STAY IN 2021

BAB 3: DIBUAT PENASARAN

Haiii semuaa

Terima kasih yang udah baca cerita aku

Jangan lupa komen dan vote!!!

Oh ya, yang baca cerita aku, kalian nemu cerita ini gimana??

Ada yang dari tiktok nggak??

Komen, komen, komen!!

Selamat menbaca!
.
.

 
3. DIBUAT PENASARAN

“Jika setiap pertemuan sudah direncanakan Tuhan sebaik-baiknya, apa termasuk bertemu denganmu?”

°°°

Sudah dua jam lamanya gadis yang mengenakan piyama motif Lotso itu berkutat di atas meja belajarnya. Pandangannya lurus menatap kertas yang sama sekali tidak tersentuh noda hitam. Pikirannya saat ini dipenuhi oleh cowok yang menghampirinya di halte tadi sore. Adhira menghela napasnya, memejamnya sejenak penglihatannya. Kursi yang menopang tubuhnya ia putar menggunakan kaki. Lalu ia membuka kembali matanya dan menatap kruk yang bersandar di dinding sudut ruangan itu.

Harvez itu tidak suka diusik, tidak suka dibantah, suka berantem, dan keras kepala. Semua itu adalah kesimpulan yang Adhira buat dari omongan orang-orang tentang cowok itu. Namun, hari ini semua itu terbantahkan. Don’t judge someone before you get to know them. Sulit menilai seseorang jika tidak tahu seluk-beluknya.

Cowok itu benar-benar tidak tertebak. Bukankah dia tidak suka seseorang mengusik hidupnya? Bukankah Adhira sudah merusak motor kesayangannya? Lantas mengapa ia memperlakukannya dengan baik? Semua pertanyaan itu terlintas di kepala gadis itu.

Gadis itu tersenyum simpul seraya memutar-mutarkan pena menggunakan jarinya. Tidak. Cowok itu pasti ingin menjebaknya. Nanti, setelah Adhira terbawa perasaan, bisa saja cowok itu akan meninggalkan. Adhira menggeleng kuat. Ayok, Ra, lo pasti bisa menghadapi cowok kayak begitu.

Cinta itu butuh kehati-hatian.

Ting....

Bunyi notifikasi dari ponselnya menyadarkannya dari lamunan. Adhira menoleh lalu beranjak menuju nakas di samping tempat tidurnya untuk meraih benda pipih yang barusan berbunyi.

Korban Gue: udah tidur ya?

Adhira menyalakan ponselnya lalu membaca pesan itu dari beranda tanpa ada niat untuk membalas. Lagi-lagi Harvez membuatnya bingung. Cewek mana yang enggak ke pikiran saat ada cowok yang sangat terkenal dingin ke semua cewek, terus tiba-tiba mengirimnya pesan.

Tok...tok...tok

Gadis menoleh ke arah pintu yang tertutup rapat. Kemudian ia menaruh kembali ponselnya di atas nakas sekaligus berjalan menuju pintu dan membukanya. “Ada apa, Bi?” tanyanya pada bibi yang berdiri di depan kamarnya.

“Permisi, Non, ini ada titipan dari seseorang,” ujar bibi Laras seraya memberikan totebag yang di tenteng-nya.

“Dari siapa?” tanya Adhira. Tangannya meraih totebag hitam itu.

Bibi Laras berusaha mengingat lalu menggeleng. “Mas tadi enggak bilang namanya, katanya teman, Non,” ungkap bibi Laras.

“Selain itu, dia ada ngomong lagi enggak, Bi?”