Chapter 1

3 0 0
                                    

Seharusnya sekarang Wiga sedang bersantai ria di rumah keluarganya, menonton anime sepuasnya, bermain game, dan makan masakan ibu Wiga tersayang. Alih-alih liburan, Wiga justru terdampar di ruangan rapat panitia penyambutan mahasiswa baru.

Kepalanya pusing mendengarkan perdebatan para panitia yang sedang berdebat tentang konsep. Wiga itu hanya seorang mahasiswa apatis yang berharap cepat lulus dan dapat pekerjaan, jadi ia sangat tidak memperdulikan konsep ospek maba yang sedang diperdebatkan sekarang. Yang ia pedulikan sekarang adalah cepat-cepat keluar dari ruangan rapat dan pergi tidur ke kosan.

Lagipula dirinya hanya panitia divisi dokumentasi, tugasnya cukup mengambil dokumentasi atau seorang fotografer, jadi kenapa ia harus mengikuti seluruh rapat yang sangat melelahkan ini?

Kalau bisa memilih, Wiga lebih suka untuk tidak menjadi panitia dan tidur tenang pulang kampung ke rumah menghabiskan waktu libur semester. Sayangnya kampus mengeluarkan peraturan mahasiswa wajib mengikuti kepanitiaan untuk menjadi syarat sidang skripsi nanti.

"Oh, rapatnya belum selesai?". Itu Benedicto, atau Bene. Mahasiswa tingkat 3 dari program studi Teknik Komputer yang sedang menjabat sebagai ketua ospek penyambutan maba tahun ini.

"Maaf saya telat, saya baru sampai dari acara luar kota bersama pak Dekan". Semua orang tahu, Bene itu sibuknya luar biasa. Setiap bulannya ia pasti ada jadwal perlombaan atau agenda bersama para petinggi kampus.

Bene, mahasiswa 1000 tahun sekali. Itu julukan yang didapatkan Bene, tidak berlebihan menurut Wiga. Wiga dapat mengerti kenapa Bene mendapatkan gelar tersebut, dimulai dari sikap, fisik, otak, kekayaan, Bene memiliki semuanya dengan sempurna. Perfect all kill.

Bahkan leadership Bene pun sangat menakjubkan, forum rapat segera berubah menjadi kondusif. Tidak ada lagi panitia yang beradu argumentasi dengan nada tinggi, semuanya menjadi khidmat. Permasalahan konsep yang sedari tadi sudah menghabiskan waktu lama pun cepat selesai dengan mudah berdasarkan solusi Bene.

Wiga penasaran, seluruh kemampuan Bene itu ia dapatkan seperti "berkah" dari lahir, atau Bene dapatkan dengan berupaya? Karena rasanya walaupun Wiga berusaha untuk mencapai seluruh kemampuan Bene itu sangat mustahil.

Wiga itu hanya cukup, cukup tampan, cukup manis, cukup baik, cukup pintar, dan cukup beruntung untuk masuk ke kampusnya sekarang yang merupakan kampus favorit no 1. Secara materialpun Wiga hanya dilahirkan di keluarga yang cukup, cukup untuk makan enak, cukup untuk ngekos di kosan nyaman dengan ac, dan cukup untuk membeli gadget yang lumayan cukup bergengsi. Benar-benar sempurna sesuai definisi kata cukup.

Cekrek

Wiga melihat hasil jepretan Bene yang sedang berbicara di depan. Bahkan tanpa harus bersusah-payah untuk berpose, Bene terlihat sangat sempurna di hasil jepretan yang ia ambil.

Wiga kembali mengambil dokumentasi dari para panitia. Sungguh, visual para panitia yang ada di ruangan terlihat menjadi biasa saja saat berdampingan dengan Bene.

"Untuk rapat kali ini saya cukupkan, untuk sekretaris dan divisi dokumentasi saya tunggu notulensi sama hasil dokumentasinya ya". Rapat selesai, Bene menyelesaikan segala masalah yang sedang terjadi di dalam forum dengan mudah.

Para panitia bubar meninggalkan ruangan untuk menuju divisinya masing-masing. Wiga juga menghampiri divisinya, tidak banyak yang bisa divisi dokumentasi diskusikan, jadi Wiga dapat pulang dengan cepat ke kosan dan beristirahat.

Memilih divisi dokumentasi benar-benar sebuah pilihan terbaik bagi Wiga, dia tidak harus terlalu menuangkan banyak waktu dan effort. Wiga cukup menjadi seorang fotografer saja.

****

Jam 10 malam, Wiga masih asik menonton drama korea. Tidak ada tugas, tidak ada jadwal kuliah, tidak ada praktikum. Kegabutan yang hakiki menurut Wiga.

Sebenarnya teman Wiga ada mengajak keluar untuk main, tapi Wiga memilih menolak. Ia sudah keluar bermain dua kali dalam satu bulan ini, ditambah Wiga juga ada membeli beberapa stock Skincare yang sudah habis. Jika ia memaksa untuk pergi main, maka bisa dipastikan Wiga harus makan hemat sampai uang bulanan selanjutnya. Dan Wiga tidak sanggup untuk melakukannya.

Drrrttt

Hp Wiga bergetar, ada pesan masuk sepertinya. Saat Wiga buka ternyata itu pesan dari Bene. Wiga tidak pernah berinteraksi dengan Bene sekalipun, jadi mendapatkan pesan dari seorang Bene sekarang cukup mengejutkan dirinya.

08xx
Halo Wiga. Aku Bene, ketua pelaksana. Maaf sebelumnya ganggu, chat kamu malem-malem, aku mau kasih sedikit masukan untuk hasil dokumentasi divisi kamu. Untuk agenda selanjutnya buat dokumentasi tolong lebih banyak diambil saat para penitia berdiskusi. Sama aku minta tolong, walaupun diluar agenda rapat kalau panitia lagi kerja atau dikusi kamu dokumentasiin aja ya. Rencananya diakhir kepanitiaan nanti aku mau bikin video kenangan panitia. Makasih banyak Wiga.

08xx
Oh iya, foto yang kamu ambil bagus Wiga. Kedepannya tolong foto aku lebih banyak juga ya, buat di ig hehe.

Wiga mengernyit membaca pesan dari ketua ospeknya tersebut. Dia bukan ketua divisi, jadi kenapa Bene menghubunginya?

Tapi terserah, dikenal dan berinteraksi dengan seorang Bene yang sangat famous sangat menyenangkan bagi Wiga. Walaupun Bene menghubungi di luar jam kerja, Wiga tidak kesal sama sekali. Apalagi diberikan pujian, entah pujiannya yang membuat senang Wiga. Atau mungkin karena seorang Bene yang memberikan pujiannya sehingga terasa menyenangkan.

Me
Iya pak ketua, siap laksanakan. Makasih juga.^^


Jari Wiga langsung bergerak dengan cepat menyimpan kontak Bene, "Bene keren". Wiga sedikit cekikikan melihat nama ketua pelaksana yang ia simpan tersebut.

Wiga jadi penasaran, ig Bene isinya apa. Wiga membuka aplikasi ig, dan menuliskan nama Benedicto di kolom pencarian. Muncul, tapi ternyata Ig Bene dikunci, selain itu ternyata followers ig Bene tidak sebanyak yang Wiga kira? Hanya ratusan, tidak mencapai ribuan. Sedikit heran, harusnya dengan paras Bene, tidak mungkin followersnya sedikit. Apa mungkin Bene pilih-pilih dalam bermutualan di ig?

Wiga jadi ragu untuk mengikuti ig Bene, bagaimana jika tidak diizinkan oleh Bene? Sepertinya akan memalukan, jadi Wiga mengurungkan niatnya untuk mengikuti akun Bene.

Tapi foto profil yang digunakan akun ig Bene, Wiga mengenalinya. Itu foto Bene yang ia ambil tadi siang saat rapat panitia. Sepertinya Bene benar-benar menyukai hasil jepretan Wiga. Pujian yang tadi diberikan sepertinya bukan basa-basi biasa.

Ah, Wiga sangat senang!


****


Buat karakter Bene ini sebenernya aku terinspirasi dari Jang Wonyoung Ive ges, kalian ada yang tau Jang Wonyoung juga enggak? Dia salah satu idol fav aku btw, kesempurnaannya sangat menginspirasi untuk membuat cerita dengan karakter yang sama kayak Wonni hehehe.

Begonia Flower [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang