'hidup bukan untuk menyenangkan orang lain bukan?'
.
.
.Semenjak pembentukan kelompok hari itu, membuat ke enam nya menjadi dekat. Sekarang bukan hanya Allesya, Kiara dan Reno. Dika, Mai, dan Doni kini ikut serta dalam pertemanan mereka.
"Sya."
"Ya? kenapa dik."
"Gue mau ngomong."
Allesya mengikuti kemana Dika membawa nya.
"Lo lagi dekat sama Alex kan?"
"Eee i-iya. mungkin?" ragu Allesya.
"Alex itu brengsek Sya. Tapi sejak ngincar lo, dia mulai berubah."
"Gue tahu lo bakal sulit percaya atau nerima Alex, tapi gue yakin dia bakal bisa berubah kalau sama lo Sya. Jadi, lo pikir-pikir lagi ya? gue yakin lo pasti bertanya-tanya kenapa gue tiba-tiba bahas Alex."
"Gue udah temenan sama Alex dari kecil Sya. Jadi gue udah kenal banget sama dia. Dia juga sering cerita tentang lo, dan ngga pernah gue lihat Alex se excited ini cerita tentang cewek."
Dika berlalu meninggalkan Allesya yang masih mencerna penjelasan nya.
***
"Sya, lo kenapa sih dari tadi bengong terus?"
"Ra, salah ngga sih kalau gue kasih kesempatan buat Alex?"
"Sya...lo serius?" Kiara menatap wajah Allesya yang tidak ada tanda-tanda candaan.
"Keputusan ada sama lo Sya, hati Lo emang bener-bener mau gitu atau gimana? bukan karena terpaksa atau kasian kan?" lanjut nya.
"Gue ngga tahu Ra, gue juga masih bingung. Jujur gue udah mulai suka tapi di lain sisi gue juga takut kecewa."
"Lo pikir-pikir dulu aja, kalau hati Lo udah yakin ya gpp. Ingat Sya semua keputusan ada di diri lo, tapi apa pun nanti keputusan lo gue bakal tetap dukung." Kiara menepuk-nepuk punggung Allesya.
***
Hari ini terasa masih sama seperti kemarin, masih banyak keraguan dan pertimbangan.
Tidak ada titik terang untuk mengambil sebuah keputusan.Namun tidak bisa membohongi perasaan, sudah ada cinta yang tumbuh meski baru benih benih nya saja.
"Rin jalan sore yuk." ajak Allesya yang mulai bosan di rumah.
"Gue lagi mager, lo aja deh. Nitip jajan ya."
"Ah ngga seru lo."
"Ayo lah Rin, bosen banget ini." Allesya menarik lengan Rin.
Namun naas, Rin kalau sudah mager. Tidak akan ada yang bisa membuat nya bergerak.
"Ajak Dion aja sana."
"T*i lo ah." Allesya menutup pintu kamar kesal.
"Dion...Dion." Allesya berteriak memanggil Dion."
"Kenapa kak?" Dion nyahut dari arah ruang tamu.
"Temenin kakak jalan sore yok? kakak lagi bosen." Allesya memasang wajah memelas nya.
"Ih aku mau main sama teman ku kak." tolak Dion tanpa menghiraukan kan wajah memohon kakak nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Luka
RomancePernah kah kau bertanya pada hati mu? sejauh apa kau membawa hati ku terbang ke angkasa namun dengan mudah nya kamu melepas genggaman mu membuat ku terjun lepas ke dasar lautan yang begitu dalam. Sedari awal aku menolak untuk kau ajak terbang, namun...