7 | Bertemu dengan Masalalu

35 13 47
                                    

"I always hoped I would never meet you."
Ishaka V.G—

Author Pov :

——Senang Bertemu denganmu lagi Chérie." Perempuan itu masih diam seraya menatap laki-laki di depannya dengan tatapan kosong.

"Comment vas-tu?." Dia kembali bertanya, dia tidak menggunakan bahasa inggris atau bahasa Indonesia. Tapi Ishaka Paham.

"Je te déteste." Perempuan itu langsung meninggalkan lelaki di depannya. Namun, pergelangan tangannya di tahan. Membuat dirinya terhenti dan menoleh.

"Désolé, tu m'as manqué chérie. Je suis désolé." laki-laki itu menatap perempuan itu Tanpa mengalihkan penglihatan. Tatapannya tulus tanpa rasa terpaksa. Itu bahas Prancis. Ishaka dulu memang tinggal di Prancis sekitar 5 tahun. Namun, meninggalkan kenangan pahitnya.

—oOo—

"Mas Vero?, kata papa...." Juna menggantungkan kalimatnya saat bertemu dengan kakak sulungnya. Dia masih tidak percaya jika ayahnya melakukan itu kepada adiknya.

"Apa? Mas ga tau loh." Vero yang Sedari tadi memegang benda pipih itu langsung menaruhnya. Mengalihkan semua perhatiannya menuju sang adik.

"A—yah... A—yah... Ayah Nampar adek." Vero tertegun. Merasa tidak percaya dengan ucapan sang adik. Dia hanya diam mendengarkan cerita dari sang adik. Terpukul telak, mengapa ayahnya menampar adiknya. Memang akhir-akhir ini perusahaan Ishaka hampir bangkrut. Tapi, tidak harus di tampar.

"A-dek mas... Adek ngga seburuk itu... Adek baik..." Kalah, Juna kalah sekarang. Air matanya meluruh deras membasahi pipinya. Membuat Vero tersadar akan lamunannya. Dia memeluk sang adik. Ia tau dia terpukul mendengarnya. Apalagi di antara ke-lima kakak Ishaka yang mengetahui penyakit Ishaka hanya lah Vero dan Juna. Tidak terima, pasti. Mereka tidak terima adiknya di katai tentang sesuatu yang buruk.

"Adek juga pengin Normal kan mas?." Vero tak kuasa menahan air mata yang ia bendung Sedari tadi meluruh deras membasahi kedua pipinya.

"Maaf... Mas gagal jaga Putri kecil kita." Kali ini, bukan Juna. Melainkan Vero yang bersuara. Dia sudah mengetahui kejadian itu bahkan sebelum Juna. Namun, dia mencoba tetap diam sampai Juna bercerita. Dia merasa gagal menjaga hati adik kecilnya itu. Bahkan dia tidak percaya, orang yang berjanji akan menjaga perasaan putrinya. Ternyata melukai hati putrinya lebih dulu. Bahkan Arsen pernah melakukan itu hingga membuat Ishaka Trauma.

"Mas ngga gagal. Ayah yang gagal. Bahkan ayah menyadarinya ketika Ishaka mulai tumbuh berusia 7 tahun setelah bercerai dengan bunda." Jika di pikir, benar. Bahkan Arsen mengetahui penyakit Ishaka Setelah 7 tahun ½.

"Udah... Bersihin muka kamu di kamar mandi. Nanti keluar kamarnya mas di kira mas ngapain kamu lagi." Vero menyuruh Juna untuk membasuh mukanya. Sebentar lagi makan Malam, pasti semuanya berkumpul.

—oOo—

Sedangakan. Di tempat lain, tepatnya di dalam mobil Seorang perempuan terlihat kelelahan, dalam satu hari perjalanan. Dari Aussie hingga indonesia tanpa istirahat :'( sungguh melelahkan. Apalagi dia harus mengendarai mobilnya sendiri, bisa saja sih menelpon kakaknya. Namun, dirinya sedang ingin mengendarai sendiri, tepatnya ingin sendirian.

Sekarang dirinya sudah berada tepat di Garasi kediaman geo. Dia memutuskan untuk ke sini. Tanpa menekan bell dia masuk, masuk melintasi sejumlah kakaknya dan tentunya ayahnya yang sedang makan seolah olah tidak melihat orang lain. Bahkan ketiga kakaknya di buat tercengang dengan kehadiran adiknya yang tiba tiba pulang.

"Shaka, Makan." Arsen bersuara, namun perkataannya sama sekali tidak di hiraukan oleh Ishaka. Rasanya masih sakit jika mengingat kejadian seminggu lalu.

"Biar Vero yang nganterin makanan ke kamar Shaka." Akhirnya Vero angkat bicara dan beranjak mengambil barang barang adiknya tanpa meminta persetujuannya pastinya.

"Ayah yang nganter." Vero langsung menoleh mendengar ucapannya. Dia menoleh ke arah Juna. Juna dan Vero sama sama mengangguk bersama, menandakan setuju.

"Yah, Maven izin pergi ke Kamar, ada tugas yang belum di isi kemarin. Semua dosen Protes." Maven beranjak pergi setelah melihat anggukan yang di berikan Arsen kepadanya. Benar memang, dia belum mengisi tugas yang harus di kumpulkan serempak semua dosen. Semua dosen Protes. Dirinya memang sudah jadi dosen. Padahal umurnya baru saja menginjak usia 23 tahun sekarang. Mengejar gelar S3 pasti. Maven menjadi kakak kesayangan Ishaka no.2 tapi... Karena ya list no.1 di isi oleh Vero. Dan no.3 di isi oleh Haikal. Sebenarnya dia juga ingin menengok adiknya yang baru saja sampai juga.

—oOo—

Akhirnya Maven memilih untuk mengerjakan tugas. Ia pikir siapa yang membuka pintunya. Ternyata si bungsu Girl

"Kenapa? Kangen sama mas?." Baru saja masuk... Eh sudah kepedean saja Maven. Padahal Ishaka hanya ingin bercerita sedikit hal dengan Maven, dan tentunya ingin tidur dengan kakak kesayangannya ini. Jika dengan Vero. Vero pasti akan sibuk dengan pekerjaannya. Apalagi Tadi Vero bilang sedang sedikit sibuk. Jika sedang sedikit sibuk maka berarti sedang sibuk.

"Ngga, ngapain kangen sama Mas." Ishaka mengalihkan penglihatannya ke arah lain, sengaja sebetulnya. Dan membuat Maven langsung menatap bukunya kembali.

"Mas, Dia kembali." Maven langsung menoleh saat adiknya mengatakannya. Siapa yang kembali?.

"Dia??." Maven sedikit bingung sampai akhirnya dia mengerti, dan langsung menyuruh adiknya duduk di pangkuannya.

"Mas... Kenapa dia tiba-tiba datang?." Ishaka mulai merengek kepada Maven. Maven yang gemas lantas langsung mengacak pucuk Rambut adiknya itu. Memang sangat gemassss.

"Mungkin memang, ada saatnya dia menjauh karena sedikit masalah. Dan ada kalanya dia mendekat untuk mencarimu dan menjelaskan sesuatu yang terjadi di tahun tahun yang lalu. Memang terkadang bertemu dengan masa lalu di saat yang tidak tepat bisa menimbulkan masalah Shaka." Maven menjelaskan panjang lebar sampai akhirnya ishaka memilih untuk menyenderkan kepalanya di dada bidang milik Maven dan Maven membiarkan adiknya dengan leluasa di dalam dadanya sampai akhirnya dia tertidur pulas di dalam pangkuan sang kakak.

Ini makannya ya, harus dimakan ya?." Arsen baru saja masuk. Melihat putrinya yang sudah tertidur pulas di dada bidang sang kakak membuat dirinya tersenyum lebar. Ia menyadarinya. Putrinya sebenarnya butuh perhatian lebih agar lebih nyaman kepada dirinya. Namun, dia justru merusaknya. Sekarang baru menyadarinya. Jika kakak'nya lah yang menjadi rumah dan tempat ternyaman Bagi Ishaka.

'Maaf, ayah menyesalinya. Namun masih enggan untuk meminta maaf kepadamu.'

—oOo—

Siapa ya? Yang manggil Ishaka chérie.

Gini nih.
Chérie = Sayang.
Eaaa, siapa yang manggil tuan putri Geovaskar dengan sebutan itu?.

A farewell storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang