3 | Awal

33 10 34
                                    

"Kalo Ishaka boleh jujur, sebenarnya Isha kangen... Banget sama Ayah."
Ishaka Vanendra G.—

"Alah taikk, kenapa bisa telat sih." Ishaka merutuki dirinya. Kenapa dia seceroboh ini, hari ini adalah hari pertama, tapi kenapa ia telat.

"Telat?." Seorang laki-laki tiba-tiba mengejutkan Ishaka.

"GOBLOK, KAGET WOY." Ishaka hampir kehilangan harga dirinya sekarang, biasanya dia cool. Kenapa malah sekarang terang-terangan bobrok di depan orang baru.

"Lucu." Zayn terkekeh, kenapa perempuan di depannya sangat lucu.

"Wah.. wah, gila ya lu Zayn." Ishaka hampir menamparnya. Ternyata di depannya sepupunya sendiri toh. Padahal jantungnya hampir tidak berdetak lagi.

"Lo lucu, sama suara gue aja kaget." Zayn tak habis Fikri, kenapa sepupunya ini tak mengenali suaranya.

"Hilang citra gue Zayn..." Ishaka menunduk Menatap sinis Zayn, benar benar hilang citra Coolnya.

"Dih, udah ayo masuk." Zayn menarik tangan Ishaka. Akhirnya Ishaka Pasrah, dari pada tidak masuk sama sekali :'(.

"Zayn, gue risih." Ishaka dan Zayn sebenarnya sudah masuk ke sekolah. Tapi mereka mendapatkan tatapan tajam, sebenarnya bukan mereka sih, cuma Ishaka.

"Bentar lagi sampe kelas."

"Alah, Udah lah mau ke bang Naren aja." Ishaka pergi menuju arah kakaknya yang memang baru saja keluar dari kamar mandi.

"BANG NA." Ishaka berteriak memanggil abangnya. Entah kenapa hari ini ia sangat bar-bar. Sedangkan orang yang di panggil olehnya menoleh melambaikan tangan mengisyaratkan adiknya untuk mendekat.

"Bang, kenapa ga bangunin..." Ishaka memelankan suaranya. Sebal sekali rasanya.

"Abang di suruh Mas Juna, jangan bangunin kamu katanya." Naren sedikit meringis saat adiknya memelankan suaranya. Dia lantas mengusap kepala adiknya itu lembut.

"Maaf ya...? Nanti Abang bujuk Mas biar kasih hp adek." Seketika Ishaka langsung menoleh ke arah abangnya dengan mata yang berbinar-binar penuh semangat.

"Beneran ?." Ishaka bertanya sekali lagi sampai akhirnya di jawab anggukan oleh Naren, padahal susah untuk membujuk Mas Vero.

Naren mengantarkan Ishaka ke kelas Ishaka. Ishaka sedikit bingung mengapa dia di lihat sinis oleh orang lain. Dan sampai akhirnya setelah sampai perhatiannya teralihkan oleh seseorang yang sedang tidur di belakang memegang bola basketnya. 'Sialan, sekelas'

—oOo—

"Bu, maaf. Itu Salah Bu, Jawabannya Taksonomi." Ishaka berkomentar. Kenapa Ilmu Yang mempelajari Klasifikasi Makhluk hidup bukan Taksonomi?.

"Bener kok Bu itu." Perempuan yang baru maju itu membenarkan, benar kok. Dia udah Search tadi di google.

"Salah Bu, memang Biologi tapi yang mempelajari makhluk hidup itu Taksonomi Bu." Ishaka terus membela dirinya sendiri. Memang benar toh..

"Iya memang taksonomi, emang di menjawab apa—" Guru itu menoleh ke arah Papan tulis. "—Astagfirullah kenapa Biologi sih sil? Bener itu, taksonomi." Guru itu langsung menghapus Papan tulisnya dan menggantinya dengan taksonomi. Seketika satu kelas tertawa dengan kencang membuat sang empu menutup mukanya dengan Buku miliknya.

A farewell storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang