Beberapa hari berlalu,hari ini Arindira merasa bahwa dirinya beruntung meski Arindira tidak tau dalam hal apa ia merasa beruntung.
"huftt, hari ini kok gie ngerasa aneh sma perasaan gue. " Ucap Arindira dalam hati
tak lama Sherin mendatangi Arindira yang sedang berbaring di tempat tidurnya.
*suara pintu terbuka
Arindira menoleh ke arah pintu kamar nya dan ya benar saja itu adalah sherin
"ngapain lo kesini malem malem" Arindira ketus
"dih lo mah apaan sih harusnya lo bersyukur punya temen yang selalu nemenin lo malem-malem pas lo lagi kesepian. " Ucap Sherin lembut
"dih lo ngapain si suaranya di gituin geli gue, lo mau ngapain malem-malem kesini hah?." Tanya Arindira
"HEHE, gue mau ngajakin lo ngopi si soalnya gue lagi galau pokonya gamau tau lo harus mau ya nyet!. " Ucap sherin memaksa
"ah gamau gue males banget jam segini lagian lo aneh banget tiba tiba ngajakin gue ngopi, yang ada nanti gue gaakan bisa tidur kalo ngopi jam segini " Arindira ketus
" buruan anjir lo ganti baju . " Ucap Sherin lagi
Arindira segera bergegas untuk berganti pakaian dan saat sampai di tempat tujuan...
"Rin gue mau ambil duit dulu ke bank lo mau ikut ga?. " Tanya Sherin
Arindira menghela napas "gue nunggu di sini aja , gue butuh angin seger. " Ucap arindira
"ok deh lo jangan kemana-mana ya nyet. "
Arindira mengangguk
saat Sherin meninggalkan Arindira di pinggir jalan Arindira sengaja memotret bangunan yangbada di depan nya
*cekrek
Arindira terkejut saat ia baru menyadari bahwa ia telah memotret seseorang yang ia cintai, ya Satria. Arindira hanya terdiam karna ia merasa bahwa bertemu dengan Satria ini hanyalah sebuah mimpi. Tanpa Arindira sadari ternyata Satria juga menatap arindira sembari tersenyum.
*hp arindira terjatuh
(bruk)"s-sory g-gu. " Ucap Arindira gugup
"rin," Satria memelik Arindira
Arindira hanya terkujur kaku saat tubuh kecilnya di prluk oleh seseorang yang tidak pernah ia duga
"rin ayo balik sama aku. " Ucap Satria penuh harapan
Arindira hanya terdiam kaku di pelukan Satria
"rin, lo ga kenapa napa kan?. " Tanya Satria
Arindira melepaskan tubuhnya dari pelukan satria, Satria hanya terdiam melihat Arindira menangis di hadapannya
"rin? kamu kenapa nangis?. "
Tanya SatriaArindira segera bergegas pergi meninggalkan Satria dan Sherin .Arindira terus berlari tanpa menoleh kebelakang dan tak terasa ia sudah berlari sangat jauh,Arindira bertanya kepada dirinya sendiri
"g-gue kenapa lari?. " Arindira terjatuh lemas di pinggir jalan yang tak jauh dari rumahnya
Tak lama Liam datang sembari berlari khawatir ke arah Arindira
"rin? lo kenapa? gue bakal anterin lo pulang oke?. " Ucap Liam hati-hati
Saat sudah sampai di depan gerbang tiba-tiba Arindira menangis . Liam khawatir dengan kondisi Arindira lalu Liam memeluk Arindira
"rin, its okey kalo lo mau nangis nangis aja ke gue, gue siap ada disini buat lo. "
mendengar itu tangisan Arindira semakin kencang.
"gue, gue cinta sama Satria tapi entah kenapa gue lari saat ketemu dia, di pikiran gue dia bakal jahatin gue lagi dia bakal tinggalin gue lagi, tapi gue pengen coba menjadi lebih baik bareng dia. " Ucap Arindira sesegukan
Mendengar itu Liam semakin mengencangkan pelukannya sambil berkata
"rin, sekarang lo istirahat ya sekarang lo masuk ke dalem jangan bergadang. "Ucap Liam lembut
Liam melepaskan pelukannya dari Arindira dan Liam meninggalkan Arindira di depan rumah nya. Tak lama Arindira bergegas masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
3726 mdpl
Teen Fiction"Aku menulis mu, supaya nanti, riwayatmu tidak hilang. Mereka tahu pada jauh, jauh setelah kita tidak ada. "