1. Aberleen

324 36 7
                                    

⛧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natan Walker. Seorang rakyat biasa yang ditakdirkan menjadi Beta. Selama 25 tahun ini Ia selalu bersyukur karena terlahir sebagai seorang Beta, setidaknya dia tidak perlu bergantung dengan Supressant seumur hidupnya, tidak perlu khawatir akan siklus heat dan rut yang bisa datang tak mengenal tempat maupun waktu, dan yang pasti dia tidak perlu khawatir dengan serangan alpha yang sedang rut karena dia bukanlah omega.

Walaupun dengan segala kelebihan yang dimilikinya sebagai beta, Natan pernah merasakan patah hati pertama kali karena sub-gendernya sendiri. Saat itu Natan masih berumur 18 tahun, Ia juga masih menyandang status sebagai siswa di Akademi Moniyan.

Namun bukan waktu yang tepat untuk mengingat-ingat masa lalu. Sudah waktunya Natan sadar akan nasibnya di masa kini. Masa yang akan membawanya ke dalam cerita dengan takdir yang tak terduga.

Natan berdiri dengan postur yang sempurna, rambut putih yang biasa terurai kini di tata sedemikian rupa, tak lupa dengan kacamata monocle yang menempel di mata sebelah kirinya.

Kulit putih itu dipadukan dengan jas hitam dan dasi berwarna hitam kebiruan. Lihat saja bajunya itu. Terlihat usang karena sudah lama tak digunakan. Namun entah bagaimana caranya, saat Natan yang mengenakannya orang-orang tidak dapat menemukan titik 'usang' yang dimaksud.

Alpha, beta maupun omega selalu memperhatikan hal lain yang dimiliki oleh Natan. Salah satu hal yang dimaksudkan adalah wajahnya. Wajah sang beta yang terlihat begitu tenang, setenang air mengalir yang dapat memikat mata. Baju yang dirancang secara sederhana pun menjadi begitu mewah saat menempel ditubuhnya.

Bangunan megah yang berada didepan mata berhasil menciptakan lengkungan kecil disudut bibir Natan. Beta itu tersenyum seraya memperhatikan sekitarnya dengan perasaan takjub. Halaman yang luas justru terlihat seperti ladang bunga, lihatlah mawar merah yang bermekaran tanpa malu disana. Kupu-kupu dengan segala warna terbang kesana kemari menjadi pelengkap yang sempurna.

Natan dihadapkan dengan pelayan cantik yang kini tersenyum ramah kearahnya. Ia membungkuk sebagai tanda hormat dan ucapan terimakasih yang secara tidak langsung disusul dengan balasan sang pelayan.

Seragam hitam kebiruan dan rambut putihnya yang panjang membuat wanita itu terlihat seperti seorang peri dibandingkan dengan pelayan. Aroma seperti bunga Lily kian menyebar dari tubuhnya. Natan menjadi sedikit penasaran sekarang, parfum apa yang digunakan wanita ini?

"Namaku Miya. Siapa namamu?" ucapnya mendahului.

Natan tersenyum kecil, "Namaku Natan. Senang berkenalan dengan mu."

Setelah perkenalan singkatnya itu Miya pun mulai menuntun perjalanan Natan.

Tempat itu dikelilingi oleh kebun-kebun yang terpisah dan kebun kenegaraan yang formal, dilengkapi dengan jalan setapak dan petak bunga yang berada disisi kanan dan kirinya.

[BL] DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang