Chapter 10

664 70 1
                                    

.
.
.

“Hilangkan semuanya hingga tak bersisa,” perintah Gin, tatapannya masih penuh ketegasan. “Ah, dan pindahkan tubuhnya ke dalam sebuah peti. Kirimkan ke rumah orang tuanya,” lanjutnya sebelum berbalik dan berjalan pergi, diikuti Krow yang setia berada di belakangnya.

Para pelayan segera bekerja, membersihkan sisa-sisa kekacauan dengan cekatan. Penjara tua yang suram itu kembali tenang, seolah tak pernah terjadi apa-apa.

.
.
.

Happy Reading

.
.
.

🥐: "Huh, akhirnya masalah kemarin selesai ya."

Molly: "Ehem, kira-kira sekarang Caine sama Rion gimana ya?"

🥐: "Gimana apanya?"

Molly: "Kondisinya lah."

🥐: "Ohhh, mau tau?"

Molly: "Mau banget!"

🥐: "Shh, lihat nih."

Dengan satu ayunan tangan, gemerlap cahaya berwarna keemasan muncul di depan mereka. Cahaya itu membentuk seperti jendela besar, dan di dalamnya terlihat sebuah pernikahan megah yang sedang diselenggarakan.

Molly: "Apa itu Rion dan Caine?"

🥐: "Benar sekali, sekarang ayo kita simak acara suci ini."

___________________________________________

Di sinilah Rion dan Caine berada, siap mengucap janji pernikahan. Akhirnya, pernikahan yang ditunggu-tunggu dapat diselenggarakan setelah melewati banyak hal. Sepertinya, Rion dan Caine layak mendapatkan pernikahan terbaik.

Di altar yang megah, dihiasi bunga-bunga indah dan lilin yang menyala lembut, Rion dan Caine berdiri berhadapan. Senyum di wajah mereka memancarkan kebahagiaan yang begitu dalam. Pendeta berdiri di hadapan mereka, siap untuk melanjutkan upacara yang sakral ini.

Pendeta: "Saudara Rion, apakah saudara bersedia menerima Caine Canavero sebagai istri Anda, dan berjanji untuk mencintai, menghormati, dan setia kepadanya dalam segala keadaan, baik dalam suka maupun duka, dalam kelimpahan maupun kekurangan, dalam sehat maupun sakit, sepanjang hidup Anda?"

Rion: "Saya bersedia."

Pendeta mengangguk dan kemudian menoleh ke arah Caine.

Pendeta: "Saudara Caine, apakah saudari bersedia menerima Rion Discword sebagai suami Anda, dan berjanji untuk mencintai, menghormati, dan setia kepadanya dalam segala keadaan, baik dalam suka maupun duka, dalam kelimpahan maupun kekurangan, dalam sehat maupun sakit, sepanjang hidup Anda?"

Caine: "Saya bersedia."

Tepuk tangan meriah terdengar dari para tamu yang hadir, menyambut ikrar suci dari pasangan yang telah melalui banyak rintangan untuk sampai ke momen ini. Caine dan Rion saling menatap dengan penuh cinta, lalu mereka bertukar cincin sebagai simbol ikatan mereka.

Pendeta: "Dengan ini, saya nyatakan kalian sebagai suami dan istri. Kalian boleh berciuman."

Rion dan Caine saling mendekat, lalu berciuman dengan lembut di tengah sorak sorai dan tepuk tangan dari para hadirin. Kebahagiaan mereka terpancar begitu jelas, memenuhi seluruh aula dengan cinta dan harapan.

Elaine, yang melihat dari kejauhan, tak kuasa menahan air matanya. Krow memeluk kembarannya itu, mengusap surai ungu muda Elaine dengan lembut. Di saat itulah, kakak-beradik ini terlihat lebih akur daripada biasanya.

Mia dengan semangat berlari kecil ke arah Caine lalu memeluk kakinya dengan erat. Rion tersenyum, merasa gemas dengan tingkah putri bungsunya itu. Rion mengangkat Mia ke gendongannya, memeluknya erat.

𝐄𝐍𝐃𝐈𝐍𝐆 ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang