Carut Marut Akal Sehat

0 0 0
                                    

Lelah ya bila hidup begitu terus?
Benar-benar seperti badai, padahal hanya kesalahpahaman
Bak hidup seorang selebriti, apa yang dilakukan harus diperhitungkan
Padahal hanya seseorang yang terlalu memikirkan hal-hal yang tak perlu
Tatapan itu, Gelak tawa itu, bisikan itu, seolah tajam mengritik
Merasa tidak memiliki pesona, kharisma, apalagi kepercayaan diri

Padahal mereka saja tidak kenal betapa hebatnya dia
Betapa ia selalu sangat teliti dalam melakukan pekerjaannya
Sampai-sampai banyak yang iri oleh hasil jerih payahnya
Namun semua itu sungguh sia-sia

Pujian itu tak pernah membuat ia merasa begitu bangga
Malah baginya itu adalah tanggung jawab baru, tuntutan yang menumpuk
Ingin rasanya terbebas dari eratnya pelukan kesempurnaan
Terlalu melekat hingga ia lupa atas segala prestasinya

Padahal mata itu bukan menatap kepadanya
Padahal tawa itu bukan untuknya
Apalagi bisikan yang hanya ada dalam alam bawah sadarnya
Apalagi pembicaraan orang-orang asing yang tak mengenal siapa dirinya?
Tapi terasa menusuk hingga hati ini terluka
Sayang, terlalu banyak rasa-rasanya
Keteguhan hati yang tidak pada tempatnya
Mungkin itu karena kamu terlalu istimewa, jadi wajar saja banyak sentimennya

Hidup memang banyak tuntutan
Pertanyaan yang tak jarang menyudutkan
Hingga teramat sulit rasanya untuk  mengejar impian
Bahagia tidaklah penting, selama aku bisa menjadi panutan

Sudah terlalu sering angan-angan tertampar oleh kenyataan
Tak heran banyak pribadi yang tak mengenal siapa dirinya, atau sengaja melupakan
Demi memuaskan mimpi-mimpi yang tak kunjung nyata
Buah dari ekspektasi yang dikiranya sudah legawa, melainkan sulit melepaskannya
Namun, kini malah dilimpahkan pada anak satu-satunya

Harapan yang tak pernah sekalipun berani untuk membantah
Terlalu sayang, hingga lupa bahwa tak semua kehendak baik untuknya
Dewasa telah membawanya masuk dalam carut marut dunia, harusnya keputusan ada ditangannya

Bicara
Keberanian untuk menyampaikan suatu pikiran, apa adanya tanpa bermaksud menyalahkan 
Sialnya, malah mendapat sejuta tanggapan

Diam
Jelas lebih terhormat daripada bungkam, menerima saja tanpa adanya perlawanan
Lama-lama batin itu bisa meledak, sesak karena terdesak oleh ribuan penyesalan

Ini adalah gambaran tentang kesempurnaan yang dipaksakan
Pertanyaan yang jelas merujuk pada tuntutan
Padahal sudah banyak "anak" yang mati dipertaruhkan
Sudahlah biarkan saja logika yang meluruskan
Tiada lagi emosi yang marah tanpa adanya hati yang mendamaikan
Tiada lagi dendam yang menuntut pembalasan
Impian bukan hal yang harus diperkarakan
Itu adalah hak yang meminta diberi kesempatan 
Hanya saja, bila tak mampu ya jangan dipaksakan
Bahagia walau apa adanya, daripada gila pengakuan 

Tentang Kata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang