9. Pulang Bareng

24 6 0
                                    

"Ayo Nau! Pulang bareng sama akuuu~." Felisya membujuk Naurel berkali-kali. Ia pantang menyerah untuk membuat sahabatnya ini berubah pikiran dan setuju dengan ajakannya.

Naurel menghembuskan nafasnya panjang. Ia menatap Felisya yang sudah berbinar-binar. Ada rasa tidak tega jika dirinya menolak ajakan dari sahabatnya ini.

Sudah sering ia menolak ajakan Felisya untuk pulang bersama. Jika ia tolak sekali lagi, apakah Felisya akan baik-baik saja?

"Iya-"

"YEYYY!!" Felisya meloncat-loncat melepaskan rasa bahagianya.

"Aku belum selesai ngomong Felisya."

"Oh iya-iya. Silahkan kamu terusin omongan kamu."

"Tapi kamu turunin aku nya di depan gang aja yah."

"Apa? Tapi kenapa???" Tanya Felisya.

"Gapapa. Kalo kamu nolak permintaan aku, aku gamau pulang bareng sama kamu." Ancam Naurel.

"Ish! Iyadeh. Ayo sekarang kita pulang." Ucap Felisya sambil menarik tangan Naurel.

••••••••••

"Nevan lo lagi ngapain si? Dari tadi di tungguin sama yang lain, tapi lo masih aja netap di dalem sambil mainin HP lo." Gilang datang tergesa-gesa. Ia sudah mencari-cari Nevan kesana kemari, tapi oknum yang bernama Nevan ini malah bersembunyi.

Nevan masih fokus ke layar HP. Ia mengabaikan ucapan Gilang.

Gilang yang merasa kesal karena ucapannya di abaikan oleh Nevan, hanya bisa diam. Ia tidak berani mengganggu waktu Nevan bermain.

Nevan terduduk, karakter yang dia mainkan telah mati. Muka masamnya ia tampilkan, membuat Gilang semakin dibuat takut.

"Semua udah siap?" Tanya Nevan.

"Udah. Tinggal nunggu lo aja." Nevan mengangguk sebagai bentuk jawabannya. Ia bangun dari duduknya dan segera meraih jaketnya.

"Kali ini geng snake harus dikasih pelajaran. Berani-beraninya mereka ngelanggar janji yang udah di buat, dan nyerang anggota kita."

Gilang ikut merasa semangat setelah Nevan juga bersemangat untuk membasmi kroco-kroco itu.

"Kita kasih pelajaran yang berat Van, kalo bisa patahin tulang kaki mereka supaya kaga bisa jalan lagi."

Nevan memasang jaketnya. Ia berjalan mendahului Gilang. Ia sudah siap untuk bertempur.

"Eh, tunggu bentar Lang." Nevan berhenti dan meraih handphone nya yang terletak di kantong nya.

Gilang tampak penasaran melihat temannya mengetik cepat sekali. Ia penasaran pesan itu dikirimkan kepada siapa.

"Dah. Yuk gas."

••••••••••

"Fel kok kita jadinya ke mall sih? Kan tujuan awal kita, kamu nganterin aku pulang ke rumah." Ucap Naurel yang mulai bete karena Felisya membohonginya.

"Udah gapapa. Kamu gak laper Nau? Aku sih laper yah."

"Tapi Fel, kan bisa makan di rumah..."

"Sssstt! Cukup diem dan ikutin aku aja yuk. Aku traktir deh." Felisya menarik tangan Naurel agar segera ikut bersama dirinya ke tempat makan.

Sesampainya di tempat makan. Felisya langsung menyuruh Naurel untuk segera duduk.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Felisya.

The Reason We Meet | Enami AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang