8 | Goes To School

5 1 0
                                    

"kalo boleh jujur, kali ini gue bener-bener suka sama Lo."
Zayyan D.G.—

Author Pov :

"Bos." Laki-laki itu terus mengejar sahabatnya di lobby. Padahal kemarin dia cuma Khilaf.

"Hmm." Sialnya lagi, di jawabnya deheman doang lagi. Emang dasar bos kutu kupret.

"Bentar dulu bos." Dia langsung menghentikan Sahabatnya itu dan langsung belagak seperti akan melamar seorang perempuan.

"Bos, Kemarin saya cuma khilaf—" laki-laki itu menggantungkan ucapannya bersiap untung melanjutkannya.

"—Ehkm Jadi, maukan bos ku yang ganteng plus Crazy Rich ini memaafkan kesalahan anak buahnya yang gampang Khilaf
ini." Tangannya menempel dengan arah ke Lelaki di depannya. Sedangkan lelaki di depannya justru terkekeh.

"Iya iya gue maafin. Udah, malu gue anjir." Lelaki di depannya mengulurkan tangannya.

"Gue juga malu bos, seorang Rafka Nanda putra Arshaka di suruh kek gitu." Bukannya di gubris. Zayyan malah pergi lebih dulu ke kelasnya. Malas meladeni monyet satu ini.

"Heh Zayn, gue ada berita penting nih." Padahal baru saja di maafkan. Ehh sudah manggil nama lagi. Tapi itu berhasil membuat lelaki di depannya itu berhenti.

"Apa?." Zayyan mengerutkan keningnya. Apa beritanya?.

"Lo kenal Xabiru gak? Anaknya Om Rendra. Yang di sayang sama Bokap Gue." Zayyan langsung paham seketika. Siapa itu Xabiru, dia memang tidak kenal asal usulnya. Tapi dia pernah bertemu dengan Xabiru.

"Heh.. Bahas apaan nih." Itu Alka yang tiba-tiba datang dan nyeruduk Di tengah-tengah mereka berdua. Dengan satu laki-laki di belakangnya. Bukan Septian maupun Rafka. Melainkan Raka —Sepupu Alka.

"Kepo ya Zayn? Yok pergi yok." Rafka dengan nada meledek itu membuat Alka sedikit menatapnya sinis. Tapi Zayyan nurut bejir. Dan mereka malah melanjutkan langkahnya ke kelas.

"TEMEN KEK TAIII LO PADA." Alka berteriak sembari mengejar dua sahabatnya itu. Sedangkan laki-laki di belakangnya memilih memutar haluan menuju kantin.

"I never expected to join you. I'm self-conscious."

—oOo—

"Zayn, Ishaka berangkat tau." baru saja, baru saja Alka berbicara. Ehhh orang yang di bicarakan berangkat. 'Panjang umur'.

"Shak, sini bejir." Alka melambaikan tangannya. Entah mengapa si Alka ini aktif sekali. Jika di suruh bergelantungan di pohon pasti mirip dengan Onyet.

Perempuan itu mendekat, bukan karena di panggil sih. Ya karena dia duduk di sebelah Zayyan. 'Geer duluan kaga papalah.'

"Wih tuan putri udah berangkat aja nih." Rafka kini yang bersuara. Sedangkan Zayyan masih sedikit malas untuk menanggapi. Dia masih kesal dengan kejadian Minggu lalu saat Ishaka dan Rayyan terlihat seperti akrab lama sekali.

"Zayn." Bukannya membalas Rafka dia justru memilih Mendekati Zayyan. Tapi Zayyan malah berpindah tempat.

"Lo kenapa Zayn? Masih marah?." Jika di tanya marah karena apa, pasti dia akan menjawab 'Cemburu'. Namun, ucapannya di anggurkan oleh Zayyan membuat dirinya berpikir ide yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A farewell storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang