67 || Mimpi dari Kenangan Bunga (1)

402 50 5
                                    

 
 
 
 
 
 
 

Yoruichi ingat dengan jelas, masih begitu terasa betapa lembutnya kecupan lembut di pipinya. Sesuatu yang baru dirasakannya selama ribuan tahun dirinya hidup. Sebuah kehangatan dan kenyaman yang mampu menciptakan gelayar debaran yang semakin kencang di dadanya.

Sejak kapan? Entahlah, Yoruichi tidak pernah tahu pastinya. Karena semenjak mengenal Sakura, waktunya seakan berhenti hanya untuk mengagumi betapa menyilaukannya senyuman dari pemilik sorot teduh nan lembut itu.

Hingga tanpa disadarinya—ia mulai menganggap Sakura sebagai harta yang jauh lebih berharga daripada nyawanya sendiri.

 




 

Semenjak mengenal Sakura, setiap pagi Yoruichi hanya akan duduk bersandar di pohon sakura besar itu sambil menatap kearah jalan setapak kecil yang selalu dilalui Sakura untuk datang menemuinya. Jantungnya selalu berdebar menantikan saat gadis pujaannya memanggil namanya dengan nada ceria dari suara merdu yang menghangatkan hatinya.

Benar, dengan bangga sang Dewa Kesuburan Inari Yoruichi mengakui jika dirinya telah takluk dihadapan sosok rapuh gadis mungil bernama Gojo Sakura.

Namun, beberapa waktu belakangan ini sesuatu yang aneh terjadi.

Awalnya hanya beberapa hari, berubah menjadi minggu, hingga tanpa sadar enam bulan berlalu begitu cepat. Saat Yoruichi menyadari—

—telah selama itu Sakura tidak mengunjunginya.

Yoruichi tidak ingin berpikiran buruk, ia hanya menduga jika kemungkinan Sakura sudah dibawa kembali ke kediaman utama keluarga Gojo. Ia kesal dan marah karena Sakura tidak memberitahunya apapun, bahkan kadang kala dirinya bisa berubah bodoh dan konyol karena bertanya ke beberapa kutukan agar mencoba mengintip ke desa untuknya.

Mencoba melupakan, sudah dilakukannya dan tetap gagal.
Mencoba acuh tanpa lagi peduli, tapi tiba-tiba kepalanya diserang berbagai macam dugaan yang membuatnya pening seketika.

Terakhir kali, ia mencoba beranjak pergi agar sekaligus melupakan kenangannya dengan Sakura. Sayangnya hanya bertahan setengah hari, karena malamnya ia tanpa sadar justru kembali pulang ke bukit bunga itu yang entah sejak kapan sudah dianggapnya sebagai rumahnya.

“Arghh! Gadis menyebalkan! Kutukan apa yang sudah kau berikan padaku?! Aku bisa gila kalau begini terus!” gerutunya mengacak-acak rambut putihnya yang panjang.

Setelah selesai mengamuk brutal hingga menjadi tontonan seluruh kutukan di hutan, akhirnya Yoruichi memutuskan untuk pergi ke desa dengan menyembunyikan energi kutukannya diwujud manusianya.

 




 

Mata biru Yoruichi melihat sekitar dengan pandangan tertegun. Desa ini tidak begitu besar, penduduknya juga tidak terlihat begitu berkecukupan. Tetapi senyuman dan kebahagiaan selalu menyertai setiap mereka melangkah, bahkan keramahan juga turut menyapanya.

“Apa tuan seorang pelancong? Mungkin tidak seberapa, tapi silahkan diterima.”

Seorang wanita tua memberikan sekotak kecil manisan dango dengan tiga corak yang cantik. Disebelahnya ia melihat dua manisan dari kue beras berbentuk bunga sakura yang cantik dan menggugah selera.

“Kami semua membuat manisan berbentuk sakura untuk mendoakan Sakura-sama agar segera diberikan kesembuhan,” jelas wanita tua tersebut dengan senyum lembut.

“Kesembuhan?” tanya Yoruichi dengan satu alis menukik naik.

“Iya, benar. Sakura-sama yang menjadi tonggak desa kecil ini sekarang tengah menderita sakit. Sudah enam bulan berlalu, banyak juga tabib yang dipanggil tetapi tidak yang berhasil menyembuhkannya. Kami semua sangat sedih, tetapi kami tetap tersenyum sambil berharap agar Sakura-sama segera sembuh dan memberikan keceriaan lagi untuk desa ini.”

CURSED SOULLESS || Jujutsu Kaisen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang