I

872 97 3
                                    

Namamu dan namanya mungkin sudah tertulis di dalam satu lembar cerita takdir. Bisa jadi jauh. Tapi bisa jadi sangat dekat. Tinggal kamu aja yang sadar apa kaga. Simple.

× × ×

"Sorry banget Ly. Tapi gue nggak suka sama elo. Gue sukanya ama Rose."

Lily menghela napasnya dan berkata, "Gue udah tau kok. Haha.. Biasa aja lagi."

Udah sering gue diginiin. Nggak terhitung. Layaknya tetes air hujan yang membasahi lubuk kenangan. Anjay dah! Jadi puitis gua.

"Okedeh. Gue balik ke kelas dulu ya. Bentar lagi bel," ucap Lily dengan nada hambar dan membalik tubuhnya hendak menuju kelas.

"Ly, sekali lagi gue minta maaf." Micky menahan lengan Lily membuat Lily berbalik lagi ke arah Micky.

"Tapi lo mau kan kalo misal gue minta comblangin sama Ros—"

Bughh...

Ni cowok emang mau minta dicincay banget!

"Makan tuh mentahan bogem kelas karate sabuk item gua," ucap Lily sembary mencolek hidungnya dan mendengus kasar.

Semua siswa dan siswi yang berlalu-lalang terkejut. Laki-laki yang cukup populer di sekolah mereka ini akhirnya terkena juga bogem mentah dari Lily.

Tentu saja, Lily adalah wanita yang terbilang gahar. Semua laki-laki yang mendekatinya pun sebenarnya segan. Tapi, hanya itu salah satu cara agar mereka bisa mendekati sahabat Lily, yaitu Rose.

Rose cantik banget. Tapi sangat tertutup untuk masalah akun sosmed apalagi nomor telepon. Dan satu-satunya yang tau hanya Lily. Karena Rose bilang, sangat malas dengan keadaan handphone-nya yang selalu ramai, dan membuatnya tak fokus belajar. Ya, Rose itu pinter, beda dengan Lily yang pas-pasan, apalagi masalah muka.

Tapi terlepas dari itu semua, Lily tak pernah membenci Rose, karena yah, Rose itu baik banget-nget-ngett.

× × ×

"Kusut banget cyinn.. Micky suka sama gue ya? Wkwkwkw..." Rose tertawa keras. Namun, tatapannya tak terlepas dari buku yang di pegangnya.

"Lo kenapa, Ly?" tanya Jeyka.

"Jangan tanya gue! Gue lagi pengen makan daging manusia!" pekik Lily. Namun, Rose malah semakin tertawa terpingkal-pingkal.

"Gue traktir deh. Mau ke moonbucks gak?" tanya Rose sembari mencuil-cuil pinggang Lily.

"Caramel frappucino large," ucap Lily tiba-tiba dengan senyum mengembang.

"Maunya!" Rose memukul kepala Lily dengan buku yang dipegangnya.

× × ×

Chat

Jeyka:
Mau cerita nggak lu?

Lily:
Telepon, Jek. Gaada pulsa gue. Ngehehe...

Panggilan masuk --> Jeyykah

Jeyka:
Hall--

Lily:
JEK, LO TAU GAK?!! *hdsi$*(#hw(sdmjw)tu#(tus&*&#%^#(w)dshaohorhojoahorhoh(e*%#*)udgohrwohooshw(%#&#($)!#!!_(*$?>:<"{l{l{iw)(jfss: Jadi gitu ceritanya. Kesel bat gue dah. Kayaknya dari lahir gue emang udah dikutuk jadi jomblo, Jek.

Jeyka tiba-tiba terkekeh.

Lily:
Lo ngetawain gua?!

Jeyka:
Kagaklah bego! Intinya gue dah tau cerita elo yang sebenarnya. Selalu sama sih soalnya. Wkwkwk.. Udah gua bilang, jadi cewek jangan gahar-gahar. Kalem-kalem coba. Belajar pakek bedak. Pakek liptint biar ga kusem tu bib--

Lily:
Bacot dah lo. Bosen gue denger gitu.
J

ek. Denger ya. Gue gamau dandan soalnya pengen tahu aja ada gak yang menerima gua apa adanya.

Jeyka:
Hahaha... Iya sih. Lo mau digimanain juga masih jelek juga. Beda ama Rose yang emang udah cantik dari sononya wkwkwk...

Lily:
Dasar ekor onta! Lo kalo mau ngatain gue pas di depan gue bener dong!

Jeyka:
Ampun ibu negara. Atut ah dedeq. Wkwkwk...

Lily:
Awas ya lo besok. Tunggu aja. Tangan gue bakal gue charger buat mukul lo besok.

Terdengar Jeyka menghela nafasnya.

Jeyka:
Ini kekurangan elo Ly. Elo terlalu gahar, kayak GO.LY.LA.

Lily:
As--

Tit.. Telepon dimatikan Jeyka.

"Woy sayur toge! Liat besok. Mati lo!" Lily memekik ke arah rumah Jeyka yang berada tepat bersebelahan dengan rumahnya.

"Haruskah gue mencoba aplikasi pencari jodoh Ya Allah?"

× × ×

Kapan Punya Pacar? • Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang