"Di kesunyian malam berteman kan indah nya cahaya rembulan dan gerlapan bintang, seolah angin membawa terbang kepada perangkap. Hati ku mulai terjerat oleh pesonanya yang menawan."
Alexander
good morning princess
Notif dari Alex membuyar kan fokus nya pada sarapan di depan nya.
"Hayoo, chat dari siapa nih sampai buat kamu senyum-senyum ngga jelas gitu." Elly tiba-tiba muncul dari arah dapur.
"Ih mama! ngagetin tahu." bibirnya tertarik ke bawah, membentuk garis tipis menunjukkan ketidak senangan.
"Alah..palingan bang reno kalau ngga kak kiara ma." Rin datang dari kamar nya dan langsung mengambil posisi duduk di samping kakak nya.
"Sok tau lo." Allesya menatap tidak senang pada orang di samping nya lalu melanjutkan menyantap sarapan nya.
"Yeee... emang lo punya cowok gitu? yang nge chat pagi-pagi ngucapin morning cintaku, duniaku, semestaku. Sampai buat lo senyum-senyum gitu." Rin tidak mau kalah, melanjutkan cibiran nya.
"Aelah, udah ah pagi-pagi gini udah ribut aja." Elly sudah tidak tahan dengan keributan yang di ciptakan kedua anak nya.
Suasana meja makan sementara menjadi hening, hanya di temani suara gesekan sendok dan piring.
"Eh, papa mana ma?" Rin mulai membuka obrolan.
"Iya ma, Dion juga ngga ada muncul, biasanya udah buat rusuh nyuruh nyari dasi lah, topi lah." Allesya melanjut kan.
"Papa udah pergi dari tadi, kalian aja yang kelamaan bangun, anak gadis kok kebo banget."
"Kalo Dion, udah pergi juga ke gereja sama teman nya. Lagian hari ini kan hari minggu, ngapain dia buat rusuh nyari topi lah, dasi lah."
Allesya dan Rin hanya saling menatap satu sama lain mendengar jawaban sekalian cibiran yang di beri kan ibu nya.
"Dapat bonus jawaban kita." bisik Rin tertawa kecil.
"Lo sih sok-sok an buka obrolan. Kan kita juga yang kena."
"Mama denger."
"Hehe." keduanya hanya tertawa kikuk mendengar ucapan ibunya.
"Udah-udah, cepat habis kan sarapan kalian. Habis nyuci piring nya langsung siap-siap ke gereja."
"Iya mama cantik." balas mereka serentak.
Kedua nya memang sering kali berdebat dan membuat rusuh seisi rumah, apalagi jika di satu kan dengan Dion adik bungsu mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Rumah yang sepi akan menjadi rusuh melebihi pajak ikan. Namun begitu, Semua kehidupan Allesya di cerita kan pada Rin.
Banyak keluh kesah Allesya yang di dengar Rin, Rin adalah sosok saudara dan sahabat bagi Allesya. Beribu masalah yang di hadapi selalu di ceritakan pada adik tengah nya itu.
Rin juga selalu bisa di andal kan sebagai pendengar yang baik, kadang bulir bulir air mata akan menemani keduanya.
Walau Allesya yang merasa kan. Saat Allesya mulai menangis, Rin akan ikut menemani nya menangis. Rin seakan bisa merasakan kesakitan yang di rasakan.
Mungkin aneh bagi orang-orang, namun begitu lah kekuatan batin seorang saudari.
***
"Woi cepat anjir, nanti gue telat ah." Rin berteriak, menggedor-gedor pintu kamar mandi.
" Ya siapa suruh lo lama bangun monyet. Dion aja yang anak SD udah bangun dari tadi." balas Allesya berteriak dari dalam kamar mandi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Luka
RomancePernah kah kau bertanya pada hati mu? sejauh apa kau membawa hati ku terbang ke angkasa namun dengan mudah nya kamu melepas genggaman mu membuat ku terjun lepas ke dasar lautan yang begitu dalam. Sedari awal aku menolak untuk kau ajak terbang, namun...