2. kakel idaman

39 31 16
                                    

***

Pukul 15.20

bel pulang sekolah sudah berbunyi, membuat seluruh siswa siswi segera mengemasi barang bawaannya, dan mulai berhamburan keluar kelas masing masing.

sama halnya dengan Shana. Dia mulai mengemasi barang barang nya ke dalam tas ransel miliknya yang bermotif kupu kupu itu.

sejenak ia berhenti, dan menoleh ke belakang. "Ran!" panggilnya, yang membuat Rani berhenti mengemasi buku buku nya, dan mendongak menatap Shana.

"kamu, pulang dulu aja ya,"

"aku mau disini dulu." imbuhnya

"ihh kenapa??" sambil berjalan ke meja shana.

"aku mau ke kantin dulu ambil dagangan" rani duduk dibangku kosong disebelah shana. "yaudah sih, kan kaya biasanya kenapa harus gue duluan?".

"kenapa sih lo?, ada yang lo sembunyiin ya sama gue?, hayoo ngaku!!", "ohh atau jangan jangan,"sedikit menjeda ucapannya.

"jangan jangan?"sedikit mengerutkan kening.

"lo punya pacar dan lo mau ketemuan sama dia, iya??!" dengan mendekatkan wajahnya ke depan shana yang membuatnya mendapat toyoran ringan dikepalanya yang membuatnya memundurkan wajahnya kembali.

"ck, apasih, ngga siapa juga yang pacaran."

"udahlah, kamu mau disini terus? kalo iya yaudah biar ditemenin noh sama mba kun"sambil tersenyum jahil ke rani yang sedikit penakut itu.  setelah mengatakan itu shana berdiri dan mulai meninggalkan rani.

"mba kun?" dia sedikit mencerna apa maksud perkataan shana. "oh, anjirrr!" teriaknya saat otaknya sudah menangkap maksud kata itu. melihat shana mulai beranjak meninggalkannya, ia langsung mengambil tasnya dan ikut keluar kelas. "shan tunggu elahh, gila lo temen secantik ini lo suruh temenan ama kunti!!" teriaknya, karena shana sudah keluar melewati pintu kelasnya.

shana terkekeh mendengar teriakan rani yang terdengar sangat nyaring dari dalam kelasnya.

dia menolehkan kepalanya kebelakang saat mendengar seseorang berlarian dibelakangnya.
"gila lo anjir cape gue!" sambil mengatur nafasnya yang masih ngos ngos an, akibat berlarian dari kelas ke lorong.

"lo mau kemana sih?" sambil menyamakan langkahnya dengan shana. "katanya ke kantin, kok jalannya malah ke perpus?"

menolehkan kepalanya, melihat rani yang masih terlihat ngos ngos an. "mau ambil buku aku yang ketinggalan,"

"katanya mau jadi polwan, lari dikit aja ngos ngos an" sambil tertawa melihat rani yang memasang wajah kesalnya.

"se polwan polwannya gue, jujur gue tetep takut kalo ama mba kun,"

"apalagi kelas kita yang katanya paling angker" sambil bergidik ngeri membayangkan dirinya jika sendiri di dalam kelasnya.

shana tertawa melihat tingkah rani yang terlihat benar benar ketakutan, manusia aneh dan nekat ya rani. Karna dia pengen jadi polwan sedangkan dia paling takut dengan hal hal begituan.

"shan, omg liat!!"teriaknya heboh dengan menunjuk ke arah lapangan basket, sambil menggoyangkan badan shana. Yang membuatnya terombang ambing tak seimbang.

"apa??" sedikit berteriak, karena rani masih saja heboh sendiri.

"gila, ada kak kevin shan, wah sumpah gila badannya guanteng pol" ucapnya sambil tersenyum manis tanpa mengalihkan pandangannya dari lapangan basket tersebut.

shana menoleh ke arah lapangan basket, yang diisi ada sekitar 8 orang disana, dan salah satunya cowok bernama kevin itu. Dia Kevindra nuansa cakra kakel yang emang ganteng, badannya bagus, tinggi berisi, ayahnya kepala sekolah di sekolah ini.

"kok ada orang se ganteng itu, kira kira udah punya pacar apa belum ya?" mendengar ucapannya tak kunjung dapat jawaban. Rani menolehkan kepala untuk melihat shana, yang sedang melihat kearah lapangan basket, mengamati seseorang yang ia tunjuk sebelumnya.

"kayanya playboy deh ran" sambil menoleh kembali menatap rani. "tapi dia tipe kamu banget". Shana tau memang tipe rani itu yang seperti cowok abdi negara, contohnya ya kevin ini.

"tau lah yuk, bisa gila gue disini lama lama liat dia, cepet pulang aja kita!" sambil menggandeng tangan shana untuk kembali berjalan meninggalkan tempat itu.

***

"bentar ya ran, aku ambil dulu kamu tunggu sini aja".

"ya gpl cepet"

"iya cinta sabar". Sambil tersenyum genit ke arah rani, yang terlihat gelisah dengan raut wajah takut, karena sekolah sudah sangat sepi.

mendengar itu rani memutar bola matanya."ck, gue tau lo ngeledek gue". Seketika membuat shana terkekeh sembari mulai melangkahkan kakinya masuk meninggalkan rani di luar.

Drrttt

segera rani mengambil ponselnya di saku yang berbunyi.

"halo, assalamualaikum bun?"

"waalaikumsalam, kamu kok belum pulang?"

"eh ini, udah mau pula-"

"kamu pulang sekarang ya, adek kamu masuk rumah sakit"

"t-ttapi.."

belum sempat rani menjawab, panggilan sudah dimatikan dari seberang. Sesaat dia bingung harus pulang sekarang atau menunggu shana.

"shana?!". "iya, sebentar" terdengar teriakan shana dari dalam perpus.

"shan, maaf gue harus pulang dulu, adek gue masuk rs, maaf ya!!". Sedikit tidak tega karena harus meninggalkan shana pulang sendirian.

"oh yaampun semoga lekas sembuh, iya ran kamu duluan, titip salam sama bunda oke?" ucapnya sambil keluar menghampiri rani. "maaf ya aku duluan, kamu hati hati ya shan, babai". setelah mengatakan itu rani berlali meninggalkan sekolah menuju parkiran.

Shana menganggukkan kepala sebagai jawaban."Hati hati jangan ngebut!" teriaknya yang semoga masih di dengar rani.

"ambil dagangan dulu deh"

Lanjut kah?






SEUTAS KATA TERIMAKASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang