6

393 45 6
                                    

JK membuka matanya, dia mendapati dirinya masih tertidur disofa, tubuhnya diselimuti oleh selimut milik tae. Jk mencoba duduk namun dia kaget saqt melihat Taepun ikut tertidur dikarpet.

Jk tersenyum, menyibak rambut tae, diamati wajah cantik itu. Lalu JK mengecup keningnya dan menggendong tae ke kamarnya. Jk terlelbih dahulu membersihkan diri dan memeluk tae setelahnya.

.
.

.

Tae bangun dan sangat kaget saat dia melihat JK tepat didepan wajahnya. Lebih kaget lagi saat mereka ada diranjang yang sama. Tae pelan pelan bangun, namun tangannya dicekal

"Ini masih pagi, tidurlah sebentar lagi", ucap jk menarik tae kembali ke pelukannya. Tae tersenyum dan memejamkan matanya kembali.

Tae baru membuka matanya jam 9 pagi. Dia kaget dan langsung duduk, tak ada JK disana. Tae bergegas turun dan membersihkan dirinya.

.
.

.

"Maaf saya ingin bertemu dengan tuan jeon jungkook",

"Kau siapa anak kecil", resepsionis

"Saya...saya ist... mmm saya pekerjanya",

Kemudian resepsionis menindaintae dari ujung kaki hingga ujung rambut, terlihat murahan batinnya, hal ini karena tae tak memgenakan barang branded satupun

"Kau pergi ke lift sana, lantai 25... ingat jangan kau menyentuk apapun dikantor ini, kalau rusak kau tak akan mampu menggantinya sekalipun dengan nyamamu gembel",

Tae hanya bisa menunduk dan meneremat tangannya, lalu mengangguk dan pergi

.
.
.

"Permisi tuan", ucap tae sambil membuka pintu ruangan JK terlebih dahulu. Tubuh tae gemeteran dengan pemandangan yang di lihat. Matanya berair namun dia harus tau diri.

Sementara jk sedang duduk dibangku kebesarannya dengan seorang wanita yang sudah bertelanjang dada dan jk menikmati bongkahan kenyal itu.

Keduanya mengehentikan kegiatannya saat tae masuk, si wanita langsung turun dari paha JK dan merapikan bajunya, JK sendiri sudah menatap tajam.seperti ingin membunuh tae pada saat itu

"Keluarlah", ucap jk pada wanita itu.

Wanita itu bergegas keluar karena aura JK sudah snagat mengerikan, sementara tae hanya menunduk didekat pintu

"APA YANG KAU LAKUKAN BAJINGAAN"

tubuh tae bergetar sangat hebat, dia sangat ketakutan. Walau dia sering disiksa namun nyatanya tuan jeon muda ini lebih menakutkan, dan lebih naas lagi adalah fakta kalau tau telah dijadikan alat pembayar hutang. Air mata tae jatuh membasahi pipinya, ia menggigit bibirnya agar tak keluar isakan dari mulutnya

"Jawab Kim TAEHYUNG SIALAAAN.... APA YANG KAU LALUKAN DISINI"

"Sa-saya hikss mau mengantarkan makan siang tuan, hiks"

"APA??? KAU PIKIR KAU SIAPA HA??? KAU HANYA BABU KU, JANGAN PERNAH BERLAGAK SEPERTI NYONYA YANG MENGANTARKAN MAKANAN PADA SUAMINYA, INGAT ITU BANGSAT..."

"Maaf tuan"

"MAAF KATAMU?? KAU MEMBUAT MOODKU RUSAK BAJINGAN DAN SEKARANG KAU HANYA MEMINTA MAAF... KIM TAEHYUNG BERKACALAH, TOLONG TAU DIRI JADI MANUSIA, KAU HANYA SAMPAH TAK BERHARGA YANG DIBUANG KELUARGAMU, DAN KAU TAK PERLU MERASA BERHARGA KARENA AKU BERSIKAP BAIK PADAMU.. JIKA KEBAIKANKU MEMBUATMU TAK TAU DIRI SEPERTI INI, MULAI DETIK INI AKAN KUPERLALUKAN KAU SELAYAKNYA BABU SIALAAAN..."

Tau hanya menunduk, mengucapkan ribuan maaf. Dia tau dia salah. Harusnya dia tak beranggapan sikap manis JK adalah bentuk kalau dia menerima tae dihidupnya. Dia hanya sedikit bersikal baik pada babunya.

"Maafkan saya tuan.. hikss saya sungguh minta maaf", ucap tae sambil bersimpuh di lantai..

"PERGI KAU DARI HADAPANKU SIAPAN" ucap JK sambil melempwrkan gelas, tentu dia tak melemperkannya kntae, namun jaraknya tak jauh dari tae
Tae langsung berdiri, menyeka air matanya dan keluar.

Tae berjalan lunglai, hatinya sangat sakit, dia tak membenci JK namun hari ini ucapan tuannya begitu menorehkan luka. Tae sampai dihalte dan masih menyeka air mata yang terus turun tanpa henti.

Tae tak punya keluarga lagi, namun dia masih punya adik, sana. Akhirnya tae memutuskan untuk menghampiri sana kesekolahnya dan memberikan bekal yang dibuat untuk sana.

.
.
.
.

Sesampai disekolah, tepat dengan jam pulangbsekolah. Tae menunggu didepan gerbang. Tak lama terlihat sana, sedikit berbeda dari biasanya, sana terlihat makin cantik dengan balutan cardigan, tas, dan aksesoris branded.

"Sana.."

Sana pun menoleh, dia melihat tae melambaikan tangannya, sana yang awalnya ceria berubah masam dan menghampiri tae

"Apa yang kau lalukan disini"

"Hehe aku merindukan adik kecilku, makanya aku mampir, dan membawakan bekal untukmu", ucap tae sambil mengusap kepala sana, namun malah ditepis oleh sana.

"Kau ingat kan yang aku bilang, kita sudah tak ada hubungan saudara lagi. Aku hanya punya imo, paman dan aky sekarang, jalanilah hidup yang sudah kau pilih, jangan menganggu ku bajingan"

"Sana kenapa kau bicara seperti itu, aku melakukan ini untukmu"

"Huft kau saja yang bodoh, kau bisa menolaknya saat itu tapi kau selalu sok jadi pahlawan, maka nikmatilah sikap sok jagoanmu itu",

Tae hanya sersenyum getir, jadi pengeorbanannya ini taknada artinya. Dia bahkan tak dianggap keluarga lagi.

"Ah baiklah kalau begitu, aku memang salah mengambil langkah, dan semua seudha terjadi.. seperti yang kau bilang, mari jalani hidup masing masing dan menjadi asing", lalu tae berbalik dan pergi, lagi, air matanya jatuh

Segitu tak berharganya dirinya didunia ini batinnya



sepotong kebahagiaan (Kookv)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang