setitik keraguan

412 35 8
                                    

Hati tak bisa memilih kemana ia akan pergi.

Masih ada hampir satu pekan untuk kembali bertanya "apa yang ia lakukan tepat?" Amber hitam pekat menatap pantulan diri dalam balut jas putih bersih tanpa noda, di design penuh khidmat untuk setiap pelaku yang membawanya ke acara-acara sakral merasakan kepuasan batin terhadap pakaian yang mereka kenakan. Taesan termenung, hampir 10 menit. Jaehyun tak bilang mereka akan bersama untuk membesarkan dan merawat calon manusia, Jaehyun tak pernah bilang hatinya siap untuk bersama. Setitik keraguan yang mencipta noda di relung jiwa, benarkah Jaehyun bersedia? Apa artinya pernikahan kalau hatinya sama sekali tidak tertata?

Taesan ingin kabur, kemana pun asal tidak ada Jaehyun disana. Ingin membuang luka dan beban yang ada, termasuk bayi kecilnya. Kedua tungkainya patah, jangankan menjaga bayinya menjaga berat badannya tetap menapak saja rasanya sulit. Taesan bingung, ragu-ragu dengan pilihan di depan mata, benar keinginan akan terwujud tapi apa ini benar? Tanpa aba raganya dibawa keluar dari ruang ganti, diluar sana Jaehyun menatap penuh bingung.

Airmata Taesan jatuh berceceran di lantai, hanya ada Jaehyun dan dirinya.

"Aku tidak bisa"

Taesan mengiba, berharap Jaehyun mengerti apa yang ditahan semenjak tadi. Apa yang bergumul dalam pikiran mencari celah untuk keluar, keraguan tanpa dasar yang menakuti hampir 2 minggu di benak dan relung hati. Taesan ingin menjadi ratu, satu-satunya dalam hati Jaehyun tapi harus sebanyak apa ia berusaha? Agar bisa mengganti nama bungsu mereka dalam hati Jaehyun? Apa memang benar Jaehyun juga menerimanya dalam janjinya bersama Tuhan? Apa yang Jaehyun janjikan padanya di depan Tuhan, apakah akan terjadi? Selamanya menjaga Taesan dalam keadaan suka maupun duka hingga maut menjadi pemisah, apa Jaehyun mampu?

Jaehyun masih menerka arti, kalimat transparan yang menganggu fungsi otaknya. Bingung dengan keadaan, airmata yang tumpah juga tangan Taesan yang menepuk-nepuk dada. Pria matang 20 an itu segera membekap Taesan dalam dekap hangatnya, sesekali menepuk punggung menenangkan. Jaehyun tak pandai dalam segala hal, termasuk memahami isi hati Taesan. Jadi ia biarkan tangis Taesan memecah hening beberapa saat sebelum mulutnya berani mengucap sepatah dua patah bertanya perihal keadaan yang lebih muda.

****

Pekan ini akan membuat keduanya sibuk bergelut dengan persiapan pernikahan, Jaehyun hampir tak punya waktu untuk sekedar menghirup udara bebas. Kesana kemari membawa berkas dan hal lain yang perlu ditangani segera, dan Taesan lagaknya kelelahan dengan persiapan serba cepat. Mungkin juga belum terbiasa dengan keadaan, kala Jaehyun berusaha untuk mendekat padanya.

Taesan sering terlihat merenung di sela-sela kebersamaan bersama para anggota, kadangkala ia butuh waktu lama untuk keluar dari kamarnya tatkala Sungho memanggil untuk makan bersama. Taesan nampak aneh bagi Jaehyun, bukan hanya ia yang merasakan, beberapa kali Woonhak dan Riwoo mengeluh akan sikap Taesan yang kurang fokus akhir-akhir ini. Tubuh Taesan nampak tak bernyawa kendati tetap bergerak dan Jaehyun satu-satunya yang merasa pusing akibat ulahnya.

"Hyung, apa yang kau mau?" Kala itu Jaehyun bersandar di kursi dalam studio milik mereka sembari memejamkan mata, tak habis-habis memikirkan sikap Taesan dengan wajah murungnya akhir-akhir ini. Pernikahan dimajukan, sebab Jaehyun tak mau jadwal pernikahan mereka berembuk dengan jadwal grup yang padat. Jadi Jaehyun menoleh pada Taesan.

"Aku lelah" yang lebih muda menyambut matanya dalam hening, mata itu telah membuat Taesan jatuh beribu kali, tapi tak mampu pula ia jangkau dalam sepi. Dan Jaehyun disulap menjadi benda mati mengaggumi netra sayu yang menginterupsi malammya. Ada sebidang ragu yang terlihat darisana, ah ia dipaksa mengerti mengapa Taesan mengurung diri di dalam kamar tanpa henti.

"Kita bisa pulang sekarang" Gelengan menjelma jawab bagi Jaehyun, ditundukkan kepala itu sedalam relung hati, ingin direngkuh dalam hangat tubuh Jaehyun tapi ia tak ingin meminta lebih dulu. Enggan sebab Jaehyun tak punya hati untuk meladeni riuhnya jantungnya yang berdetak hampir mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue (Ddingdongz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang