01. Pengorbanan Sang Kakak

52K 2.8K 25
                                    

"Hidup itu keras, jadi jangan terlalu keras kepala. Lebih baik lunakkan hati dan plastikkan leher!"
-Liputan6.com

***

Seorang gadis membuka mata dengan perlahan. Ringisan kecil terdengar dari bibirnya yang pucat. Setelah membuka matanya dengan sempurna, mata biru gadis itu berkelana ke sekeliling ruangan yang ditempatinya.

"Gue di mana?" lirih gadis itu saat melihat tempat yang sangat asing baginya.

"Charlotte? Suaramu kah itu?!"

Seorang perempuan berumur sekitar dua puluh tiga tahun berteriak saat mendengar suara yang sangat ia rindukan tiga bulan terakhir.

Gadis itu tampak bingung melihat perempuan yang kini duduk di samping tempat berbaringnya. "Lo siapa?" tanya gadis itu.

"Lo? Siapa Lo? Aku Carmila."

"Carmila?" tanya gadis itu. Merasa sangat asing dengan nama itu.

"Ya, aku kakakmu." Carmila menjawab dengan menatap wajah adiknya yang tampak kebingungan. "Kau melupakanku?" tanya Carmila lagi.

'Apa? Carmila? Sejak kapan gue punya kakak cantik kayak dia? Kakak gue jelek, nggak jauh beda sama gue.' Gadis itu--Amel yang kini bersemayam di tubuh seseorang.

"Kau ingat siapa dirimu?" tanya Carmila kembali.

"Namamu Charlotte, Adikku. Kau tidak sadarkan diri setelah jatuh dari tangga istana," jelas Carmila sambil menatap Charlotte sedih.

Charlotte kini menatap Carmila yang terlihat sangat cantik meski wajah perempuan itu dipenuhi debu. Gadis itu langsung teringat sesuatu. 'Gue nggak asing sama nama gue sekarang,' batin Charlotte yang aslinya adalah Amel.

"Kita di mana, Kak?" tanya Charlotte.

Carmila sedikit tersentak saat mendengar ucapan adiknya. Perempuan itu terkejut sekaligus senang saat Charlotte memanggilnya dengan sebutan 'Kak' padahal dulu Charlotte tidak pernah menganggapnya sebagai saudari.

"Ki-kita di istana Raja Luther," jawab Carmila.

'Ah, Anjing. Bener kata gue, nggak salah lagi. Si Anjing! Kenapa gue harus jadi Charlotte?!' gadis itu tampak usang. Dia berusaha bangun tapi ditahan oleh Carmila.

"Kak! Ayo kita pulang, aku tidak mau di sini!" Charlotte meronta, bahkan dirinya hampir menangis saat mengingat narasi paragraf pertama di halaman terakhir novel.

Dia akan mati di tangan Lucifer! Putra dari Raja Luther yang akan naik takhta dan menjadi Tiran yang kejam dan bengis.

"Kenapa terburu-buru? Kau baru saja bangun. Kau harus mendapatkan istirahat cukup dulu agar bisa pulang," ujar Carmila.

"Kenapa aku bisa berada di sini?" tanya Charlotte, wajahnya masih terlihat panik.

"Bukankah kau sendiri yang datang ke sini untuk menemuiku?"

Charlotte menggeleng, dia sama sekali tidak tahu. Jelas dia tidak tahu karena dia bukalah Charlotte asli.

'Ck, setidaknya kasih gue ingatan lah tentang Charlotte, ya minimal sifat si Charlotte. Gimana gue bisa ngubah alur sedangkan gue sama sekali nggak pernah baca isi keseluruhan novel.'

"Kau benar-benar melupakan semuanya?" tanya Carmila.

Charlotte kembali mengangguk.

"Bagaimana sifatku dulu? Apa aku pemalas?" tanya Charlotte pada Carmila.

EMPEROR'S DOLL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang