R - 01

192 30 14
                                    

Hai gaes, Eve dateng dengan cerita baru.
Ini short story, mungkin partnya gak akan sampai 20 I think (?).

Jangan lupa vommentnya ya, Eve kangen baca komenan kalian soalnya, hahaha
Semoga suka, enjoy!! ⸜(*ˊᗜˋ*)⸝

Note : awas, typo bertebaran 😅🙏🏻

🍃🍃🍃

"Van, bakso babeh Rojali gas?"

"Lo bakso mulu. Kemarin lusa lo juga abis makan bakso ya, Bby. Lama-lama muka lo jadi bakso beneran."

"Lebay amat. Mau apa kagak? Abis itu kita ngerjain tugasnya di rumah lo."

"Kok di rumah gue?"

"Ya masa mau di kosan gue?"

"Kenapa gak di kafe aja?"

"Bosen ah. Abis makan bakso masa mau ke kafe sih."

"Ck, yaudah ayo buruan."

Gabriella dan Evan, sepasang sahabat yang dipertemukan ketika mereka menjalani MOS tahun lalu. Gabby yang petakilan alias banyak tingkah mudah sekali menjadikan Evan sebagai sahabatnya, padahal remaja yang punya lubang cacat indah dipipinya itu sulit sekali berinteraksi dengan orang-orang yang baru dikenalnya dan cenderung pendiam. Entah bagaimana Gabby berhasil membuat si tampan itu menjadi teman dekatnya yang membuat iri teman-temannya.

Dan satu hal yang perlu kalian tahu, hanya Gabby satu-satunya orang asing yang diperbolehkan melakukan skinship padanya.

Evan memasangkan helm bogo peach bergambar seekor rusa di kepala Gabby, sedangkan gadis itu sibuk bercerita random. Terlihat lucu sekali kepala kecilnya yang tertutup helm bogo dan bibirnya yang sibuk mengoceh, persis anak kecil. Itu helm pribadi Gabby, by the way, dan dipesan khusus oleh Evan sebagai hadiah ulang tahunnya beberapa minggu lalu.

Beberapa orang yang melewati mereka jalan sambil berbisik membicarakan mereka berdua. Banyak dari mereka yang mengasumsikan kedekatan Gabby dan Evan sebagai sepasang kekasih yang sangat serasi padahal kenyataannya tidak ada perasaan romantis diantara mereka, pure bersahabat saja.

Katakan saja keduanya munafik, karena sebagian besar orang percaya tidak ada sepasang laki-laki dan perempuan yang murni berteman. Katanya sih pasti keduanya diam-diam ada rasa atau bisa juga cinta bertepuk sebelah tangan. Tapi tidak dengan Gabby dan Evan, mereka berdua murni hanya berteman. Terserah orang lain percaya atau tidak.

"Pegangan yang bener. Gue gas lo gak pegangan terus melayang gue ketawain mampus lo."

Evan meringis mendapat geplakan keras di punggungnya.

"Sakit anj--"

"Ngomong kasar gue tendang lo dari motor! Buruan jalan."

Evan mendengus keras. Seumur-umur hanya Gabby perempuan di hidupnya yang berani memarahi dan membentaknya, bahkan neneknya saja tidak pernah melakukan keduanya. Gabby juga satu-satunya perempuan yang berani memukulnya sementara selama ini tidak ada yang berani bermain tangan dengannya, terutama di rumah.

Pada akhirnya Gabby memeluk pinggang Evan erat seperti yang biasa dilakukannya kalau sedang boncengan dengan sahabatnya itu.

Motor yang dikendarai Evan berhenti di sebuah warung yang terlihat sangat ramai dari luar. Memang sih, bakso babeh Rojali memang bakso legendaris, pelanggannya sudah tak terhitung lagi. Baru buka jam 10 pagi saja sudah ada antrean panjang. Iya, memang enak dan seterkenal itu.

𝑹𝒆𝒅𝒆𝒎𝒂𝒏𝒄𝒚 - Sehun X YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang