Terpantau sudah 30 menit Yesaya berkutat dengan peralatan dapurnya. Meskipun Yesaya tidak pandai memasak, setidaknya ia tidak meledakkan dapur seperti yang Pangeran lakukan. Memang tidak seenak jika membeli makanan dari restaurant, tetapi apa salahnya jika ingin menghemat pengeluaran dengan memasak makanan sendiri? Jauh lebih sehat dan murah tentunya.
Namun, ada yang aneh dari Yesaya pagi ini. Kenapa tubuhnya terus menggeliat seakan ada yang menggelitikinya?
Pangeran berjalan menghampiri Yesaya yang sedang memasak di dapur. Dengan sigap, Pangeran memeluk tubuh Yesaya dari belakang dan menciumi tengkuknya sambil sedikit mengendusnya.
"Kamu wangi banget Yes. Aku suka." Ucap Pangeran sambil terus mengendus tengkuk Yesaya dengan nafas membara.
Perlakuan seperti itu sudah sering Yesaya dapatkan dari Pangeran. Pria berkulit sawo matang itu selalu sukses membuat hati Yesaya berdebar-debar.
Dengan sengaja Pangeran meraba dan meremas bantalan empuk yang Yesaya miliki. Tak disangka, Yesaya mengeluarkan desahan sensualnya yang membuat Pangeran kebingungan. Tidak biasanya Yesaya berperilaku seperti ini. Hal ini tentu saja tidak akan membuat Yesaya terangsang dengan cepat.
Pangeran kembali meremas bantalan tersebut dengan penuh tenaga. Yesaya yang diperlakukan seperti itu merasa tidak nyaman. Area sensitifnya terasa seperti sedang dipermainkan. Semakin ditekan oleh Pangeran, semakin melesat jauh ke dalam.
Pangeran yang merasa curiga, langsung menurunkan celana Yesaya dengan agresif. Yesaya memang tidak pernah menggunakan celana dalam saat di rumah, permintaan langsung dari Pangeran. Yesaya mana bisa menolaknya?
Dengan cepat Pangeran meraba anal Yesaya dan memasukan dua jarinya ke dalamnya. Pangeran merasakan ada benda asing yang tertanam di anal Yesaya. Yesaya yang merasa analnya sedang diberi kenikmatan, langsung mengeluarkan desahannya yang ia pendam sedari tadi.
Benda tersebut seperti sudah lama tertanam disana, nampak basah dan lengket. Pangeran berhasil mengeluarkan benda tersebut dari anal Yesaya. Yesaya terlihat kecewa karena akan mencapai klimaksnya tetapi Pangeran mengeluarkan jarinya dari anal Yesaya.
Pangeran langsung mengangkat Yesaya ke meja makan sambil menatap tajam ke arah Yesaya. Yesaya terlihat takut dan khawatir akan reaksi Pangeran.
"Oh, udah berani main ginian?" Ucap Pangeran sinis sambil mengarahkan vibrator panjang tersebut ke wajah Yesaya.
"Maaf." Ucap Yesaya sambil memajukan bibirnya.
"Ngapain minta maaf? Seneng kan lu pake ini? Siapa yang ngajarin jadi lonte? Jawab bego. Udah gabisa ngomong apa gimana? Kebanyakan di ewe jadi otaknya udah tolol."
Yesaya tidak bisa berkata-kata. Analnya berkedut, penisnya kian menegang dan mengeras. Yesaya merasa terangsang jika Pangeran memanggilnya dengan kata-kata kasar. Yesaya suka itu, Yesaya suka saat Pangeran memaki-makinya.
Merasa tidak ada jawaban dari Yesaya, Pangeran kembali memasukan kedua jarinya ke dalam anal Yesaya.
Yesaya hanya bisa mendesah dan mendesah. Jari Pangeran adalah kesukaannya. Panjang, melesat sampai ke titik kenikmatan Yesaya.
"Ahhh. Enak Pang. Ahhhhh."
"Emang lonte lo Yes. Baru main pake vibrator aja udah becek banget gini. Gimana pake kontol gue, udah luber kali."
Yesaya terlihat sangat kacau dengan kaos putih polosnya. Meskipun hanya menggunakan jari, tapi Yesaya sangat menikmati permainan tersebut.
Suasana disana nampak sangat panas walaupun terdapat sebuah pendingin ruangan di sana. Ditambah ada sepasang kekasih yang sedang melakukan hal tak senonoh di sana.
Entah apa yang terjadi pada masakan yang Yesaya buat tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla Chilli Pepper (mostly yesapange)
Storie d'amoreone shot stories sesuai judulnya, ceritanya bakal Vanilla Chilli Pepper Kalo mood nulis gw update