XIII

284 47 1
                                    

Merjuangin cewek itu capek bray. Apalagi kalo udah pukul-pukulan. Udah sakit, eh bukannya diobatin, malah dimarahin. Kan tai.

× × ×

"Juga suka lo? Ngomong apasih, Jek?!" tak sadar Lily malah menaikkan suaranya.

Jeyka langsung tersenyum miring, "Fine. Kalo emang nggak suka sama gue. Kok reaksi lo berlebihan? Pake marah-marah gitu? Seharusnya biasa aja kan? Lagian baru kali ini gue ngelihat ekspresi muka elo yang campur-campur. Apalagi pas kemaren gue bil—"

"Campur-campur. Lo kira cendol?!" Lily melepaskan cengkraman tangan Jeyka di bahunya, "Gue marah ke elo bukan karena hal lebay yang udah lu bilang barusan. Tapi gue marah karena lo ganggu gue sama Zi—"

"Masih nggak mau ngaku dengan wajah elo yang begitu? Sini ikut gue!" Jeyka langsung menarik lengan Lily ke belakang kelas. Tentu saja Lily memberontak, dan pegangan Jeyka terasa lebih kuat di lengannya.

"Kita liat. Abis ini lo masih mau nutupin atau enggak," dengan cepat Jeyka langsung mencium Lily, tepat di hidungnya.

Lily terbelalak sempurna. Berani-beraninya Jeyka menciumnya di sekolah, walaupun hanya di hidung. Walaupun ya, Ly hmm..

Refleks Lily mendorong kepala Jeyka. Dan gedebuggg! dengan sekuat tenaga Lily memukul rahang Jeyka disusul dengan pukulan di perut. Sontak saja Jeyka langsung termundur ke belakang

"Lo kira gue cewe murahan apa!" bentak Lily dengan kilatan mata marah. Setelahnya ia langsung meninggalkan Jeyka.

Kalo nggak suka, kenapa wajah elo merah gitu, Ly. Haha..

"Ly? Lo gapap—"

"Gausah tanya gue!" bentak Lily pada Zian dan menabrakkan bahunya.

"Keren bro! Nyium cewek di sekolah." Zian menepuk bahu Jeyka.

Jeyka mendengus kasar kearah Zian, "Bukan urusan lo. Dan gue minta, nggak usah deketin Lily lagi."

"Emang lu siapanya Lily. Pacar aja belum tentu dia mau kan."

"Gue ingetin sekali lagi. Kalo lo berani deketin Lily lagi, gua nggak main-main bu—"

"Santai-santai. Gue juga nggak suka-suka banget. Cuma Lily asik aja kayaknya kalo dijadiin pac—"

Bugghhh!!

"Anju lo! Kenapa dari awal gue nggak sadar bangsat!" Jeyka langsung memukul Zian bertubi-tubi. Dan terjadilah perkelahian diantara mereka yang mengundang banyak siswa dan siswi. Karena kebetulan jendela kelas ada di samping mereka sehingga terlihat.

× × ×

"Ly, Ly! Jeyka sama Zian berantem di belakang kelas. Laras, teman sekelas Lily berlarian menuju meja Lily dengan terengah-engah, "Nggak ada yang misahin coba, semuanya pada sibuk videoin."

Lily menarik napasnya kasar, lalu dengan malas berdiri ke belakang kelas menuju tempat perkelahian dua laki-laki bego itu.

Sesampainya disana, kerumunan anak-anak yang memegang hape, bahkan tongsis sekalipun. Lily dengan malas menyelip untuk melihat Jeyka dan Zian.

Dilihatnya Jeyka dan Zian yang sama-sama lebam. Lily hanya melihat tanpa melerai dan berpangku tangan. Sampai akhirnya Jeyka menoleh ke arah Lily dan memberhentikan kegiatan mukul-memukulnya. Zian yang mendapat kesempatan seperti itu langsung hendak memukul Jeyka, tapi langsung ditahan oleh Jeyka, yang perhatiannya kini sudah terkunci ke arah Lily.

Namun, yang ditatap Jeyka malah mendengus kasar dan berbalik meninggalkannya. Lantas Jeyka berdiri dan hendak mengejar Lily, lagi-lagi tertahan oleh Zian yang sepertinya kesal dan merasa malu karena lebam dimukanya lebih banyak, sehingga ingin melanjutkan lagi duel mereka. Tapi dengan kasar Jeyka menghentakkan tarikan Zian dan melanjutkan langkahnya.

"Ly, bentar. Gue mau ngomong sesuatu sama elo!" Jeyka berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Lily.

Tiba-tiba Lily berhenti dan menatap kearah Jeyka. "Jangan ngomong sama gue lagi mulai sekarang," ucapnya dan melanjutkan langkahnya.

× × ×

Nanggung banget , Jek, di idung. - Lily

Kapan Punya Pacar? • Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang