Chapter 6

723 85 1
                                    

.
.
.
.

Dia menoleh ke Gin, memberikan senyum lembut. “Ayo, kita kembali. Masih banyak yang harus kita lakukan hari ini.”

Gin mengangguk pelan, mengikuti langkah ibunya dengan setia. Bersama-sama, mereka berjalan menuju istana, diiringi oleh prajurit-prajurit yang setia. Langit biru dan cahaya matahari yang terang menemani mereka, seolah-olah mengiringi langkah mereka dengan harapan baru dan semangat yang diperbarui.

Hmm, hari yang indah bukan?
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.

Sejak selesai pemakaman, Rion tidak melihat keberadaan Caine di mana pun. "Key?" panggilnya.

"Iya, Ayah?" jawab Key yang tengah fokus dengan buku bacaannya.

"Aku tidak melihat Caine di mana pun," tanya Rion sambil menatap sekelilingnya.

"Ibu pergi ke pasar bersama Elaine dan Mia," jelas Key singkat.

"Tanpa penjaga?" Key menggelengkan kepalanya, membuat rasa khawatir timbul di hati Rion. Bagaimana tidak, calon istri serta kedua putrinya pergi keluar istana tanpa satu pun penjaga.

Rion merasa cemas mendengar penjelasan Key. "Keluar istana tanpa penjaga? Kenapa mereka pergi tanpa perlindungan?" pikirnya dengan cemas.

"Key tahu Ayah khawatir, tapi kan Ibu Caine kuat, lagi pula ada Elaine juga," tambah Key mencoba menenangkan ayahnya.

_______________________________________

Sementara itu, di pasar, Caine, Elaine, dan Mia sedang menikmati suasana yang ramai dan penuh warna.

Pedagang-pedagang memamerkan dagangannya dengan penuh semangat, dan aroma rempah-rempah serta makanan lezat memenuhi udara.

Elaine tertawa riang melihat seorang penjual perhiasan yang menunjukkan gelang-gelang berwarna-warni. “Lihat, Ibu! Gelang-gelang ini cantik sekali!” serunya dengan antusias.

Mia juga tampak senang, matanya berbinar-binar melihat berbagai mainan dan makanan manis di sekitar mereka.

Caine tersenyum melihat kebahagiaan putri-putrinya. Dia merasa tenang dan nyaman berada di antara keramaian pasar, jauh dari hiruk pikuk istana.

Namun, dia tetap waspada. “Jangan terlalu jauh dari Ibu, ya?” katanya kepada Elaine dan Mia, yang mengangguk patuh.

“Tuan Caine, sudah lama tidak bertemu. Saya jadi rindu menghabiskan waktu dengan Anda. Apa ada yang Anda butuhkan?” ucap salah satu pedagang bunga kepada Caine.

“Aku juga merindukan suara manismu, Ema. Aku ingin seikat bunga daisy yang itu,” ucap Caine sambil menunjuk salah satu bunga daisy putih yang cantik.

Ema tersenyum lebar dan mengambil seikat bunga daisy yang diminta Caine. "Bunga ini sangat indah, seperti biasa, pilihan Anda sempurna," katanya sambil menyerahkan bunga tersebut.

Elaine dan Mia sibuk melihat-lihat dagangan milik pedagang lainnya, sementara Caine berbincang sejenak dengan Ema.

Pasar yang ramai dipenuhi dengan suara tawar-menawar dan tawa anak-anak yang bermain. Aroma rempah-rempah dan makanan segar memenuhi udara, menciptakan suasana yang hidup dan hangat.

“Terima kasih, Ema.,” ujar Caine, sambil memberikan beberapa koin emas sebagai pembayaran.

“Terima kasih kembali, Tuan Caine. Selamat menikmati harinya!” Ema membalas dengan penuh semangat.

Caine mengangguk dan mengajak Elaine serta Mia untuk kembali berjalan-jalan di pasar. Mereka melanjutkan menjelajahi kios-kios lainnya, menikmati suasana pasar yang ceria.

𝐄𝐍𝐃𝐈𝐍𝐆 ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang