4

1.1K 143 9
                                    

Zhou Shiyu sudah tidak diganggu perundung lagi, tetapi itu yang membuatnya sedih dan marah. Tidak ada alasan lagi untuk bertemu dengan Wang Yi.

Rasa obsesinya begitu kuat setelah Wang Yi berulangkali membantunya. Wang Yi , satu-satunya orang yang memujinya cantik meskipun dengan penampilan sederhana. Namun dia tidak pernah mengungkapkan status hubungan mereka secara gamblang.

Zhou Shiyu menginginkan hubungan mereka lebih dari sekadar teman. Sehingga membuat Zhou Shiyu frustrasi.

Ia masih bisa melihat senyum Wang Yi dari kejauhan, tetapi bukan ditujukan untuknya. Senyum itu untuk orang lain, bukan dirinya. Senyum itu ditujukkan kepada Jiang Shuting, Lin Shuqing, Shen Mengyao, dan teman-teman lain, teman sekalas Wang Yi.

Jari Zhou Shiyu terkepal. Ia ingin melampiaskan amarahnya kepada teman-teman Wang Yi yang merenggut perhatian orang yang ia sukai itu. Ia pergi ke toilet dengan amarahnya.

Di toilet, Zhou Shiyu mengacak-acak rambutnya frustasi. Rasa cemburu menggerogoti pikirannya. Ia tak tahan melihat Wang Yi bersikap akrab dengan teman sekelasnya.

"Itu hanya teman biasa, hanya teman biasa," gumamnya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Tapi dalam lubuk hatinya, ia tahu bahwa kecemburuannya kali ini berbeda. Ia benar-benar terobsesi dengan Wang Yi.

Kemudian pikirannya tertuju ke ban mobil Jiang Shuting yang terparkir di parkiran sekolah. Kejahatan muncul di benaknya.

Jiang Shuting adalah orang yang terakhir kali berbicara kepada Wang Yi. Keduanya mengobrol untuk mendiskusikan kerja kelompok, tapi untuk Zhou Shiyu, dia tetap cemburu.

"Ini pasti akan membuat dia kesal. Kamu juga harus merasakan kekesalan yang aku alami," desisnya dengan senyum licik.

Zhou Shiyu mengambil pisau kecil yang tersembunyi di tasnya, lalu dengan gerak cepat, ia pergi ke tempat parkir dan mulai menusuk-nusuk ban mobil Jiang Shuting.

"Mampus kau," umpatnya ketika pisau itu mengenai ban. "Semoga ini pelajaran buat kau, Jiang Shuting! Jangan mendekati Wang Yi!"

Selesai merusak ban mobil, Zhou Shiyu bergegas kembali ke sudut taman. Ia duduk di sana seolah tidak terjadi apa-apa. Senyum puas hadir ketika melihat Jiang Shuting menemukan kejahatan Zhou Shiyu.

Namun, pandangan Zhou Shiyu kembali menghujam ke arah Wang Yi yang baru saja keluar dari gedung sekolah dan berjalan ke arah Jiang Shuting. Wang Yi menawarkan tangannya, meminta Jiang Shuting untuk naik ke mobil.

"Mau kemana?" tanya Jiang Shuting.

"Mobilmu bocor?" tanya Wang Yi, matanya memancarkan senyum hangat. "Kemarilah, aku bisa mengantarmu."

"Oke, bro!"

Zhou Shiyu menyaksikan interaksi keduanya dari kejauhan, tangannya mengepal kuat. Raut wajahnya berubah dingin, tatapannya menusuk ke arah Wang Yi.

Kenapa aku cemburu pada Jiang Shuting yang jelas hanya teman bagi Wang Yi? batin Zhou Shiyu.

"Ck, Wang Yi ini .... Dia terlalu bersemangat menawarkan bantuan. Aku tidak menyukainya! Dia hanya boleh membantuku saja!"

"Ck! Dasar kamu!" tambah Zhou Shiyu, menahan amarahnya yang tak terkendali.

Rencananya gagal total.

***

"Wang Yi ...," gumam Zhou Shiyu dari kejauhan. Ia berada di sudut kamar kos Wang Yi, tersembunyi di balik semak-semak, tubuhnya menegang menahan udara dingin malam.

Bayangan Wang Yi muncul di jendela kamarnya, memancarkan cahaya redup dari lampu tidur. Zhou Shiyu menarik napas dalam-dalam, tangannya mengepal erat. Hatinya berdebar kencang, memaksa dirinya untuk fokus. Ia sudah mengikuti Wang Yi selama berminggu-minggu, mencatat setiap detail kehidupan perempuan yang ia cintai itu.

"Wang Yi, seharusnya kamu bisa melihat siapa yang berdedikasi dalam mencintaimu," bisiknya, matanya tertuju pada foto di dalam kamar Wang Yi yang ia curi beberapa hari yang lalu. Lalu ia mengembalikan foto itu di saku kemejanya lagi.

Zhou Shiyu juga telah mencari semua informasi yang berkaitan tentang Wang Yi. Ia tahu nama orang tua Wang Yi, kekayaan orang tua Wang Yi, tahu tempat makan favoritnya, bahkan tahu hewan peliharaan pertamanya yang tak pernah Wang Yi ceritakan kepada siapapun.

"Ah, kucing itu ...." Zhou Shiyu tersenyum tipis, mengingat saat Wang Yi memiliki foto 'money' kucingnya, di dalam kamarnya.

Zhou Shiyu begitu detail dalam mencari tahu apa pun yang Wang Yi lakukan. Ia juga tahu Wang Yi mencuci pakaian di hari Minggu, memisahkan bagian putih dan berwarna dengan rapi dari kamera tersembunyi yang pernah ia pasang di kamar perempuan yang disukainya itu.

"Dan mobilnya ...," Zhou Shiyu menggigit bibir bawahnya, matanya berkilat aneh. Minggu lalu, ia telah menaruh paku di ban mobil Wang Yi. Ia kesal karena orang disukainya itu membawa gadis lain di dalam mobilnya.

"Ban baru memang dibutuhkan," gumamnya, mengusap beberapa foto polaroid Wang Yi di saku jaketnya. "Kamu pantas mendapatkannya karena kamu nakal."

Zhou Shiyu mengambil foto polaroid yang ada di sakunya. Cahaya redup tak menjadi halangan untuk mengamati wajah Wang Yi yang ia potret secara diam-diam.

"Setiap tanggal ... semua tercatat dengan tinta merah ...."

Zhou Shiyu mengamati gambar Wang Yi di polaroid itu, mimpinya berputar-putar. "Kuharap kita bisa bersama suatu hari nanti ...."

Ia mengamati kamar kos Wang Yi untuk terakhir kalinya sebelum ia pulang ke rumah.

Ya, Wang Yi memang anak kaya. Namun orangtuanya tak pernah memperhatikannya. Sehingga ia lebih memilih untuk tinggal di kos yang tidak terlalu bagus, tapi tidak jelek juga, lumayan.

Zhou Shiyu tahu alasan mengapa Wang Yi pindah ke sana; karena Wang Yi ingin membaur dengan anak-anak lain yang ekonominya menengah ke bawah. Sungguh alasan yang bagus, Zhou Shiyu semakin terobsesi terhadap Wang Yi.

Di dalam kamar, suara napas Wang Yi terdengar melalui penyadap suara yang Zhou Shiyu sembunyikan di bawah bantal. Ia mendengarkan dengan saksama, menangkap setiap desahan, setiap helaan napas. Suara itu terdengar merdu di telinga Zhou Shiyu.

"Wang Yi ...," bisik Zhou Shiyu lagi, suaranya bergetar dengan keinginan yang terpendam. "Kamu tidak akan pernah tahu siapa yang mencintaimu seperti ini."

Ia melingkarkan jari-jarinya di sekeliling penyadap suara, menempelkan telinganya ke alat kecil itu, seakan ingin menyerap setiap napas, setiap detakan jantung yang berasal dari tubuh Wang Yi.

Suara desahan halus Wang Yi terbawa oleh angin malam yang menelusup masuk melalui celah jendela. Zhou Shiyu menutup matanya, bayangan Wang Yi terukir jelas di pikirannya.

"Kamu tidak tahu bagaimana aku terobsesi padamu,'" lanjutnya, suaranya hampir tak terdengar, "Bagaimana aku menghabiskan malam-malamku hanya untuk mendengarkan napasmu, menebak apa yang kamu pikirkan."

Ia ingin meraba kulit Wang Yi, merasakan kehangatan tubuhnya, tapi hanya suara yang menjadi penghubung mereka.

"Suatu hari nanti, Wang Yi," bisik Zhou Shiyu, "Suatu hari nanti kamu akan tahu bagaimana rasanya dicintai olehku."

Dia berbisik dengan penuh keyakinan, tapi tatapan matanya kosong, tersirat kegilaan dalam kedalamannya. Obsesinya, yang awalnya hanya rasa suka, telah berubah menjadi sesuatu yang gelap, berbahaya, dan menakutkan.

Ia tidak sadar. Ia sekarang sudah menjadi stalker. Rasa cintanya pada Wang Yi yang berlebihan sudah tidak sehat lagi.

****

INNOCENCE [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang