BAB 5

140 22 0
                                    

Jeno terbangun tidak lama Renjun terlelap, saat dia membuka matanya- dia tidak terlalu terkejut saat dia merasakan sesuatu yang memeluk dirinya dari belakang, karena dia tau siapa yang memeluknya seperti ini ketika tidur, Jeno tersenyum, karena itu artinya Renjun sudah tidak marah lagi padanya.

Jeno mengelus tangan Renjun yang melingkar diperutnya, menyentuh jemari Renjun satu persatu, kemudian dia menggenggamnya.

Jeno tidak ingin langsung bangun dan memindahkan Renjun kekamarnya, karena dia ingin merasakan kehangatan ini lebih lama lagi.

Jeno membalikan tubuhnya dan berusaha agar Renjun tidak terbangun, kemudian dipandangnya wajah damai Renjun yang begitu cantik sambil memujinya dengan bisikan.

'Mengapa kau sangat cantik?'

Perlahan Jeno mengangkat tangannya, dia membelai wajah damai Renjun, hal yang sangat dia sukai ketika dia melihat Renjun tertidur.

Mereka tidur bersama sejak Renjun bayi, penyebabnya adalah Renjun bayi yang saat itu hanya akan diam saat dia menggenggam tangan Jeno.

Keluarga mereka saat itu justru sangat senang melihatnya, karena hal tersebut sangat menggemaskan, jadi mereka membiarkan keduanya tidur bersama dan menganggap keduanya adalah anak kembar karena perbedaan usia mereka yang hanya satu tahun.

Hanya saja, mereka semua tidak menyangka jika hal tersebut justru menjadi kebiasaan yang sulit sekali untuk lepas dari Renjun.

Kebiasaan dimana Renjun tidak bisa tidur tanpa Jeno di sampingnya hingga sekarang.

Tapi, karena Jeno dan Renjun yang semakin dewasa membuat keduanya tidak lagi tidur bersama semalaman, hanya ada Jeno yang menemani Renjun sampai gadis itu tertidur dan kemudian Jeno akan kembali kekamarnya.

Kamar yang di buat mendadak karena Renjun tidak ingin kamar Jeno jauh dari kamarnya.

Jeno merindukan saat-saat itu, saat dimana dia belum merasakan begitu banyak kekhawatiran seperti sekarang.

Semakin bertambahnya usia, semakin dia merasa tertekan dengan berbagai hal dan dituntut untuk bisa mengalah dan mengorbankan apa yang ingin dia dapatkan.

'Aku mencintaimu Renjun, sangat mencintaimu'

Jeno mencium seluruh wajah Renjun, dari kening, kedua mata Renjun yang terpejam, dan kedua pipinya dan terakhir bibirnya, cukup lama dia mencium bibir Renjun, sedikit memberikan pergerakan pada ciumannya, meskipun begitu Renjun tidak terganggu dengan tidurnya.

Jeno kemudian melepaskan ciumannya, dan kembali menatap wajah Renjun, sebenarnya dia tidak ingin melepaskan Renjun, dia ingin Renjun untuknya karena dia begitu mencintai Renjun, apalagi Renjun juga mencintainya, cintanya terbalas dan hal tersebut jelas membuatnya sangat senang, hanya saja dia tetap tidak merasa pantas untuk wanita yang sedang dipeluknya ini.

Hingga mau tidak mau dia harus mengalah atas perasaannya.

"Aku mencintaimu Renjun, terimakasih karena kau juga mencintaiku, maafkan aku yang tidak bisa memberikanmu kebahagiaan, aku berharap kau bahagia dengan pria yang menyayangi mu selain aku"

Jeno mengecup pipi Renjun, dan kemudian dia berdiri, menggendong Renjun dan membawa Renjun kekamar Renjun.
.
.
.
.
.
"RENJUN BANGUN! INI SUDAH SIANG, MAU SAMPAI KAPAN KAU TIDUR HAH!" Teriak Baekhyun dengan geram, pasal nya sudah 20 menit dia membangunkan anaknya, dan sedikitpun tidak ada pergerakan dari makhluk yang sedang terbuai dalam mimpi ini.

"RENJUN BANGUN!" Baekhyun kembali menggoyang-goyangkan badan Renjun.

Tetap tidak ada respon, hal yang paling enggan Baekhyun lakukan adalah membangunkan Renjun, karena begitu sulit.

I LOVE YOU MY ... (NOREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang