Jakarta, Juni 2015Ello hari ini memiliki jadwal rutin untuk sekedar menemani Vera membunuh sepi di hari minggu dengan segelas soda diminum berdua di teras rumah.
" El gue ngerasa nggak pantes buat siapapun.... Kira kira ada nggak ya yang nerima gue " ucap Vera menyandarkan kepalanya pada bahu El.
" ngaco banget deh buang jauh- jauh semua pikiran itu Vera perempuan hebat dan Vera luar biasa dan gue beruntung punya sahabat kayak lo. "
" thanks El udah jadi sahabat yang baik. "
Kemudian El mengelus rambut panjang wanita itu dan menatapnya dengan cinta. Ya cinta ia mencintai Vera bahkan sejak awal mereka bertemu di acara pernikahan Teh Kia beberapa tahun yang lalu.
Sebentar, El tadi mengelus rambutnya menatapnya dengan senyum yang selalu indah. Darahnya berdesir aneh sekali ia menyukainya. Tapi El hanya sahabat. Tak mungkin El menaruh perasaan padanya. Vera tak mau lagi jatuh cinta termasuk pada pria sebaik Ello.
" kenapa Ver kok ngelamun?"
" nggak ini cuma keinget skripsi gue besok mau bimbingan "
" gue jemput besok jam berapa?"
" bareng Lula El nggak usah "
" oke tapi pulangnya jalan jalan sekalian temenin nyari jas buat wisuda"
" loh nggak sama mami?"
" nggak, mami lagi mabok cucu katanya suruh cari sendiri "
" haaaahaa punya saingan ya sekarang "
" tapi seneng gara-gara Nadine sama Raka mami jadi ibu rumahan. " curhat Ello. Banyak cerita ia bagi hari itu bersama Vera.
****
" ver lo jadian sama Ello? " tanya lula karena tempo hari melihat Ello merangkul wanita itu mesra.
" kesimpulan dari mana sih ? Tanya Vera sambil mengetik beberapa huruf pada laptopnya.
" senin kemaren gue liat lo sama El rangkulan mesra pas jalan mau ke butik "
" nggak ada lah mana mungkin gue jadian lu tau kan si El anaknya emang physical touch. " Katanya sambil terus mengetik hal-hal yang bisa membuatnya cepat wisuda.
Suasana hening sejenak Lula dan Alma saling menatap menerjemahkan gerak tubuh Ello yang anaknya emang physical touch menurut Vera.
" tapi Ver gue temenan sama si Dery gak pernah tuh di rangkul se mesra itu paling mentok ya pala gua di toyor" sahut Lula tiba-tiba.
" ya mana gue tau lulaa lagian si Dery kan lelaki setengah mateng ya wajar gue aja di ajak gibah " timpal Vera sambil terus mengetik pada laptopnya.
Sementara Alma jangan ditanya ia masih memeluk bantal guling dengan sarung monokrom itu sambil membaca sebuah buku tebal bertuliskan Manajemen Bisnis yang di buka terbalik.
" Ver fix si El kayaknya suka sama lo deh "pernyataan ini sepertinya Alma dapat dari buku yang ia baca secara terbalik.
" ngaco banget Al gak mungkin aneh,spekulasi lo aneh banget sumpah El itu sahabat gue "
" ya terus emang kalo sahabat nggak boleh kah suka sama sahabatnya sendiri? "
" udah sihh Al jangan makin ngaco yaaa diem mendingan baca yang bener deh bukunya"
" denial nya kenceng banget kayaknya otak sama hatinya lagi pagelaran moto GP" balas Lula sambil mengunyah kue bawang buatan ibu Vera.
Spekulasi Alma dan lula sudah sejak lama terjadi terhitung dari awal Ello menjadi sahabat Vera. Vera juga sadar bagaimana hatinya bekerja namun semua desiran itu sama menakutkannya dengan trauma masa lalu yang Vera alami.
"Vera percaya El orangnya baik" ungkapnya pada ibu waktu itu. "Tapi Vera masih ragu Vera takut El akan sama seperti Bastian, lagi pula, kalau masalah baik bakteri yakult juga baik bu "
Masa lalu merubahnya begitu jauh dan soal Ello dan segala spekulasi orang masih berat untuk Vera terima. Bayangan kebejatan Bastian masih memeluknya begitu erat ia tak mau lagi. Cukup sekali ia harus berteriak pedih karena selangkangan yang terbuka paksa tanpa ada perasaan.
********************
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVERA ( Ongoing )
RomansaVera Sherania Theo merupakan putri tunggal dari seorang pengusaha properti terkenal bernama Darmawan Alex Theo yang kini menyerahkan perusahaan kepada putrinya. Namun patah hati sedikit menghilangkan profesionalitas dan dedikasi Vera sebagai CEO ba...