Sebuah gedung tinggi yang berada ditengah pusat kota telah dipadati oleh orang-orang. Tak hanya itu, beberapa poster besar juga tertempel pada dinding kaca gedung tersebut, memberikan informasi bahwa adanya acara meriah yang sedang dilaksanakan di dalam gedung. Beberapa aparat kepolisian juga dihadirkan guna menjaga ketertiban masyarakat yang datang. Hal yang membuat menarik, beberapa orang kompak menggunakan pakaian berwarna biru muda dipadukam oleh warna putih sambil membawa papan nama yang bertuliskan Richie Ajuna Achazia. Ya, mereka adalah penggemar berat dari penyanyi muda yang kini sedang naik daun.
Hari ini adalah hari dimana Sang Artis menggelar acara jumpa penggemar bertajuk 'Unloveable Reverie Fansign Event.' dalam rangka mempromosikan album terbarunya. Acara itu dihadiri oleh seratus penggemar yang telah dipilih secara acak oleh penyelenggara. Mereka yang telah beruntung lantas berbondong-bondong datang dengan membawa album ke-tujuh yang baru dirilis satu minggu yang lalu guna mendapatkan tanda tangan Sang Artis. Mereka sangat antusias untuk bertemu idola mereka. Kendati demikian para penggemar tetap tertib dan mengantri untuk mendapatkan gilirannya masuk ke dalam gedung.
Tak lain halnya dengan seorang pemuda bertubuh gendut yang mengantri diantara para penggemar yang lain sambil memeluk album berwarna biru. Seraya membenarkan posisi kacamatanya guna memperjelas pandangannya pada poster besar yang menunjukan sosok penyanyi berambut abu-abu terang yang tengah tersenyum manis. Pahatan wajahnya terlihat begitu sempurna dipadukan oleh kesan menggemaskan, proporsi tubuh mungil yang cukup berisi, memiliki kulit putih mulus adalah hal yang dimiliki oleh Richie Ajuna Achazia. Netra gelap itu berbinar seolah memuja visual indah yang dimiliki oleh Richie pada poster tersebut.
"Jadi, ini pertemuan kita yang ke sembilan puluh tiga kali ya, Richie?" gumamnya.
Havenio beralih memandang album di pelukannya dengan perasaan bahagia. Sejak Richie memulai debutnya lima tahun lalu, Havenio langsung tertarik pada penyanyi solo yang berusia satu tahun lebih muda darinya itu. Apapun yang berkaitan dengan Richie, pasti Havenio akan membeli atau mendatanginya. Ia tak ingin melewatkan kesempatan untuk bertemu idolanya barang satu detikpun. Semuanya Havenio lakukan hanya untuk memuaskan perasaannya yang begitu membuncah untuk Richie.
Sejauh ini, Havenio berpikiran bahwa hanya Richie-lah yang dapat membuatnya menghambur-hamburkan uang tanpa ada rasa penyesalan setelahnya. Berapapun jumlah uang yang harus dikeluarkan, Havenio tetap sanggup membayarnya. Kini, Havenio menduduki kursi yang sangat dekat dengan panggung, dimana Ia pasti berkesempatan untuk beradu pandang bersama Richie atau mungkin berinteraksi bersama Sang Idola. Apapun kemungkinan itu, Havenio akan menerimanya.
Ngomong-ngomong, Havenio tak datang sendirian. Sahabatnya, Jilan juga menjadi salah satu dari seratus orang yang beruntung. Kendati demikian, sebenarnya Jilan bukanlah penggemar dari Richie, Ia hanya iseng mendaftar dan tak menduga bahwa dirinya juga ikut terpilih bersama Havenio. Kini, sahabat dari Havenio itu hanya terduduk diam dikursinya, mengamati orang-orang yang begitu antusias. Sesekali Ia juga menggerutu pelan karena telinganya terasa sakit akibat jeritan-jeritan yang dapat melukai gendang telinganya.
"Ven, gue gak heran kalo lo kadang suka budeg kalo di ajak ngomong. Ternyata seheboh ini orang-orang. Lo gak sakit kuping? Gimana caranya lo dengerin suara Richie disaat orang-orang disekitar lo teriak-teriak kayak jeritan Ibu-Ibu rempong yang biasa muncul di video amatir kecelakaan atau bencana alam?!" Jilan sedikit mengeraskan suaranya agar Havenio tetap mendengar jelas ucapannya.
Havenio sibuk memfokuskan kamera ponselnya pada panggung, Ia tersenyum kecil mendengar ucapan Jilan yang memang baru pertama kali menghadiri acara seperti ini. "Ini cuma seratus orang doang, Jil. Belum lagi kalo lo nonton konsernya. Sebelum pulang ke rumah, lo bisa mampir dulu ke Dokter THT." Katanya dengan kekehan.
Jilan merotasikan bola matanya malas, "Lagian kenapa niat banget sih? Richie juga belum tentu inget atau kenal sama lo, Ven. Jangan terlalu obsesi. Udah berapa banyak uang yang lo hambur-hamburin buat dia? Richie bahkan lebih kaya raya dibanding lo, Ven. Dia punya rumah mewah, mobil mahal, koleksi barang-barang branded, sedangkan lo cuma tinggal di kost! Itu juga bayarnya berdua sama gue. Ibaratkan kaya bumi dan langit." Jilan mulai mengoceh dan membandingkan ekonomi antara Richie dan Havenio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Platonic Soulmates
Fanfiction[DISCONTINUED] Kehadiran seorang Idola terkadang sangat berarti bagi kehidupan penggemarnya. Lagu-lagu yang diciptakan dengan segenap jiwa dan perasaan itu mampu membuat torehan luka yang ada pada hati penggemarnya seolah terobati. Percaya atau tida...