Bab 4

40 20 2
                                    

'Bisik-bisik angin membawa kata-kata menggangu. Seperti badai kecil dalam hati yang tenang menanam benih keraguan, tumbuh dalam diam. Adakah kebenaran dalam setiap bisikan itu?
Atau sekadar bayang-bayang dari ketakutan yang tak berwujud?'

.
.
.

"Sya. Lo ngga beper kan sama Alex?" Kiara menatap Allesya serius.

"Iya Sya, awal nya gue setuju-setuju aja lo sama dia. Tapi akhir-akhir ini gue khawatir Sya, kalau lo cuma di jadiin mainan nya. Apalagi belakangan ini kalian makin dekat." lanjut Reno.

"Hahaha ngga lah gila." Allesya ber akting. Jauh di dalam lubuk hati nya, ia mulai menyukai Alex.

"Syukur deh kalau gitu. Soalnya lo tahu sendiri kan, banyak banget anjir korban nya. Katanya nih ya, kalau dia pacaran ngga akan pernah lebih dari dua bulan, bahkan bisa aja ngga sampe satu bulan." Kiara memang sudah seperti lambeturah yang tahu segala gosip.

"Udah ah, mending kita kantin yuk." Allesya berusaha mengalih kan pembicaraan.

"Gass." Reno dengan semangat bangkit dari duduk nya.

"Aelah lo dua, orang mau gosip juga." Kiara terpaksa mengikuti kedua nya.

Saat sibuk menyantap makanan nya di temani candaan candaan receh ketiga nya. Alex tiba-tiba muncul di tengah percakapan dan mengambil posisi duduk di samping Allesya. Kebetulan Allesya duduk sendiri dengan Reno dan Kiara di depan nya.

"Seru banget, boleh nimbrung kan?"

"Ee bo-boleh boleh." Kiara menjawab terbata sambil memandangi Reno dan Allesya.

"Hai." Alex menyapa perempuan di samping nya.

"Hai." Allesya membalas, tersenyum canggung.

"Kamu lagi ngapain aja tetap cantik ya." Alex tidak henti memperhatikan Allesya yang menyantap makanan nya.

"hem." Reno sengaja berdehem keras.

"Baru tahu gue, kantin kita nyediain bioskop gratis." bisik nya pada Kiara yang jelas terdengar oleh Alex dan Allesya.

"Berhubung makanan gue udah habis and gue ngga mau jadi nyamuk disini. So.. I'm going to class first, bye."

"Ih Reno tunggu gue. Duluan ya Sya, ngga mau jadi nyamuk juga hehe." Kiara berlalu meninggalkan keduanya.

"Ih kakak kok ngomong gitu sih depan mereka."

"Kenapa hem?" Alex tidak pernah bosan memandangi wajah tembem Allesya.

"Malu lah." jawab Allesya singkat.

"Oo... berarti kalau lagi berdua boleh dong ya?"

"Ihh ngga gitu juga. Sengaja banget buat bete." Allesya mulai kesal dengan jawaban Alex.

"Hahaha soalnya kamu kalau lagi kesal lucu, cantik nya bertambah." Alex terus saja memandangi wajah Allesya.

"Udah ah, bentar lagi aku mau masuk. Aku mau ke kelas dulu."

"Ngga mau bolos aja?" teriak Alex saat Allesya mulai melangkah meninggalkan nya.

"Gila." balas Allesya berteriak tanpa menoleh ke arah Alex.

"Hahaha lucu banget." Alex seperti orang gila yang bicara dan senyum-senyum sendiri.

***

"Oke, kita akan membentuk kalian menjadi beberapa kelompok ya."

"Baik bu."

Ruang LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang