Seorang remaja lelaki berjalan dengan raut kesal yang ketara. Cowok itu menjinjing sebuah gumpalan putih kotor atau benda? Entahlah.
Benda itu danzel! Bocah kelewat jendel yang arvaz temukan dihalaman depan rumah Riko saat akan menjemputnya tadi kesalnya arvaz menemukan bocah itu bermandikan lumpur! Alasannya bikin arvaz pusing. Zel tangkap ikan disana hehe, minta bi Tia korengkan ya bang?'
Ya!menangkap ikan disebuah sekolakan!
Danzel menatap pasrah saat merasakan tubuhnya melayang. Padahal dia lagi asik asiknya main. Dasar arvaz sialan! lagian siapa yang suruh pemuda itu jemput danzel! Mana papahnya?!!
"Kamu sangatt nakal danzel Abang akan telpon papah" desis arvaz
"Abang... Jangan ya? Zel baik tangkap ikan kenapa Abang marah?" Ujar danzel mendongak puppy eyes ia masih ditenteng btw
"Kerena kamu- aghh sudahlah."
Mereka tiba dikamar mandi umum.
Arvaz meletakan danzel diatas."Lihat dirimu. Kamu benar benar kotor bayi... Ya ampun Abang ingin marah tapi kamu sangat menggemaskan aghhhhh" arvaz mencium brutal pipi danzel padahal pipi bocah itu celemotan dengan tanah! danzel hanya menatap bingung.
Arvaz kemudian segera membuka satu persatu baju yang dikenakan adiknya. Kalau tidak cepat cepat dibuka bisa masuk angin. Lalu menggantinya dengan yang baru
"Kamu tau saat Abang lewat depan rumah Riko tadi yang abang lihat hanya gumpalan tanah padahal itu kamu? Bahkan tubuhmu tidak terlihat hahaaaaaa...
"Cah selesai. Tugasmu sekarang adalah membujuk papah agar tidak marah. Kamu menyukai coklat benar?" Danzel menatapnya polos lalu menggeleng dua kali
"Tidak ingin bambi dibuang?" Danzel semakin menggeleng ribut. Kenapa papahnya harus marah, memang apa salahnya? Danzel baik mencarikan mereka ikan untuk dimakan bersama iya kan? Danzel hanya ingin ikan.
Bambi adalah hidupnya tidak ada yang boleh menyentuh Bambi kecuali dirinya! Bambi hanya miliknya!
"Maka bujuklah papah" lanjut arvaz danzel mengangguk patuh.
"Ka ari-
"Jangan pedulikan bujang kelewat bujang itu bahkan kadaluwarsa terlalu bagus untuk sebutan kakakmu. Ck sudahlah! pikirkan itu nanti. Jangan tanya Abang lagi, masuk mobil dan tidur"
"Tapi zel tidak ngantuk"
"Masuk dan tidur" tekan arvaz
ternyata danzel mendengarkan ucapan saat arvaz kembali bocah itu susah tertidur pulas. Arvaz bernafas lega lalu segera melajukan mobilnya
Pagi pagi suasana mansion sangat hening bahkan tidak biasanya danzel diam. Anak itu hanya patuh dan memakan sarapannya dengan tenang tanpa banyak tingkah. Itu aneh! Ini fenomena aneh! Ck ya ampun berlebihan sekali
"Danzel ada apa? Apa kamu marah karena papah melupakan janji lagi?"
"Papah tidak lupa. Ayo bersiap"
Joe menghela nafas tak mendapat jawaban apapun
"Katakan kesalahan mu, renungkan!dan peluk papah" tegas Joe
"Zell ambil ikan dikolam om Riko papah... Huwaaaaaaaaaaaaaa" danzel berhambur memeluk Joe yang tertawa geli
"Itu bukan kolam oke? Dan bukan cuma itu kamu tidak mendengarkan perkataan papah untuk diam dan jangan berkeliaran! Musuh papah banyak, tolong mengerti" pinta joe
"Ini tampak darah siapa pah?" Tanya Aric melihat lagi tampak kaki mungil penuh darah disepanjang anak tangga sampai dimeja makan. Bahkan ini lebih mungil dari kaki tuyul.
"Danzel ya ampun!! Arvin suruh pak Surya siapkan mobil! Bawa danzel ke rumah sakit potong kakinya lalu kita tinggalkan" ujar Joe pedas. Pria memangku danzel meneliti luka dikaki danzel yang ternyata sobek cukup panjang.
"Arvaz kau benar benar memeriksa adikmu kan?"
"Aku bersumpah "
"Kemarin injak kayu dikolam ikan om Riko tapi tidak ada darah... Ini tersandung saat mandi jadi tebuka" jujur danzel menunduk
"Siapa yang menyuruhmu mandi sendiri?"
"Apa kamu tidak bisa membedakan yang mana beling dan kayu?"
"Dirinya menggemaskan saja dia tidak tau apa lagi beling dan kayu" sahut Aric
"Cakep"
"Gue ga pantun anj-
"Sssttt selesaikan sarapan kalian"
Mereka berkumpul diruang keluarga. Kaki danzel sudah diobati untung tidak sampai harus dijahit.
"Arvin kemarin kau kemana?"
"Nenenin Tasya dirumahnya"
"Apa??!!!" Semua shock. Arvaz menjatuhkan rahanya Aric membuang mukanya yang merah. Sepertinya pemuda itu memang sedikit Tidak waras
Sementara manusia gembul dipangkuan Joe terlihat tidak terusik sama sekali mendengarkan suara yang keluar dari benda ditelinganya.
"A e maksudnya nemenin Tasya dirumah nya habis itu baru jenguk ibunya yang sakit"
"Jangan macam macam! Bukan hanya ku hapus dari kartu keluarga aku akan mengasingkan mu jika mengecewakan ku siapapun diantara kalian! Termasuk kau bocah!! Siapa yang memberikan benda sialan ini?!! Bayi ku jadi Bolot!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Danzel Vance Fenedrick (revisi)
De Todo"wadduhhh si buntet masih disini. Papah! Kasih dia coklat!! Ni bocah ga akan pegi kalo belon dapet coklat. Makan coklat mulu, lo mau ompong?" Danzel menggeleng polos ia mengeratkan pegangan tasnya "Mana lagi bapak Lo belom jemput?" Danzel kembali m...