VIII

323 46 1
                                    

Ada yang harus dikatakan dan ada yang tidak. Contohnya suka sama kamu, cukup dengan tindakan aku ke kamu, udah bisa ngejelasin banget kalo aku beneran suka sama kamu. Tinggal kamunya aja, peka atau enggak.

× × ×

"Gue liat belakangan ini sikap lo ke Lily beda banget, Jey."

"Beda gimana?" tanya Jeyka menoleh ke arah Rose sebentar, lalu perhatiannya kembali ke arah laptop di depannya.

"Nggak sih. Rada aneh aja gitu. Nggak kayak biasanya."

"Kenapa? Lo cemburu?"

"Eh gaada-ada," sergah Rose.

"Terus?"

"Dah gua mah nanya doang!" ucap Rose cepat.

Jeyka hanya mengedikkan bahunya dan kembali sibuk merevisi karya tulis mereka yang kemarin lolos seleksi di nasional.

"Yoo.. Gimana, Ros, Jey? Maap, gua baru abis persentasi tadi. Anak kelas banyak bacotnya dah. Ngeselin. Ini interupsi, yang satu ngebacot. Ga selese-selese anjay."

"Ngoceh mulu. Kerjain." Jeyka mendumel kecil.

"Iya bos iya," jawab Zian sekenanya. "Eh ngomong-ngomong Lily mana? Tumben tuh anak nggak nongol?"

"Ciyee yang mulai nyariin Lily."

"Hahaha... Kagaklah. Cuma berasa aneh aja gitu. Biasanya kan tuh anak udah ngoceh gajelas dah."

"Lily dem—"

"Lanjutin, Ros, bagian elo." Jeyka memotong perkataan Rose.

"Eh kenapa tadi Lily?"

"Nggak kenapa-napa."

× × ×

"Assalamual—"

"BEGO BANGET SIH JAH!!" pekik Lily yang lantas memotong ucapan salam Jeyka. Di ruang tengah, terlihat Lily bergelung dengan bed cover dan memegang stik pe'es. Ia baru saja memukul kepala Ira dengan stik pe'es. Ira adalah adik Lily yang amat sangat feminin dan suka dandan. Mungkin karena alasan itu Lily memanggil Ira dengan sebutan Ijah, Ibu-ibu Jaman nHow.

"APA SIH KAK LILY!" Ira balas memekik lantas langsung memukul kepala Lily balik.

"Dah lu! Temenin mama aja tuh masak di dapur. Pakek bilang mau main pe'es segala. Bisa aja kaga!" bentak Lily.

Mamanya Lily menghela napas pelan.

"Samperin aja, Jey," ujar Mama yang sudah malas dengan pertengkaran kedua anaknya itu.

"Lu sakit dah, ngapain maen di sini?" ujar Jeyka yang sudah berada di samping Lily, lalu menarik selimutnya hingga Lily berdiri.

"Eh abang Jeyka jengukin aku yeayy.. Bawa makanan jugaa!!!" pekik Lily yang langsung merebut bungkus plastik di tangan Jeyka.

"Bang Jeyka," ucap Ira lalu menyalami Jeyka.

"Ayo, Jek, ke atas. Gua mau makan! Nggak usah kasih Ira." Rose langsung menarik lengan Jeyka.

"Siapa juga yang mau minta!" pekik Ira namun menekuk wajahnya.

"Assalamualaikum," pintu tiba-tiba terbuka dan menampakkan sosok Rose.

"MANTAB DJIWA. Ada Rose juga." ujar Lily yang matanya langsung menatap ke arah bungkus plastik di tangan Rose. Dengan cepat, Lily langsung menyambar kantong plastik itu dan berlarian menuju kamarnya di lantai dua, sambil tertawa seperti orang gila.

× × ×

"Enyak euy. Herbaik dah mamahna Himas hasak makanan!" ujar Lily dengan kebiasaannya mengoceh sambil makan.

"Makan bener-bener, Ly!" marah Jeyka seperti biasanya.

"Hiya uyh!" sungut Lily. Rose hanya tertawa kecil lalu memegang dahi Lily.

"Udah rada baikan dah dari kemarin. Lo sih kenapa dah, cuma ngejar om-om jualan es krim doang sampe ujan-ujan ke komplek sebelah."

"Kan udah gua bilang, gua nggak pernah absen buat ngeliat muka ganteng akang-akang es krimnya dah. Kebetulan kemaren ujan! Makanya demam gini," ujar Lily membela diri sambil menyeruput teh hangatnya.

"Iyain aja dah biar cepet."

Heekk ahmm... *baca lagi sendawaan

"Kenyang jir!" ujar Lily sembari tersenyum senang.

"Cewek kok gini!" Jeyka menoyor kepala Lily membuat Lily mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah. Turunin dulu nasinya. Terus cepet tidur, istirahat," lanjut Jeyka.

"Lah kalian gim—"

"Kita berdua mau numpang pacaran," potong Jeyka datar, dan menarik lengan Lily untuk menuju kasur. Sontak saja perkataan Jeyka membuat Lily membelalakkan matanya.

"Anjir anjir anjir. Udah pacaran aja. Sejak kapan? Kok nggak kasih tau gua?!!" cerocos Lily cepat, "Pj gua mana. Peje peje pej– Eh bentar. Ros, lo kok ga cerit–"

"Istirahat. PJ nanti gua kasih," ucap Jeyka lagi.

"Serius ya seri—"

"Iya!"

"SIAP BOSQUE!" pekik Lily, lantas melompat ke atas kasurnya.

× × ×

"Kok lo ngom--"

× × ×

Kapan Punya Pacar? • Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang