Eps.13 - Tamu Untuk Nabila

1K 153 26
                                    

Episode 13

𝐕𝐎𝐓𝐄, 𝐊𝐎𝐌𝐄𝐍𝐓𝐀𝐑, 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐀𝐍 𝐒𝐇𝐀𝐑𝐄 𝐊𝐄 𝐓𝐄𝐌𝐀𝐍-𝐓𝐄𝐌𝐀𝐍 𝐊𝐀𝐋𝐈𝐀𝐍 ‼️

***

Terus terang saja, sebelumnya Paul tidak pernah merasa seantusias ini. Mencintai Salma secara diam-diam tidak membuat Paul bahagia, namun hanya menimbulkan luka tatkala ia melihat Salma bermesraan dengan Rony. Menciptakan rasa cemburu yang hanya sebatas kata-kata di dasar hatinya saja. Tidak ada yang bisa Paul lakukan meskipun Paul bisa melakukan! Akan tetapi, mana mungkin Paul tega menikung Rony? Ditambah lagi, Salma sudah pasti tidak akan menerima pernyataan dari perasaan terdalam Paul sendiri. Ahh! Mencintai kekasih sahabat memang melelahkan.

Namun kini, Paul bisa tersenyum lebar. Kehadiran Nabila mampu membuat suasana hati Paul berubah dengan kilat. Magic. Ajaib. Miracle. Apa pun itu, Paul percaya bahwa Nabila memiliki pancaran aura yang mampu menarik hatinya. Kendati demikian, Paul bukan berarti sudah melupakan perasaannya terhadap Salma begitu saja. Paul masih menaruh rasa, namun usaha untuk menghapuskan rasa itu semakin tinggi. Ia bertekad untuk berpindah ke lain hati walau sebenarnya tidak mudah.

Dengan langkah lebar dan senyum yang terkulum di bibir, Paul menggandeng tangan Nabila menuruni tangga. Paul tidak memedulikan ekspresi Nabila yang dipenuhi tanda tanya saat ia diseret-seret untuk diajak menjenguk sosok yang lucu, imut dan menggemaskan alias bayi. Iya! Bayinya Paul! Paul sudah punya bayi?

"Eh Big Boy, kalau itu bayi kamu, berarti kamu udah menikah dong?" tanya Nabila saat mereka telah keluar area kos.

Paul nyaris menyemburkan tawa begitu pertanyaan polos itu terlontar dari mulut manis Nabila.

"Jawab aku, hei. Atau jangan-jangan bayi itu hasil hubungan gelap antara–"

"Ssst!" Jari Paul menyentuh bibir Nabila. "Jangan kebanyakan berpikir negatif, Nabila. Setelah kamu percaya dan mengira aku adalah cowok gay, sekarang kamu mau mengira aku sebagai cowok hidung belang?"

Nabila menggigit bibir, menahan seringai senyum. Ternyata cowok yang dijuluki Big Boy ini tidak menyebalkan seperti yang ia duga.

"Ya... mungkin aja kan?" Nabila mengangkat bahu.

"No! BIG NO!" Paul geleng-geleng kepala. "Udah ayo kita lanjut. Kasihan bayi gue udah nungguin."

Mereka kembali melangkah memasuki rumah yang Paul tempati bersama Eyang yang terletak di sebelah gedung kosan.

Keadaan tampak sepi. Paul terus melangkah ke arah tangga di samping kebun mini dengan aneka tanaman hijau. Pertama kali Nabila melihat dan menginjakkan kaki di sini, ternyata ia baru sadar bahwa seluruh bangunan banyak ditumbuhi aneka flora. Enak untuk cuci mata.

Nabila rupanya diajak Paul ke rooftop tempat biasa cowok itu dan anak-anak cowok lain nongkrong. Di sudut rooftop ada sebuah kotak tempat Paul mengamankan bayi kesayangannya.

"Udah siap mau lihat bayi gue yang lucu nan menggemaskan?" tanya Paul menatap Nabila.

Seketika saja, perasaan Nabila jadi tidak enak. Maksudnya apa Paul menaruh bayi imut di sini? Sendirian? Eh tapi... mata Nabila menangkap keberadaan sebuah kandang yang sudah pasti berisi sesuatu. Ya, sesuatu yang Paul sebut bayi.

Dengan pelan, Paul melepas tangan Nabila untuk membuka kandang tersebut. Alangkah kagetnya Nabila begitu makhluk dari dalam kandang itu diambil oleh Paul. Paul tersenyum lebar, menggendong makhluk tersebut dan mengusap-usap kulitnya dengan sepenuh hati. Eh bukan! Bukan kulit, melainkan bulu.

Serta merta langkah Nabila perlahan mundur. Ekspresi wajahnya mendadak panik. Paul baru menyadari saat Nabila tak terlihat berada di sebelahnya lagi.

"Nabila... lo kenapa?"

Beauty And The Big BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang