BAB 2: PERHATIAN ATAU PEDULI

154 14 13
                                    

Haii, sebelum baca jangan lupa vote!!

Kalo ada typo, komen aja ya

Selamat membaca 🙌🏻


2. PERHATIAN ATAU PEDULI

“Hidup itu bukan sekedar membuat orang lain senang. Hidup itu tentang kamu dan senangnya kamu. Itu saja sudah cukup.”

°°°

Terkadang memenuhi ekspektasi orang itu tidak ada habisnya. Diatur sedemikian rupa tanpa ada rasa. Jika tidak sesuai, maka caci-maki yang didapat. Namun jika berhasil memenuhi, maka muncul ekspektasi baru lainnya.

“Ra, kamu dari mana aja?” tanya Gea, raut wajahnya terlihat sangat khawatir. Pasalnya kondisi gadis di hadapannya terlihat sangat berantakan. Salah satu sepatunya ditenteng, roknya kotor dan sedikit sobek. Namun yang menarik lagi, Adhira tidak sendiri, ada Darel—kapten basket Smarya—yang memapah tubuhnya.

“Astaga, lo kenapa Ra?” tanya Gea lagi. Kini ia sudah mengambil alih Adhira dari Darel. “Duduk dulu, Ra, pelan-pelan,” titah Gea, membawa sahabatnya itu untuk duduk karena sejak tadi gadis itu meringis kesakitan.

“Kaki lo harus sering-sering dikompres,” tutur Darel. Cowok itu berjongkok seraya mengecek kondisi kaki kanan Adhira. Setelahnya cowok itu kembali berdiri, tersenyum ke arah gadis yang tengah menatapnya dengan mata yang berbinar.

“Darel, makasih banyak, ya, dua kali lo nolongin gue,” ucap Adhira.

Tangan Darel kemudian terangkat, mengelus pucuk rambut yang masih terkepang rapi. “Whenever you need me, i’m there.” Selanjutnya Darel beralih menatap Gea. “Gue titip Adhira sama lo. Gue permisi,” pamitnya yang langsung berjalan menuju lapangan.

Whenever you need me, i’m there.

Adhira masih menatap ke arah punggung yang mulai hilang. Perlahan lekungan terpahat di wajahnya membentuk bulan sabit. Sebentar, lalu kembali seperti semula sebab Gea tiba-tiba menekan lukanya.

“Aw,” ringisnya.

“Enggak boleh senyum-senyum,” ucap Gea, wajahnya terlihat marah tapi ia khawatir. “Kemana aja sih? Aku sama Adam nyariin kamu,” lontar Gea dengan nada bergetar menahan tangis.

Adhira tertawa lucu. “Kok lo cengeng banget sih, alay tahu enggak!” ejek Adhira.

Gea menatap mata Adhira intens. “Kamu dirundung, ya?” tanya Gea tiba-tiba membuat Adhira menelan paksa ludahnya. “Jangan bohong, aku tahu kamu pergi nemuin Melisa, kan? Melisa itu berbahaya, Ra, dia enggak peduli dampak apa yang akan dia dapat, karena di otaknya cuman Harvez, Harvez, dan Harvez,” pungkas Gea.

“Dia pacarnya Harvez?”

Gea menoleh cepat, lalu menggeleng. “Big no, aku enggak rela mantan crush aku pacaran sama cewek kayak dia,” bantah Gea. Gadis yang berkacamata hitam bulat itu berdiri. “Dengar, ya, Ra, jangan berurusan sama Melisa sendirian, dia itu berbahaya. Bahaya, Ra,” tekannya, bahaya. Lalu Gadis itu kembali duduk, menggenggam satu tangan Adhira. “Lain kali ajak aku. Berdua lebih baik, ketimbang menghadapi masalah sendiri. Apa lagi kamu enggak sendiri, kan ada aku dan Adam yang siap bela kamu,” tambahnya.

STAY IN 2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang