Heyyooooo~
Malming pada kemana niiih?
Eve cuman bisa rebahan gesss ditemani flu dan batuk berdahak~ 😿Betewe sebelum kalian lanjut baca Eve mau tanya, waktu cerita ini publish kalian baca deskripsinya gak yaa?
Karena Eve udah tulis disana ini cerita AGE-GAP. Takutnyaaa ada yang gak baca dan malah ngerasa aneh, jijik, atau apapun itu waktu baca cerita ini, hehee.
Jadiiii kalau ada yang gak suka cerita romansa dengan perbedaan umur yang jauh boleh cawww kok dan tolong jangan komen dengan kata-kata yang kasar yawww ⸜(*ˊᗜˋ*)⸝
Udah segitu aja cuap-cuapnya.
Jangan lupa like, komen, dan subrek gesss~🤭Candaaa. Tetep, vomentnya ya cayang-cayangnya Eve 😘
Happy reading! ♡ ~('▽^人)
❗Typo bertebaran❗
*****
Gabby baru saja sampai di sekolah diantar supir keluarga yang sudah pulang. Penampilannya terlihat modis kecuali permen lolipop yang bersarang dimulutnya. Lalu kerumunan kecil di koridor menarik perhatian, dia picingkan mata rusanya.
"Evan?"
Gabby berjalan mendekati kerumunan itu.
"Misi~ permisi kawan~ permisi~"
Ternyata Gabby membutuhkan cukup usaha hanya untuk melihat sahabatnya yang terdiam kaku dikelilingi para siswi yang mengidolakannya. Sebagian besar dari mereka membawa beberapa kotak hadiah, ada juga yang membawa kotak bekal. Gabby mendesah pelan. Dia memposisikan dirinya berdiri di depan Evan. Evan yang menyadari kehadiran Gabby perlahan memegang tas Gabby.
Ingat, Evan tidak suka disentuh dengan orang-orang asing, sekalipun itu teman-teman sekolahnya. Evan bisa saja langsung kabur, tapi menurut pengalaman sebelumnya para siswi yang mengaku fans-nya ini pasti mengejarnya dan Evan benci itu. Evan bukan tak memiliki alasan atas sikapnya yang terkesan sombong.
"Guys, kalau kalian mau kasih hadiah ke Evan tolong jangan memaksa bisa? Apalagi sampai jadi kerumunan begini. Evan cuman siswa loh bukan artis. Tolong, jangan berlebihan."
"Cih, lo itu yang berlebihan. Itu Evan cuman bingung milih hadiah yang mau kita kasih," ucap seorang siswi lantas didukung oleh yang lainnya.
"Eh, kalian punya otak kan? Seharusnya kalian bisa menilai sendiri, disini Evan keliatan bingung ga buat milih hadiah kalian? Karena yang gue liat daritadi dia cuman diem kayak patung pancoran begini dan lo pada bilang dia bingung? Rabun mata kalian, hah?"
"Lo itu siapa sih, Gab? Lo cuman temennya, bukan pacarnya, jadi ga usah sok deket dan cari-cari perhatian sama Evan. Dasar gatel lo!" masih dengan siswi yang tadi.
Gabby tersenyum sinis, "Disini yang gatel itu siapa? Gue atau lo? Gue ga perlu tuh cara murahan lo buat sekedar dapet perhatian Evan, sedangkan lo?" Gabby memandang siswi ber-name tag Andrea di seragamnya dengan tatapan mencemooh, "tanpa gue katakan pun lo seharusnya sadar diri lah ya," lanjutnya.
"Dah sana, bubar! Bubar! Perlu gue minta bantuan guru BK, hah?!"
Perkataan Gabby sontak saja membuat wajah Andrea merah padam menahan emosi lantas pergi begitu saja dari sana. Perlahan kerumunan tadi pun mulai bubar menyisakan Evan dan Gabby berdua.
Gabby mengusap kepala Evan, "You okay, Van?" dia pegang pipi Evan untuk melihatnya. Kulitnya terasa dingin ditangan Gabby.
"I'm not, Bby. But, it's okay." Gabby memeluk bahu Evan dan membisikkan kata-kata tenang. "You'll be okay. I'm with you."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝒆𝒅𝒆𝒎𝒂𝒏𝒄𝒚 - Sehun X Yoona
Hayran KurguGabby tidak pernah membayangkan bahwa kedatangannya ke rumah Evan untuk pertama kalinya justru membuatnya bertemu dengan seorang pria tampan yang berhasil mencuri hatinya. "Van, lo ga pernah bilang kalo lo punya abang yang cakepnya melebihi Yang Yan...