BAB 1

619 30 2
                                    

Dipinggir sungai han banyak orang yang sedang berolah raga di pagi hari, bersepeda, berlari, berjalan atau hanya sekedar untuk bercanda gurau.

Udara yang cukup sejuk membuat orang lebih betah berlama-lama di sini, sambil menikmati pagi hari dengan pemandangan yang tersedia di sini.

Ah, disini Aku, pria kekar yang memiliki wajah yang tampan dan memiliki otot yang bagus, berhidung mancung dengan senyum yang membuat kedua mataku membentuk bukan sabit, selalu rutin berolah raga di sini, sambil menikmati suasana pagi yang cukup menyenangkan di sini.

Hari ini, aku tidak sendiri, aku bersama sahabatku, seorang wanita manis berkulit putih dengan pipi yang sedikit cubi dan bertubuh mungil dan seksi, ah bibirnya bahkan selalu membuatku membayangkan bisa menyentuhnya.

Dan sekedar informasi, sekarang aku sedang berlari dan sahabatku yang manis, cantik, mungil dan seksi ini lebih memilih untuk menaiki sepedanya.

Meski begitu, kami saling beriringan, dengan sesekali kami bercanda gurau dan tertawa bersama.

Aku sangat suka berada didekatnya, dia adalah perempuan yang baik dan sangat pengertian, kami berteman sejak lahir karena aku memang tinggal dirumahnya.

"Jeno" panggilnya dengan suaranya yang lembut, ah aku sangat senang mendengar cara dia memanggil namaku dengan suara yang lembut dan terkadang merajuk.

"Iya, ada apa Renjun" jawab ku sambil berlari mengiringi goesan sepedanya, meski aku ingin sekali memanggilnya 'SAYANG'.

"Jeno, kau tidak lelah? kau sejak tadi sudah berlari"

"Ah tentu saja aku lelah, tapi ini untuk kesehatan, dan sekalian untuk memperkuat otot-otot ku" kemudian aku memperlihatkan otot lenganku padanya, dan membuatnya terkekeh.

"Dasar" dia menggeleng tapi kemudian wajahnya cemberut "aku lelah .. " katanya sambil merajuk.

Oh benar-benar sangat menggemaskan "30 menit lagi, kita baru istirahat"

"Tapi Jeno- Aku sudah lelah"

Aku menggelengkan kepalaku "makanya, kau rajin-rajinlah berolah raga, agar tidak cepat lelah, dan lihatlah para wanita-wanita itu" aku menunjuk dua perempuan yang berlari di depan kami dengan daguku "mereka terlihat seksi karena rajin berolah- ah apa yang kau lakukan?" Kataku sambil mengusap kepalaku.

"Mata mu itu" dia mendengus sambil menggelengkan kepalanya setelah mendorong kepalaku "aku juga tidak kalah seksi dari mereka" dan kemudian dia memberikan gerakan seksi dengan mimik wajahnya.

Aku hampir saja terjerembap jika saja aku tidak bisa menahan keseimbanganku, astaga apa yang dia lakukan di pagi hari?

Dan kemudian dia kembali merajuk "Jeno istirahat-"

"Tidak Renjunie"

Meski terus meminta, tapi dia tidak menghentikan sepedanya, melainkan terus mengoesnya dan terus berada disampingku yang sedang berlari.

Kemudian dia kembali menggerutu "olah raga hanya akan mengurangi jatah istirahatku, pagi-pagi seharusnya aku berada didalam selimutku yang nyaman, tapi sekarang mengapa aku harus berada di sini berolahraga bersama mu?"

"Jadi kau tidak suka berolah raga dengan ku?" Tanya ku kecewa sambil menghentikan lariku dan-
Kemudian aku tidak mendengarkan jawaban darinya karena dia terus melajukan sepedanya tanpa menyadari jika aku menghentikan lariku.

Tiba-tiba dia menghentikan sepedanya dan menoleh kebelakang, mungkin karena akhirnya dia menyadari jika aku tidak disampingnya.

"YAK JENO! MENGAPA KAU BERHENTI? APA SEKARANG SAATNYA KITA ISTIRAHAT? "

Aku masih diam dan menunduk dan aku yakin dia langsung bersemangat datang menghampiriku.

"Jeno, mengapa kau diam saja? Ayo kita istirahat"

"...."

Dia terus menerus mengatakan 'ayo kita istirahat dan mengapa kau diam saja berkali-kali' hanya saja aku sengaja hanya diam dan tidak menatapnya.

"Yak Jeno! apa kau marah padaku?"

Ku rasakan sentuhan hangat dari lembut tangannya ketika dia menggoyang-goyangkan lengan ku, akh aku sangat menyukai sentuhannya.

"Jeno kau marah pada ku?mengapa kau diam saja?"

Aku masih diam dan kurasakan dia menggenggam tanganku dan menggoyang-goyangkannya lagi

"Apa kau marah karena tadi aku bilang jika aku tidak suka olah raga bersama mu?"

"......"

"Jeno, jangan marah ya, aku bukannya tidak menyukai olahraga bersama mu, tapi aku memang malas berolah raga, bukannya kau tau jika aku selalu senang jika bersama mu? Dan kau tau juga kan jika aku tidak suka berolahraga"

"....." Aku masih diam, dan kemudian aku mendengar suaranya merengek dengan sangat lucu.

"Jeno - jangan marah"

"...."

"Jeno ~ "

"...."

"Oke oke.. mulai besok dan seterusnya aku berjanji akan terus berolah raga bersama mu dipagi hari, bagaimana? hmm hmm "

"Benarkah?"

Dia mengangguk dengan sangat lucunya, "Iya aku berjanji, Jeno"

Ah ternyata sandiwara ku berhasil, mungkin kedepannya aku bisa terus berolah raga bersamanya.

Sambil mengangkat kepalaku, aku tersenyum dan kemudian aku melihatnya tersenyum kepada ku, kurasakan detak jantungku yang tidak beraturan, selalu seperti ini jika aku melihat senyumnya.
.
.
.
.
Disebuah rumah yang megah terlihat beberapa pelayan sibuk menyiapkan sarapan dan sang pemilik rumah sedang sibuk dengan mempersiapkan diri untuk kegiatan mereka, dan begitu juga dengan ku yang sedang sibuk mempersiapkan aktivitas ku yang akan dimulai untuk pagi hari ini, dan setelah selesai dengan kegiatan ku mempersiapkan penampilan ku untuk beraktivitas pagi hari ini, aku mendatangi ruang makan yang disana sudah terdapat ayah dan ibu Renjun, tentu saja ada Renjun yang terlihat sedang asyik menikmati sarapannya.

Renjun terlihat cantik pagi ini, dia menggunakan baju dress baby blue dan rambut hitamnya yang di biarkan terurai.

Akh- dia memang selalu terlihat cantik.

"Jeno, apa kau sudah sarapan?" Tanyanya pada ku, dia memang selalu perhatian terhadap ku.

"Aku sudah sarapan nona Renjun" Jawab ku sambil tersenyum, ku lihat dia mempoutkan bibirnya sambil mengangguk.

Kemudian aku pergi meninggalkan ruang makan tersebut untuk menuju kemana tujuan awal ku semula.
.
.
.
.
"Ada apa nona memanggil saya?"

"Ah- bisa kah kau mengambilkan kotak kado berwarna hijau dikamar ku? Dan tolong masukan kedalam mobil"

"baik nona" Jawab ku sambil melangkahkan kakiku kekamar Renjun.

Setelah aku menyelesaikan perintah dari nona cantik Renjun, aku menunggunya dimobil sambil sesekali membersihkan debu yang ada dimobil milik keluarga Renjun.

Dan setelah 20 menit aku menunggu, dia keluar dari rumah dan bersamaan dengan tuan besar ayahnya Renjun dan juga ibunya Renjun yang terlihat mengantarkan mereka kedepan pintu.

Ayahnya Renjun memasuki mobil setelah memberi kecupan kepada istrinya dan mengatakan kepada ku untuk hati-hati ketika mengendarai mobil membawa Renjun.

Renjun kemudian memasuki mobil, dia duduk didalam mobil bagian belakang setelah aku membukakan pintu untuknya.

Setelah itu, aku masuk kedalam mobil dan menjalankan mobil ke universitas dimana Renjun mengenyam pendidikan nya.

Ya, pekerjaan ku adalah mengantar kan Renjun sang anak majikan ku.

Dan ya, aku adalah sopir pribadi Renjun, aku bekerja kepada keluarganya setelah ayah ku meninggal karena sakit di umurku yang 7 tahun, aku tinggal dirumah ini sejak aku lahir karena memang ibu dan ayah ku berkerja dengan keluarga ini dari sebelum aku lahir.

Jika ayah ku bekerja sebagai seorang sopir, ibuku ku adalah seorang asisten rumah tangga di rumah ini, oleh karena itu aku sangat dekat dengan Renjun.

Renjun lahir sebulan lebih dulu dari ku, dan dia juga memiliki kakak laki-laki yang sekarang tinggal di luar kota karena harus mengurus salah satu cabang perusahaannya disana.

Aku dan Renjun kuliah ditempat yang sama yakni Elf university, kampus ternama dinegara ini.

Dan karena permintaan ayahnya Renjun, aku kuliah mengambil manajemen sama dengan jurusan yang diambil Renjun, kuliah ku dibiayai oleh orang tua Renjun dan begitu juga dengan sekolah ku belum-sebelumnya.

Dan aku juga selalu sekolah disekolah yang sama dengannya, Renjun adalah murid yang sangat pintar sehingga dia selalu mendapatkan nilai terbaik disekolah maupun saat kuliah, dan sangat berbeda dengan ku yang biasa-biasa saja.

Ayahnya Renjun menyuruhku untuk selalu menjaga Renjun dan selalu mengawasinya.

Yah bisa dibilang aku adalah sopir sekaligus bodyguard untuknya.

Tapi, aku tidak mempermasalahkannya, karena bagiku, bersama Renjun adalah kebahagiaan.

Aku mencintai Renjun, sang majikan ku yang sangat manis, cantik dan juga seksi, meski aku tidak pernah tau bagaimana hatinya terhadap ku, aku tetap mencintainya dan akan selalu begitu, aku bahagia bersamanya meski aku tau aku tidak akan pernah bisa memilikinya karena aku hanya seorang sopir untuknya.

Bersambung

I LOVE YOU MY ... (NOREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang