Semuanya langsung terdiam, meski Citra dan Rina masih saling melempar tatapan tajam.

Di sisi lain, di barisan para cowok, Andra tampak asyik menggoda adik kelasnya dengan kedipan mata. Sekali saja, para adik kelas sudah baper. Kalau saja tidak ada upacara, mungkin mereka sudah menjerit kegirangan.

"Ndra, lo dari tadi godain adik kelas mulu, Playboy cap badak," ujar Yogi, yang sudah cukup lama melihat Andra menggoda tanpa henti.

"Sirik aja lo, Jones," balas Andra dengan nada sengit.

"Udah-udah, jangan ribut. Gue punya gosip baru nih," sahut Bian sambil merangkul keduanya.

"Gosip apaan?" tanya Yogi penasaran.

Baru saja Bian akan membuka suara, tiba-tiba kupingnya dijewer oleh Bu Tiwi. Bian langsung mengaduh kesakitan.

"Aduh, Bu, sakit! Lepasin kuping saya, Bu," ucap Bian memohon sambil memegang kuping yang dijewer.

"Kamu ini kebiasaan, bukannya baris yang bener malah gosip!" ucap Bu Tiwi dengan nada kesal. Ia melepaskan jewerannya dari kuping Bian, yang kini mengusap-usap kupingnya yang memerah.

"Duh, Bu, kenapa sih suka banget jewer kuping saya tiba-tiba," keluh Bian sambil masih mengusap kupingnya.

"Masih nanya aja kamu, udah kelas dua belas tapi sifatnya masih kayak anak SD," cerocos Bu Tiwi.

"Sehabis upacara, kamu lari keliling lapangan lima kali!" lanjut Bu Tiwi, membuat Bian melotot. Lima kali keliling lapangan? Kakinya bisa patah kalau begini!

ALZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang