22~SiPretty

134 22 2
                                    

Sesampainya di rumah sakit segera Johan mengendong Devan dan membawa nya ke dalam dengan cepat menidurkan nya di bed rumah sakit

Dokter dengan berlari mendorong Bed ke ruangan UGD dan Johan menunggu di depan duduk dan menggenggam tangan nya mengigit bibir nya sendiri dia khawatir semoga Devan tidak apa apa sambil menundukkan kepalanya berharap ia baik baik saja

Beberapa jam yang berlalu Johan tertidur di tempat duduk dan dokter keluar dari ruangan dan membangunkan Johan dengan menepuk pundak nya sontak Johan bangun dan panik

"Dokter? Bagaimana keadaan temen saya dok?" Tanya Johan yang terlihat mata sebam seperti nya dia menangis tadi

"Demam dia sangat tinggi tapi saya sudah menyuntikkan nya obat penurun dan butuh waktu yang lama buat dia pulih, jadi untuk saat ini dia butuh istirahat saja, jangan buat dia tertekan karena tubuh nya sangat lemah "

"Baik dok, makasih"

Dokter pun mengangguk dan pergi dan Johan masuk di ruangan yang terlihat Devan di pasang oleh alat bantuan pernafasan dan Johan duduk di sebelah nya memegang tangan Devan dengan erat serta tanpa sadar Johan menangis dan membasahi tangan Devan yang di genggam di pipi Johan

Johan mengelus rambut Devan berkali kali dan meminta maaf kepadanya berkali-kali lipat,

"Maafin gua Devan, gua salah gua tau maafin gua"

Memandangi wajah Devan yang sangat indah saat tidur dan terlihat luka di leher milik Devan yang dia buat itu, Johan menutupi nya dengan kerah baju Devan agar tidak terlihat

Johan tertidur di atas kasur sambil menggenggam tangan Devan selama itu sampai pagi

Devan yang merasa ada yang berat di tubuh nya dan dengan pelan dia membuka matanya dan melihat Johan yang tertidur di samping nya dengan memegang tangan nya, seketika dia menepis tangan nya dengan pelan karena tidak suka

Devan membuang alat pernafasan nya dan bangun, tapi dia tau tubuh nya masih sakit dan dia ingin pergi dari ruangan itu, dia tidak ingin melihat wajah Johan lagi dia muak

Dengan kekuatan nya Devan berjalan dengan agak cepat walaupun membuat nya kelelahan dan pergi

Johan yang merasa tangan nya tidak ada apa apa dia bangun dan mengucek mata nya dan melihat Devan tidak ada di tempat tidur nya seketika Johan berdiri dan berlari mencari keberadaan Devan

"Suster! Anda liat temen saya? Dia agak pendek namanya Devan?"

Suster menggeleng kan kepalanya dan khawatir melihat Johan yang tanpa mengucapkan makasih dengan berlari mencari Devan di setiap sudut dan ruangan di rumah sakit dengan kelelahan dia mencari sampai keringat dia bercucuran dengan banyak dan dia bingung lagi mencari Devan dimana dan dia ingin menyerah mengeluarkan air mata sambil memegang rambut nya ke atas

Tiba tiba Johan terpikir kan lagi tempat yang belum dia periksa dan langsung cepat dia berlari untuk mengecek nya dan benar di rooftof rumah sakit terlihat Devan berdiri di pinggir tepi sana sambil menangis

Johan langsung melebarkan matanya dan tersenyum mengusap air matanya tapi Devan yang merasa ada seseorang langsung menoleh dan melihat Johan mereka melihat satu sama lain dan Devan langsung deras tangisan nya dan menatap benci ke arah Johan

"Maafin gua dev-"

Ucapan Johan terpotong dan di lanjutkan oleh Devan yang membuat Johan terdiam

"Gua sangat benci sama Lo!"

"Gua jadi seperti ini gara gara Lo sialan!!"

Devan berteriak dan menatap tajam menangis lagi dan Johan terdiam seketika dan Johan ingin mendekati Devan ke langkah pertama dan

I AM NOT PRETTY,DAMN.[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang