01. Prolog

127 7 0
                                    

Dimana rumahnya?

Apa rumah besar ini pantas untuk dia panggil rumah?

Bukankah rumah itu sendiri adalah tempat berteduh dikala senang dan sedih.

Tempat berlindung dari berbagai kejadian.

Tapi kenapa dia tidak bisa merasakan rasa aman itu? 

Rasa aman mempunyai rumah untuk pulang. Rumah untuk berlindung. Rumah sumber kebahagiaannya. 

Untuk berbahagia saja sulit.

Bangunan besar itu tidak ada artinya dikehidupan dia.

Bangunan besar itu tidak bisa melindunginya dari orang orang jahat.

Bangunan besar itu hanya diam melihat dirinya disakiti. Bahkan bangunan besar itu yang menjadi sumber dirinya sakit.

'Keluarga'

Satu kata lucu yang mungkin bagi sebagian orang adalah sumber kebahagiaan.

Apa mereka bahagia memiliki keluarga yang utuh? Oleh sebab itu mereka menganggap 'keluarga' adalah sumber kebahagian bagi diri mereka.

Mungkin perempuan itu sedikit setuju dengan kalimat 'keluarga utuh adalah sumber kebahagiaan orang orang'

Karena sejatinya, perempuan itu sangat relate dengan kalimat tersebut.

Bukankah keluarga juga berperan penting dalam membangun rumah yang nyaman?

Apa mereka layak untuk ia sebut keluarga?

Apa perlakuan mereka bisa ia sebut sebagai perlakuan yang menunjukkan kasih sayang?

Disaat hanya menimbulkan rasa trauma setiap saat.

Rasa sakit setiap saat ia tinggal di rumah itu.

Sejak kapan luka di dirinya sedalam ini?

Sejak kapan mereka memperlakukanmu tidak adil?

"Apa kau bahagia tinggal di rumah besar itu? Apa kau bahagia lahir dikeluarga itu? Apa kau bahagia memiliki ayah sepertinya?"

Kenapa tidak ada yang bertanya begitu kepada dirinya?

Apa kalian pikir dirinya bahagia tinggal dilingkungan yang jahat ini?

TIDAK!!!

Lingkungan penuh kebencian. Ia benci tinggal dirumah ini. Ia benci lahir dikeluarga ini. Ia benci memiliki ayah sepertinya.

Ia bahkan tidak bisa menjadi pelindung bagi anak perempuannya.

Kemana perginya sosok ayahnya yang dulu itu? Yang sangat menyayanginya. Yang sangat meratukan dirinya. Yang sangat perhatian kepada keluarganya sendiri.

Ia merindukannya. Sangat.

Kenapa ayahnya berubah?

—"Ini karena kamu! Kamu yang buat ayah berubah! Kamu anak yang nakal! Harusnya mamah ga lahirin kamu!"—

Ahhh benar.

Ini semua salah gadis itu.

Salahnya karena sudah lahir.

Semenjak ia lahir, tidak ada yang berjalan mulus.

Semua berubah setelah dia lahir.

—Dasar gadis sialan! Gadis terkutuk! Matilah kamu! Dan jangan pernah hidup lagi!—

The Reason We Meet | Enami AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang