Chap 9

104 8 0
                                    

Manusia dikenal sebagai mahluk yang penasaran dan ngga pernah puas, begitupula dengan Jun, ada banyak hal tentang Vincent yang ingin dia ketahui. Sekarang mungkin Vincent masih sabar akan semua kelakuannya selama ini, hal itu bikin Jun semakin bergairah untuk tau seberapa jauh Vincent akan bertahan buat tetap berada di sisi dia.

Tok tok tok....

Jun berdecak kesal ketika dia mendengar pintu ruangannya diketuk beberapa kali, padahal itu udah jelas kalau dia bilang dia ngga ingin diganggu selama beberapa jam ini. Sedangkan bagi Vincent suara ketukan pintu itu udah seperti penyelamat baginya, karena dia tau asisten Jun bakal ngasih dia pekerjaan yang bikin dia setidaknya bisa bebas dari Jun.

"tch....ganggu aja,"

Jun bangun dari duduknya, dia menunduk dan menatap Vincent terahir kali sebelum ahirnya dia buka pintu ruangannya, nemuin asistennya yang udah nunggu dia disana.

"Pak, maaf saya ganggu. Tapi di luar ada orang yang ngakunya sebagai teman temannya Vincent, katanya pengen ketemu,"

Sosok didepan pintu itu menjelaskan ke Jun begitu pintu dibuka, orang yang gendernya ngga jelas itu cuma nunduk seolah dia tau kalau Jun pasti bakal nyemprot dia karena udah ganggu waktunya sama peliharaan barunya.

"Temen? Vincent punya temen ya?"

Jun naikin alisnya dan ketawa meledek, dia menyilangkan lengannya dan menyandar ke frame pintu sambil mempertimbangkan apa dia harus biarin Vincent untuk ketemu temen temennya sekarang.

"siapa yang datang?"

Vincent berdiri dan menghampiri mereka berdua, dia kelihatan lebih hidup setelah denger bahwa temen temennya dateng untuk nemuin dia disini. Itu memang udah beberapa hari sejak dia masuk sekolah, udah pasti temen temennya bakal khawatir dan mulai nyari Vincent.

"Namanya Tala, katanya dia temen sekolah kamu?"

Dengan suara yang ngebas si asisten menjawab pertanyaan Vincent, dia udah ga nunduk lagi dan ahirnya menatap mata keduanya. Vincent cuma diem aja ketika dia denger respon dari orang ini, dia selalu dibuat kebingungan setiap mereka ketemu. Dilihat dari penampilannya dia kelihatan seperti perempuan, tapi kalau dengar suaranya Vincent yakin kalau orang dengan nama Petra ini tuh adalah seorang mas mas 20 tahunan.

"Tala ya? bener kok dia temen...temen sekelas,"

Ketara banget betapa ngga sukanya Jun ketika dia ngeliat Vincent senang karena temannya datang, ada semacam kecemburuan di diri Jun. Selama ini Jun selalu percaya diri kalau kehadiran dia sendiri udah cukup untuk bikin Vincent bahagia, tapi ngeliat respon Vincent sekarang bikin dia kesel. Jun gelengin kepalanya sebagai tanda kalau dia ngga setuju buat biarin Vincent ketemu sama si Tala tala ini.

"Ga, bilangin Vincent sibuk."

Petra ngangguk dan pergi ninggalin mereka berdua sejak Jun udah mutusin untuk ngga ngizinin Vincent ketemu Tala. Vincent cuma hela nafas dan kelihatannya ngga kaget kaget banget ketika Jun ngasih respon negatif.

"sampe kapan lo mau ngurung gue kaya gini?"

Vincent nyibak rambutnya kebelakang, frustasi, dia bahkan ngga bisa pergi ke sekolah lagi karena Jun telalu overthink, mikir dia bakal kabur lagi kaya terahir kali.

"Sampe kapan? terserah saya dong,"

Jun terkekeh pelan, dia kemudian narik bagian belakang kerah kemeja Vincent dan banting pintu ruangannya sampe keluarin suara yang keras banget, seolah olah untuk ngasih tau semua bawahannya bahwa dia ngga pengen diganggu lagi.

"dipikir pikir mungkin lebih baik kamu ngga perlu sekolah lagi, edukasi buat apa? toh ujung ujungnya kamu bakal tetep disini sama saya,"

Vincent bergidik ngeri ketika Jun banting pintu terlalu keras, Vincent juga sedikit panik ketika denger ide soal dia berhenti sekolah.

"gak perlu pusing soal uang, selagi kamu punya saya...kamu ngga perlu mikirin apapun,"

Jun dan senyum liciknya, dia dorong Vincent ke tembok dan ngasih banyak ciuman di wajahnya yang penuh memar.

.

.

.

.

Hari kesekian sejak Vincent benar benar dikurung sama Jun di apartementnya, Vincent cuma ngabisin waktunya dengan nonton tv atau main game di komputer yang udah Jun sediain buat dia. Jun cuma sesekali mengawasi Vincent dari kamera yang dia pasang di kamarnya, dia cuma muter mata dan mendengus bosan karena dia ngga menemukan sesuatu yang menarik. Tapi setidaknya Jun bersyukur Vincent ngga pernah mencoba buat bunuh diri selama dia ngga ada dirumah.

"Sejauh ini Vincent ngga ada perlawanan lagi setelah insiden terahir kali,"

Jun muter muter di kursi kerjanya, dia entah kenapa merasa kecewa karena Vincent udah menjadi sedikit lebih jinak walaupun belum sepenuhnya, dia masih ada perlawanan ketika Jun lagi kangen dibelai.

Ngebayangin wajah kesel dan jijiknya Vincent ngga pernah gagal bikin Jun turn on, dia jadi berandai andai, mungkin gak ya suatu saat nanti Vincent bakal ngasih dia tatapan dengan penuh kasih sayang? rasa rasanya itu ngga akan mungkin kalau mengingat apa aja yang udah pernah Jun lakuin ke anak malang itu.

"Mungkin ini ngga akan menarik lagi kalau dia benar benar jatuh cinta,"


Tbc~


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TebirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang