📖 5. Tokoh utama

388 49 1
                                    

Bianca datang bersama kedua temannya dengan wajah yang tidak bersahabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bianca datang bersama kedua temannya dengan wajah yang tidak bersahabat. Kaki jenjangnya melangkah dengan angkuh, membuat semua orang merinding.

"Tumben banget Bianca mau ke sini, biasanya juga nggak." Laura memutar bola matanya malas. Dia sepertinya sudah muak dengan tingkah Bianca itu.

"Lo gak liat itu ada Zaiden? Ya pasti dia ke sini karena dia," sahut Rea menatap gantian Bianca dengan meja Zaiden.

Laura mangut-mangut tangannya tak berhenti menyuapi makanan begitupula dengan Rea.

Makanan harus selalu nomor satu bro!.

Beralih ke Bianca, ia saat ini sudah berdiri didepan meja Zaiden dan teman-teman. "Kamu kenapa makan di sini? Biasanya juga di kantin pertama."

Zaiden hanya menatap malas ke arah Bianca. "Ngatur?" ujarnya menaikkan kedua alis.

Suara serak nan tegas itu mampu membuat siswi menggigit kuku jari. Rea yang sedari tadi mendengar pun ikut terlena dengan suara emas Zaiden. Ingin sekali ia teriak namun mengingat ini bukan dunianya, ia harus jaga image Rea agar selalu kalem.

'Btw Zaiden kalau gue aja sleep call mau gak ya? Aaa suaranya idaman banget' jerit Rea dalam batin.

Bianca menatap kesal Zaiden. Tidak bisakah dia menerimanya sekali pun. Terhitung sudah 5 bulan mengejar Zaiden, namun ia belum bisa meluluhkan dia.

"kamu gak bisa nerima aku? Selama lima bulan ini aku udah effort buat dapetin perhatian kamu, tapi kamu masih cuek sama aku," keluh Bianca.

"Apa alasannya Zaiden?" lanjutnya menatap harap pria dihadapannya.

"Gue gak suka lo." Jawaban Zaiden mampu membuat Bianca terguncang.

Tangannya mengepal, ia tidak terima. Apapun caranya ia harus menaklukkan Zaiden. "Tapi aku suka kamu Zaiden."

Gatra yang sedari tadi menyimak mulai geram. "Sekarang lo pergi! Lo pasti gak tuli Zaiden ngomong apa."

"Lo gak usah ikut campur, ini urusan gue sama Zaiden!" pekik Bianca.

Gatra menatap tajam Bianca. Oke, sepertinya ia mulai emosi dengan gadis ini. Gatra mulai beranjak dari kursi, tangan kekarnya mengambil sebuah minuman lalu...

Byurr

Seisi kantin menatap tak percaya ke arah Gatra. Cowok dengan lesung pipi ini tersenyum miring. Ahh.. dia sangat suka ini. Jarang-jarang ia bisa melakukan ini apalagi dengan seorang perempuan.

"LO!" teriak Bianca. Matanya berkilat. Ia menatap penampilannya yang sangat jauh dari kata rapi. Badannya lengket, dirinya tidak suka ini.

Kedua teman Bianca yang sedari tadi diam menarik dia keluar dari kantin. Mereka tidak mau Bianca dipermalukan lagi oleh Pangeran kebanggaan SMANDAL ini.

Mau tidak mau ia menuruti kedua temannya. Dengan perasaan kesal Bianca keluar kantin meninggalkan banyak pasang mata yang menatapnya berbagai macam.

'Minuman gue' Rea menatap miris minuman es teh miliknya yang sekarang udah berceceran dilantai. Laura mengelus punggung Rea, ia prihatin dengan nasib Rea yang gak beruntung itu.

Tak

"Sebagai ganti minuman lo! Maaf ya."

Rea dan Laura menatap kedua pria didepannya. "Ah iya gak papa," ujar Rea sambil tersenyum.

"Thanks."

Seusai mengucapkan terimakasih, kedua pria itu pergi meninggalkan Rea dan Laura dengan kebingungan.

Rea menatap name tag kedua pria tersebut sebelum pergi ke meja Zaiden.

Sananta Magentara, pria yang berbicara dengannya dan memberikan minuman botol kepadanya. Sananta merupakan pria yang sangat humble and friendly ke semua orang. Ahh Rea suka pria ramah.

Sedangkan pria yang hanya diam bernama Fathur Dwipangga, pria ini memiliki sifat yang kalem. Dia jarang ikut campur dengan urusan orang lain. Ia juga memiliki wajah yang damai bagus untuk kesehatan mata.

"Plot twist banget, Rea sepupuan sama dia."

Beberapa menit kemudian, bel masuk berbunyi mereka segera menghabiskan makanan dan pergi ke kelas masing-masing.

••• Figuran •••

Pelajaran terakhir adalah hal yang paling Rea benci dan sialnya bahasa Indonesia. Di kehidupan sebelumnya nilai bahasa Indonesia di rapot sangat rendah, ia benci itu. Walaupun asli Indonesia ia masih tidak bisa menguasainya.

Setiap pelajaran bahasa Indonesia ia akan bosan dan ngantuk. Namun, kali ini sangat menarik, Rea dibuat terkesan oleh tokoh utama pria.

Zaiden Pradigta, pria tampan segudang bakat. Ia adalah ketua ekskul basket selama 2 tahun berturut-turut di SMANDAL. Tidak hanya di non akademik, Zaiden juga pandai di bidang akademik. Beberapa bulan lalu, ia berhasil menjuarai Olimpiade matematika di luar kota.

Zaiden dan teman-teman merupakan icon SMANDAL. Walaupun langganan BK, mereka sudah banyak menyumbangkan piala dan mendali untuk sekolah. Tak hanya tampan mereka juga terlahir dari kalangan atas, membuat mereka di pandang baik.

Tidak ada yang tau kisah cinta mereka. Hampir tidak pernah mereka posting perempuan kecuali keluarganya. Bahkan mereka jarang aktif di sosmed.

Di novel semenjak kedatangan tokoh utama cewek, kehidupan mereka lebih ceria dari biasanya. Lebih banyak tersenyum dan tertawa, tak lupa juga mereka mulai aktif di sosmed membuat penggemar mereka kesenangan.

"Beruntung banget si Irene bisa dekat mereka" Batin Rea menatap ke empat pria itu dengan seksama.

Lalu Rea kembali mengarahkan pandangannya ke Laura yang lagi serius ngerjain tugas.

"Laura gue capek, pingin pulang," ujar Rea lesu. Sekolah ini berasa lama tidak seperti sekolah di dunianya.

Laura melirik jam dinding, "masih ada 30 menit lagi."

Rea menaruh kepalanya di meja dengan lesu. Tugas yang dikasih udah siap ia kerjakan. Di dunia lamanya, ia telah menamatkan SMA tak heran jika dia mudah mengerjakan tugas.

"Heh udah siap tugas lo Re?" tanya Laura melihat Rea yang santai.

"Udah," jawab Rea masih mempertahankan posisinya.

"Lihatlah Rea, gue capek mikir mulu."

"Ambillah, jangan lupa kalau udah selesai kumpulin sama Olan."

Di menit terakhir jam pelajaran, Rea gunakan untuk bermalas-malasan. Sesekali ia melirik ke tempat tokoh penting berada. Wajah tampan mereka membuat Rea tidak bosan melihatnya.

Diantara mereka berempat, yang paling mencolok adalah Zaiden-tokoh utama pria dalam novel. Jika di luar ia selalu menampilkan wajah datarnya maka di kelas berbeda. Dia lebih sering tersenyum dan tertawa membuat kadar ketampanannya menambah.

"Pesona tokoh utama emang beda."

°°°°
To be continue

Jangan lupa vote & komen ya kawan!

klik bintang bawah ⬇

Trapped In The NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang