- Enjoy Reading -
°
°
°
Dalinda, gadis berparas cantik dengan rona merah pada kedua pipinya, sedang menikmati acara rebahan nya dengan posisi tengkurap sembari mendekap erat sebuah bantal.
Kamar tidurnya yang nyaman, dimana letak kasur empuknya berada di tengah kamar. Berhadapan langsung pada jendela kaca dengan gorden yang terbuka.
Sore ini menunjukkan pukul setengah 5, rasanya malas sekali untuk Dalinda beranjak dari tempat tidurnya. Padahal, dirinya tengah kelaparan sekarang.
Sampai akhirnya, Dalinda tersadarkan dari lamunannya. Saat suara petir yang menggelegar di langit serta suara tetesan air jatuh mengenai tiap atap-atap rumah.
Dalinda mencari sandal bulu bewarna merah mudanya itu lalu mengenakannya dan berjalan menuju jendela kaca yang terbuka.
Dengan cepat, Dalinda menutupnya rapat-rapat. Setelah beres, gadis itu merapikan sedikit rambutnya yang berantakan dan menyelipkannya di belakang telinga.
Melihat ponselnya yang sedang ia charge diatas meja menyala dan terlihat banyak sekali notifikasi, Dalinda mencabut charger nya.
"Ahh, gaada yang menarik" ucap Dalinda lalu memutar lagu kesukaannya dengan volume full.
"JANGAN HANYA DATANGGG DAN TINGGALKAN MARAHH" nyanyi Dalinda dengan suara kencang tetapi tetap merdu.
"AKU TETAP CINTA, WALAU TAK BERSUARAA!!"
"ENGKOLLLLLLLL"
Sambung seorang gadis dengan suara cemprengnya yang khas, ikut menyahuti lirik lagu yang dinyanyikan oleh Dalinda.
Dahlia, sepupunya. Membuka pintu kamar Dalinda dengan kakinya, sembari membawa sebuah nampan berisi dua mangkuk seblak yang masih berasap dengan berhati-hati.
Nampan berisi dua mangkuk seblak itu, Dahlia letakkan pada meja nakas dekat dengan tempat tidur. Aroma seblak itu menyeruak kuat, membuat Dalinda tergiur untuk segera mencicipinya.
"Hujan-hujan gini, enaknya makan seblak"
"Enak banget, cobain Dall" ucap Dahlia lalu menyeruput sendok berisi kuah seblak penuh nikmat.
Tanpa basa-basi, Dalinda mengambil mangkuk seblak itu dan mulai menikmatinya. "Beli dimana, Lo?"
"Di jalan tadi, pas mau ke rumah lo"
"Punya lo rasanya pas gak? Gue pesen nya gak terlalu pedes"
"Lo kan gak suka pedes, huhh hahhh" jawab Dahlia kepedasan.
"Humm, pas. Lo beli seblak level berapa sih? Sampe keringetan gitu?" tanya Dalinda sembari menyeka ujung bibirnya yang terkena kuah seblak.
"Huhh hahhhh.. gue minta yang paling pedes" jawab Dahlia dengan cengirannya.
Dalinda memutar bola matanya malas mendengar jawaban Dahlia, Yang benar saja. "Awas mencretttt"
"Eh, Dall" panggil Dahlia menghentikan aktivitas makan seblak nya.
"Cowok yang tadi kebangetan ganteng, bjirr" ucap Dahlia antusias.
"Yang mana?" tanya Dalinda santai.
"Yang tadi di toilet cewek sama lo!"
"Coba gebet, mayan lah. Eh, bukan mayan sih"
"Gak!" sahut Dalinda datar.
"Idih, kesempatan ga dateng dua kali"
"Dari sorot matanya keliatan jelas, fix dia kesemsem sama lo!"
Mendengar itu, Dalinda berdiri lalu meletakkan mangkuk seblak itu diatas meja nakas dan berjalan menuju meja rias, mengambil lipbalm nya.
"Sorry yah, selera gue bukan brondong!" ucap Dalinda sepele.
Dahlia tersenyum geli, dulu dirinya juga pernah mengatakan demikian tapi nyatanya, gadis itu menjilat ludahnya sendiri.
Pada akhirnya, tidak ada yang bisa menolak.. pesona mematikan brondong.
"Yaelah, tiati jilat ludah sendiri" ujar Dahlia memperingati.
"GAK BAKAL! DAN GAK AKAN PERNAHHHH!!" tekan Dalinda.
"Yeuhh, belum aja ngerasain, ntar dah terpikat aja.."
"Bisa nangis-nangis lo saking klepek-klepek nya, ditambah lo jadi terlanjur cinta mati gabisa lepas dari pesona rayuan brondong" jelas Dahlia panjang lebar sebab ini kisah nyata yang dialami Dahlia.
"Huh? Gue gak salah denger?"
"Apa? Nangis? Karena cowok?"
"BENER-BENER BUKAN GAYA DAN BUDAYA GUE!!" ucap Dalinda dengan penuh penekanan.
"Serah lo" pasrah Dahlia menanggapi, sepupunya.
"Sini lo, gue kasih paham!"
"SEORANG GUE, GAK SUDI NANGIS PERIHAL COWOK!"
"APALAGI BRONDONG!! PAHAMM??"
"Nyenyenye, PAHAMM" ledek Dahlia.
"Awas aja, nanti lo nangis-nangis ke gue. Bakal ngakak gue sekencang-kencangnya sampe guling-guling" batin Dahlia sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Dah ah, gue mau ke bawah, mo minum!"
"Sono, huss huss" usir Dalinda dengan wajah masam nya.
Hari sudah menjelang malam, Dalinda mengambil piyama tidurnya dari dalam lemari. Berkaca sebentar untuk menggulung rambutnya, hingga menampilkan leher putih jenjangnya.
Lalu berjalan masuk menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dibawah guyuran shower. Gadis itu akan melakukan ritual mandinya dan berdandan dengan sangat cantik dan wangi seperti kebiasaan perempuan remaja seusianya.
°°°
Di lain tempat, Argariel berdiri di depan pagar balkon, menyesap sepuntung rokoknya dalam-dalam kemudian menghembuskan asap rokoknya ke udara.
Argariel sangat jarang merokok, hanya saat pusing saja pemuda itu akan menenangkan pikirannya dengan merokok seorang diri.
Ada hal yang menggangu pikiran Argariel, yaitu Dalinda. Seharian penuh, Argariel terus saja memikirkan gadis itu.
Gadis cantik yang berhasil mengambil alih seluruh pikirannya.
"Dalinda.." gumam Argariel pelan.
Wajah cantiknya dengan rambut panjangnya yang terurai, begitu mempesona. Wajah itu.. selalu terbayang dalam benaknya.
Apa yang harus Argariel lakukan? Untuk mendekati gadis itu? Sedang berdekatan dengannya saja, tubuhnya seolah-olah mati rasa tak mampu ia gerakkan.
Argariel memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celananya. Malam ini, Argariel terlihat benar-benar sungguh sangat tampan, kaus hitam dipadukan celana jeans hitam robek dibagian lututnya.
Dan jangan lupakan tindik hitam di telinganya itu. Membuat siapapun akan jatuh hati pada pesona brondong satu ini.
"Gue mah ganteng"
"Santai dulu gak sih" ucap Argariel tiba-tiba saja.
Kepercayaan dirinya tiba-tiba saja meningkat. Orang ganteng mah bebas.
Setelah mengatakan hal tersebut, Argariel mematikan rokoknya dan melemparnya dari atas balkon. Berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celananya.
°°°
- Vee
1 September 2024Vote & comment untuk lanjut ceritanya
- Thank you -
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARIEL
Teen FictionArgariel Nathanio, pemuda penyuka komik bercita-cita memiliki kekasih spek manhwa. Hal itu terwujud saat Argariel bertemu dengan seorang gadis yang sangat mirip dan persis seperti gadis impian nya. Semenjak hari itu, Argariel menjadi uring-uringan...